kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,54   6,90   0.74%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China investasi karet di tiga negara Asia Tenggara


Sabtu, 17 Februari 2018 / 08:35 WIB
China investasi karet di tiga negara Asia Tenggara


Reporter: Abdul Basith | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar karet dunia dalam beberapa tahun ke depan akan berubah. Sebab saat ini, China sebagai negara importir karet terbesar dunia mulai berinvestasi pada perkebunan karet di kawasan Asia Tenggara.

Dengan kebutuhan karet rata-rata 4,3 juta ton per tahun, negara Tirai Bambu itu diketahui tengah melakukan penanaman karet di tiga negara tetangga yakni Myanmar, Laos dan Kamboja.

Total luas lahan perkebunan karet di tiga negara ini mencapai 5 juta hektare (ha) atau jauh lebih luas dari total luas kebun karet Indonesia yang seluas 3 juta ha. Apalagi kebun karet Indonesia, 90% diantaranya merupakan milik petani dengan produktivitasnya minim dan usia sudah tua. Sementara China akan mengelola perkebunan karet secara industri sehingga produktivitasnya lebih tinggi.

Oleh karena itu Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Azis Pane mengatakan, Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai ini. Pasalnya, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua Indonesia setelah Amerika Serikat (AS). Jika tidak diantisipasi maka ke depan pasar ekspor Indonesia berpotensi berkurang, pasca perkebunan karet milik China itu mulai menghasilkan.

"Bahkan saat ini saja, stok karet di China masih tinggi sehingga harga karet turun," ujarnya, Kamis (15/2).

Selain perkebunan karet milik investor China, Azis mengatakan, pemerintah juga perlu mewaspadai produksi karet Vietnam. Sebagai negara yang tidak tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC), Vietnam berpotensi menaikkan volume ekspor karet ke China. Hal ini dikhawatirkan akan menggesar posisi Indonesia sebagi negara pengekspor terbesar karet kedua ke China. "Indonesia bisa saja disusul Vietnam," terang Azis.

Apalagi jarak Vientam yang lebih dekat ke China menjadi pertimbangan efisiensi biaya logistik ke China. Selain itu, Laos juga melakukan ekspor karet melalui Vietnam sehingga ekspor Vietnam mencapai 1,25 juta ton lebih tinggi dibandingkan produksinya yang sebesar 1,1 juta ton.

Penguatan kerjasama dagang dinilai penting mengawasi perdagangan karet. Azis menilai negara Asia Tenggara perlu membuat kesepakatan perdagangan karet. Untuk menjaga harga karet, Indonesia juga harus mulai menggenjot industri hilir agar tidak terlalu bergantung pada pasar ekspor.

Direktur PT Kirana Megatara Tbk Daniel Tirta Kristiadi menambahkan, China memiliki peran strategis mempengaruhi harga karet global. Menurutnya dalam penentuan harga karet, Bursa Efek Shanghai menjadi patokan. "Posisi China sangat kuat dalam menentukan harga karet," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×