Reporter: Dyah Megasari | Editor: Uji Agung Santosa
Natal sebentar lagi datang. Aneka pernik Natal pun sudah mulai diburu. Selain pohon cemara, tanaman khas Natal lainnya adalah kastuba. Tak cuma lebih murah ketimbang pohon cemara, warna kastuba yang merah cerah diyakini bisa menyemarakkan Natal. Petani pun siap meraup untung.
Tanpa pohon cemara bukan berarti perayaan Natal menjadi tak bersinar. Bila pohon cemara terlalu mahal bagi kocek Anda, pohon kastuba bisa menjadi alternatif untuk menyemarakkan Natal.
Kastuba termasuk tanaman pagar asal Meksiko. Belanda membawa masuk tanaman hias ini masuk ke Indonesia di zaman kolonial. Tanaman yang punya nama lain poinsettia ini cocok dengan iklim tropis Indonesia.
Makanya, tanaman ini cukup populer di berbagai daerah di Tanah Air. Ia pun memiliki banyak nama lokal. Sebut saja, pohon merah, bunga racunan, bunga denok, puring benggala, dan kedapa.
Warna-warna cerah pada daun-daun muda kastuba, yang memiliki nama latin euphorbia pulcherrima, memang cantik lagi menarik. Ia terlihat elok sebagai pajangan indoor dalam pot atau sebagai tanaman pagar di luar rumah. Keunggulan lain, kastuba tergolong mudah pemeliharaan dan pembiakannya.
Makanya, harga jual kastuba pun relatif miring dibandingkan pohon cemara. Sebagai perbandingan, harga pohon cemara asli bisa mencapai di atas Rp 100.000 per batang. Sedangkan harga kastuba hanya setengahnya. Barangkali karena pertimbangan harga itu pula, penjualan kastuba laris manis menjelang Natal.
Jika tak percaya, dengar saja pengalaman PT Saung Mirwan. Demi memenuhi pesanan dan mendapat kastuba yang cantik, perusahaan itu mengimpor kastuba langsung dari Meksiko.
Untuk mengantisipasi permintaan Natal tahun ini, Saung Mirwan sudah menyiapkan sekitar 8.000 pot kastuba, naik 10% dibanding tahun lalu. "Sampai hari ini sudah terjual 5.000 pot," kata Ina Marlina, staf bagian pemasaran Saung Mirwan.
Saung Mirwan membanderol harga Rp 25.000 per pot untuk kastuba ukuran 50 sentimeter (cm). Sedangkan untuk ukuran 70 cm, harganya Rp 50.000 per pot. "Kami hanya melayani pembelian di atas 100 pot," lanjut Ina.
Harga tersebut sudah sedikit naik ketimbang pada hari-hari biasa. "Biasanya, para pemburu kastuba adalah kalangan dekorator atau hotel," ungkap Ina.
Sutrisno, petani kastuba asal Bogor, juga mengaku ketiban rezeki Natal tahun ini. Dalam sehari, ia bisa mengantongi omzet sebesar Rp 3 juta. Penjualan kastuba ini naik 10% dibandingkan penjualannya pada Natal 2008. "Tahun sebelumnya memang tidak seramai tahun ini," ujar Sutrisno, dengan nada riang.
Memang, ia memasang harga sedikit miring dibandingkan harga tahun lalu, yakni dari kisaran Rp 25.000 sampai Rp 70.000 per pot. Sedangkan tahun lalu, Sutrisno mematok harga mulai dari Rp 30.000 per pot.
Sutrisno berharap, seminggu sebelum Natal tiba, permintaan kastuba bakal makin melonjak. Ujungnya, harganya juga bisa lebih mahal. "Sebaiknya membelinya jauh hari sebelum malam Natal," saran dia.
Bagi yang tidak merayakan Natal, kastuba juga terbilang menarik untuk menjadi hiasan rumah. Daunnya yang unik terlihat seperti bunga lantaran dapat berubah warna. Warna merah cerah menandakan daun kastuba yang masih muda.
Daunnya yang sudah menua akan berubah warna menjadi merah tua kehijauan. "Warna kontras hijau dan merah inilah yang membuatnya makin spesial di Hari Natal," tutur Sutrisno.
Sementara bunga kastuba sendiri terletak terletak di ujung dahan, berwarna putih kekuningan dan kecil. Agar warna daun tidak berubah menjadi pucat, Sutrisno menyarankan supaya para pembeli meletakkan pohon kastuba di tempat yang terkena sinar matahari, setidaknya tiga hari sekali.
Karena perawatannya mudah, kebanyakan orang tidak membuangnya setelah Natal usai. "Itu kelebihan lain kastuba ketimbang pohon cemara," tandas Sutrisno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News