kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cuan mengkilat dari limbah motor gede


Minggu, 12 Agustus 2018 / 13:05 WIB
Cuan mengkilat dari limbah motor gede


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Tak banyak orang mengetahui bahwa limbah motor besar (moge) ternyata masih punya nilai jual, khususnya bagi para pecinta otomotif.

Limbah moge bisa digunakan kembali untuk memodifikasi sejumlah jenis motor non-moge. Peluang itulah yang digarap oleh Januar Putro Giri, pemilik Limbah Moge Indonesia asal Solo, Jawa Tengah.

Ia menggarap bisnis limbah Moge sejak 2011 silam. Kini, Januar memiliki beberapa bengkel rekanan di Jakarta, Bekasi dan Bandung yang telah menjadi pelanggan tetapnya.

“Mulai bisnis ini karena memang dari dulu saya hobi otomotif. Lalu tahu dari beberapa orang bengkel yang suka modifikasi motor, mereka suka cari spare part moge bekas,” jelasnya.  

Januar mendapatkan pasokan limbah moge dari dalam maupun luar negeri. “Jadi kalau di kalangan pecinta otomotif, limbah moge yang biasanya bisa dipakai lagi itu dari moge buatan Jepang dan Italia,” tuturnya.

Permintaan limbah moge selama ini banyak datang dari penggemar otomotif yang hobi memodifikasi motornya.
Pelanggan Limbah Moge Indonesia datang dari hampir seluruh kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Medan, Aceh, Kalimantan, Sulawesi sampai Maluku.

Bahkan, Januar mengatakan, dirinya beberapa kali pernah mendapat pesanan dari luar negeri seperti Malaysia dan Filipina. Jenis motor yang biasanya dipadukan dengan limbah spare part moge adalah motor jenis sport bermesin 250 cc dan 400 cc.

“Kebanyakan memang motor sport seperti Ninja, tapi bisa juga diaplikasikan di motor bebek seperti Supra. Karena digunakan sebagai pelengkap modifikasi, jadi cuma spare part bagian tertentu saja yang digunakan. Seperti shockbreaker bagian depan, swing arm dan velg,” jelasnya.

Meski tergolong barang bekas, harga limbah spare part moge masih dibanderol cukup tinggi, mulai dari Rp 50.000-Rp 850.000 untuk komponen kecil seperti baut, selang, master rem depan, dan sebagainya. Untuk komponen besar seperti velg, swing arm, knalpot, shockbreaker dan sebagainya dibanderol mulai Rp 2,5 juta hingga puluhan juta rupiah.       

Januar mengakui jika pasar limbah moge di tanah air masih sangat potensial. Dia bisa mengantongi omzet hingga ratusan juta rupiah saban bulannya.

Akan tetapi, Januar bilang, tidak semua bengkel punya keahlian untuk memodifikasi motor lokal dengan limbah spare part moge. Hanya sejumlah bengkel tertentu saja yang ahli dalam memodifikasinya.

“Tidak semua bengkel bisa modifikasi, ukuran spare part moge dengan motor non-moge atau lokal kan beda, jadi harus dipotong dan disesuaikan dengan ukuran motor lokal. Hanya bengkel tertentu saja yang bisa pas kalau memotong. Kebanyakan bengkel itu ada di Pulau Jawa,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×