kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,31   0,90%
  • KOMPAS100 1.106   11,04   1,01%
  • LQ45 878   11,56   1,33%
  • ISSI 221   1,08   0,49%
  • IDX30 449   6,43   1,45%
  • IDXHIDIV20 540   5,72   1,07%
  • IDX80 127   1,45   1,15%
  • IDXV30 135   0,62   0,46%
  • IDXQ30 149   1,69   1,15%

Cuan lancar dari kursus berselancar


Senin, 07 Oktober 2013 / 15:54 WIB
Cuan lancar dari kursus berselancar
ILUSTRASI. Italian Dressing (Elena Vaselova/Shutterstock)


Reporter: Revi Yohana, Pratama Guitarra, Marantina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ribuan pantai yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia menjadi daya pikat banyak wisatawan, baik domestik maupun turis asing. Tempat-tempat itu memacu kian hidupnya industri pariwisata di tanah air.  Selain sekadar menikmati keindahan pantai, banyak turis yang senang menikmati arus pantai dengan berselancar atau surfing.
 
Padahal, tidak semua wisatawan bisa berselancar. Ini membuka peluang usaha bagi penyedia jasa kursus surfing. Salah seorang yang menggeluti usaha ini adalah Rista di Bali. Ia sudah menawarkan jasa kursus berselancar sejak 15 tahun silam di bawah bendera Belajar Surfing Bali (BSB).

Ia merintis usaha ini lantaran melihat tingginya jumlah wisatawan asing ke Bali. Banyak dari mereka tertarik karena ombak lautnya yang menantang untuk berselancar. Lagi pula, jumlah wisatawan juga terus bertambah. "Belajar surfing menjadi salah satu kegiatan yang paling digemari turis asing selama berlibur di sini," tutur perempuan 44 tahun ini.

Selain Bali, wilayah lain yang juga terkenal sebagai lokasi menarik untuk berselancar adalah Pelabuhan Ratu dan Pangandaran. Makanya, di wilayah ini pun bisnis kursus surfing juga tumbuh subur. Salah satunya,  Walaka Surfschool yang sudah beroperasi di Pelabuhan Ratu sejak 2008.

Pemiliknya, Didi membuka usaha ini, lantaran cukup akrab dengan dunia pantai. Ia pernah bekerja sebagai penyelamat pantai di kawasan itu selama belasan tahun. Makanya, ia piawai berselancar dan cukup memahami lika liku usaha ini. "Ombak di sini deras, tidak kalah dibanding Bali. Pengunjung pun cukup ramai. Makanya, saya menawarkan kursus belajar surfing," kata Didi.  

Didi menjadikan lokasi Pantai Cimaja sebagai tempat untuk berlatih selancar para peserta kurus. Ia mengklaim, Walaka Surfschool memiliki tenaga profesional yang berpengalaman lebih dari 20 tahun, dan bersertifikat pengajar internasional. "Beberapa pengajar pernah ikut kejuaraan surfing internasional," paparnya.

Peluang pasar yang bagus, membuat pemain baru pun bermunculan. Salah satunya, Ponky Sugiarto yang mendirikan Rocker Climber sejak awal tahun lalu. Ponky menyediakan jasa kursus surfing di kawasan Batu Karas, sekitar Pangandaran dan Green Canyon.  

Meski baru berdiri, Ponky menilai peminat kursus surfing cukup tinggi. "Di Pantai Batu Karas, ombaknya besar, tetapi ada teluk yang memiliki area menjorok, sehingga relatif aman untuk pemula berlatih," ujarnya.   

Sejatinya, pemilik usaha kursus surfing tak selalu orang yang mahir berselancar, karena tak harus turun tangan mengajar. Ponky misalnya, hanya memahami dasar-dasar surfing.

Sedangkan, untuk melatih peserta, ia merekrut lima instruktur yang sudah berpengalaman. "Saya pilih orang-orang yang sudah sering ikut lomba surfing," beber pria kelahiran 22 tahun silam ini.

Rista mengamininya. Menurutnya, ia tak mahir berselancar. Untuk mengajar peserta kursus ia memperkerjakan lima instruktur surfing berpengalaman.

Membidik pemula

Kebanyakan penyedia jasa kursus memilih target pasar yang spesifik, yakni tingkat pemula. Ini lantaran permintaan terbanyak berada di segmen ini. Maklum, kata Ponky, kebanyakan turis yang sudah bisa dasar-dasar surfing akan membeli papan selancar, dan latihan sendiri ke tempat lain yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.

Itu sudah di luar kawasan pantai tempat kami beroperasi," ungkap pria lulusan Universitas Diponegoro ini.

Menurut Ponky, secara umum ada lima tingkatan belajar surfing. Namun, di Rocker Climber hanya mengajarkan sampai dua tingkatan untuk pemula. "Karena level pemula yang paling banyak peminat dan keterbatasan lokasi," ujarnya.

Tingkat pertama ditujukan bagi mereka yang nyaris belum mengetahui tentang berselancar. Peserta akan diajar cara berselancar di tempat-tempat berombak kecil yang rata-rata berada di pinggir pantai utara.

Lalu, tingkatan dua, bagi yang sudah mulai paham berselancar. Mereka ini sudah bisa latihan seperti di tempat-tempat pantai selatan pulau Jawa.

Ponky mengklaim, sehari belajar, biasanya peserta sudah bisa berdiri di atas papan selancar di perairan.  Untuk kursus ini, ia mengutip biaya mulai Rp 200.000 per orang per hari. Biaya tersebut sudah termasuk sewa papan selancar dan pengajar. Selain itu, ia menyediakan paket belajar selancar sekaligus wisata kawasan Pangandaran bertarif Rp 500.000 - Rp 800.000 untuk dua malam.

Rista juga menyatakan bahwa mayoritas permintaan yang masuk ke BSB, yaitu untuk mengajar pemula, termasuk mereka yang ingin belajar selancar hanya untuk mengisi liburan. Rista mengaku, sekitar 70% murid di tempatnya justru turis lokal, sisanya turis asing.

Ia menilai, hal ini terkait erat dengan segmen pasar yang dibidiknya. BSB menyasar kalangan pemula dari kelas menengah ke bawah. Makanya, ia menyesuaikan tarif yang terjangkau masyarakat kelas menengah. "Kelas profesional lebih banyak digeluti pemain asing, yang menyasar target peserta turis asing," ungkapnya.

Menurut Rista, biasanya peserta pemula ingin sekali langsung bisa dalam sekali belajar. Makanya, ia menjamin peserta kursus bisa berdiri di atas papan selancar dalam sekali pertemuan. Sekali pertemuan berlangsung 2 jam hingga 2,5 jam.

Awalnya diajarkan pengetahuan ombak laut. Lalu, cara mengambil ancang-ancang hingga berdiri di papan. Setiap peserta yang belajar di BSB dipatok tarif berkisar Rp 250.000-Rp 450.000 untuk sekali pertemuan.

Seperti halnya BSB dan Rocker Climber, penyedia jasa kursus Walaka Surfschool pun lebih banyak mengincar kalangan pemula. Kata Didi, di tempatnya bahkan ada kelas untuk anak-anak.

Didi menjelaskan, ada dua teknik utama yang diajarkan dalam kursus surfing di Walaka. Pertama, teknik paddling, yaitu berbaring di atas papan seluncur dengan menggerakkan kedua tangan.

Kedua, teknik popping up, yaitu bagaimana cara berdiri cepat di atas papan selancar.  Sama seperti kedua penyedia kursus lainnya, Didi pun menjanjikan, peserta kursus sudah bisa berdiri di atas papan selancar hanya dengan satu hari latihan. "Bahkan, saya targetkan peserta sudah bisa berselancar dalam sehari, namun belum begitu mahir," ungkapnya.

Dalam sekali pertemuan kursus, Didi mematok biaya Rp 350.000 untuk peserta dewasa, dan Rp 250.000 untuk anak-anak. Dari tempat pelatihan berselancar ini, dia bisa meraup omzet sekitar Rp 15 juta perbulan.

Sementara, Rista bilang, dalam seminggu, bisa menerima sekitar 5-10 peserta kursus. Maka, ia bisa meraup omzet hingga sekitar Rp 12 juta sebulan.

Peserta kursus di tempat Ponky bahkan bisa mencapai 10-20 orang per minggu. Tak heran, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 20 juta-
Rp 25 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×