kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Catat, waralaba kuliner masih bisa eksis di tahun 2021 ini


Sabtu, 30 Januari 2021 / 14:00 WIB
Catat, waralaba kuliner masih bisa eksis di tahun 2021 ini


Reporter: Lidya Yuniartha, Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama pandemi virus korona, bisnis makanan dan minuman adalah salah satu bidang usaha yang sanggup bertahan. Termasuk, usaha waralaba kuliner. 

Levita Supit, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), mencatat, bisnis waralaba bidang food and beverages (F&B) di masa pandemi Covid-19 hingga kini masih bisa bertahan. Padahal, selama pandemi berlangsung, terjadi pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi. 

"Bisnis ini masih tetap survive, karena masih bisa melakukan penjualan take away atau delivery. Bisnis ini pun berkembang dengan semakin banyaknya pemain di bidang F&B," katanya kepada KONTAN.

Levita melihat, bisnis waralaba mulai menggeliat kembali di paruh kedua tahun lalu. Sayangnya, dia tidak memerinci angka pertumbuhannya. 

Baca Juga: Bisnis kuliner diprediksi masih menjadi primadona waralaba pada 2021

Meski begitu, Levita khawatir, pertumbuhan waralaba kuliner bisa kembali stagnan di awal tahun ini. Penyebabnya, tak lain, kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sepanjang Januari hingga awal Februari nanti.  

Karena itu, ia berharap, program vaksinasi yang sudah berjalan bisa membangkitkan kembali bisnis waralaba di Indonesia.

Harapan Levita itu diamini oleh pemilik Tahu Taisi, Rosie Pakpahan.  Maklum, selama pandemi berlangsung, permintaan kemitraan Tahu Taisi langsung anjlok. Padahal sebelumnya, dia bisa menggandeng hingga delapan mitra setiap bulan. 

Tapi sekarang, cuma tiga sampai empat mitra Tahu Taisi saja per bulan. "Turun 50%. Tetapi tetap bersyukur karena masih bisa membantu orang-orang," ujar Rosie kepada KONTAN.

Untuk tetap bisa menggaet mitra, Rosie memberikan promo bertajuk New Normal kepada para partner Tahu Taisi yang akan bergabung. Namun, ia tidak memerinci jenis promosi itu.

Djoko Kurniawan, konsultan bisnis dan waralaba dari DK Consulting, juga melihat, mulai akhir tahun lalu para investor mulai masuk lagi ke bisnis waralaba. Bidang incaran para investor masih tetap bisnis kuliner. 

Itu sebabnya, bisnis F&B masih bakal terus dicari oleh investor waralaba di tahun ini. Soalnya, jumlah penduduk Indonesia sangat banyak, lebih dari 270 juta jiwa.
Lebih detail lagi, waralaba kuliner yang jadi incaran investor adalah dengan modal antara Rp 100 juta dan Rp 300 juta. Selain itu, gerai harus bisa menjajakan produk kuliner di rentang harga Rp 15.000 sampai Rp 25.000 per porsi. Karena, pasar di kisaran harga tersebut masih besar.

Supaya langgeng, Djoko menyarankan, pewaralaba bisa menampilkan produk kuliner baru. "Ini jadi faktor pembeda," sebutnya.

Pengamat usaha Erwin Halim juga setuju, usaha kuliner bisa eksis tahun ini di tengah pandemi. Tapi, bisnis kuliner yang bisa berkembang dan bertahan ialah  yang menjajakan makanan utama, bukan camilan.

Selanjutnya: Starbucks: Dari kedai kopi kecil hingga menjadi raksasa franchise minuman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×