kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Cukup klik, sofa tiba di depan mata


Sabtu, 07 November 2015 / 10:50 WIB
Cukup klik, sofa tiba di depan mata


Reporter: Marantina | Editor: Tri Adi

Bisnis jual beli lewat internet atau e-commerce memang bukan hal baru di Indonesia. Beberapa tahun terakhir, perkembangan transaksi daring ini cukup menggembirakan. Tak heran, bila situs jual beli daring bermunculan.

Rasa-rasanya tak ada lagi barang yang tak bisa ditemukan dan dibeli lewat jalur daring alias dalam jaringan (internet). Mau beli keperluan rumahtangga, barang elektronik, busana, serta memesan tiket pun tersedia di internet. Demikian pula dengan produk furnitur.

Dunia e-commerce semakin lengkap dengan hadirnya Fabelio, situs yang menawarkan kemudahan berbelanja furnitur.  Fabelio baru resmi diluncurkan 1 Juni lalu. Konsep e-commerce ini ialah one stop shopping untuk keperluan furnitur rumah.

Christian Sutardi, Co-Founder Fabelio, mengatakan, ia dan beberapa pendiri Fabelio lainnya mulai memikirkan konsep Fabelio sejak Maret. Saat bisnis ini masih dalam tataran ide, Christian dan rekan-rekannya mendapat pendanaan dari beberapa pemodal yang dipimpin 500 Startups pada April. Tak main-main, nilainya mencapai US$ 500.000.

Jill Bobby, Head of Content Fabelio, menuturkan, teknologi maju amat cepat. Dus, Fabelio tak mau berlama-lama untuk mengembangkan usahanya. Dua bulan setelah mendapat pendanaan, situs Fabelio.com pun diluncurkan.

Christian menuturkan, dalam suatu negara, e-commerce berevolusi secara bertahap. Produk awal yang biasanya ditawarkan ialah barang konsumsi, kemudian diikuti pemesanan tiket kendaraan atau reservasi penginapan. Selanjutnya, tahap produk fashion dan kecantikan, seperti yang dilakukan Zalora dan BerryBenka. “Tahapan keempat ialah produk furnitur, jadi kami merasa tahun ini waktu yang tepat untuk meluncurkan e-commerce furnitur,” terang pria berdarah Jerman itu.

Mengusung konsep one stop shopping website, Fabelio menjual berbagai produk furnitur untuk ruang tamu, kamar tidur, hingga ruang makan. Hingga kini, produk Fabelio lebih dari 300 stock keeping unit (SKU). Ratusan furnitur itu dibanderol mulai Rp 500.000–Rp 9 juta per unit. Christian bilang, produk yang paling sering dibeli ialah sofa untuk dua orang, ranjang, meja makan, coffee table, dan credenza alias meja TV.

Fabelio memang menyasar pasangan muda yang baru menempati rumah dengan usia mulai 25 tahun. Pembeli produk Fabelio tersebar di seluruh Indonesia, bahkan ke beberapa negara tetangga.

Bila masuk ke website Fabelio, Anda akan langsung ditawari voucher Rp 100.000 yang bisa digunakan untuk transaksi pertama di situs tersebut.

Menurut Christian, keunggulan Fabelio terletak pada layanan konsumen. Dia menyebutkan beberapa layanan Fabelio yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan furnitur lainnya, seperti pengiriman barang gratis, pengembalian produk gratis dalam 14 hari, serta garansi selama enam bulan.

Walaupun layanan ini terbatas pada pembeli di Jabodetabek, Christian mengklaim, belum ada perusahaan furnitur lokal yang berani menawarkan layanan tersebut. Meski tak menyebutkan jumlah penjualan selama lima bulan terakhir, Christian mengatakan, saban bulan terjadi pertumbuhan pembelian hingga 100%.


Pendanaan
Membangun startup memang berkaitan erat dengan pendanaan. Kebanyakan startup di Indonesia masih mendanai usahanya sendiri alias menggunakan sistem bootstrap. Pasalnya, tak mudah meyakinkan perusahaan modal ventura untuk mendanai sebuah startup. Tahun lalu saja, tak sampai 40 startup yang berhasil mendapat pendanaan investor. Beruntung bagi Fabelio, karena pendanaan tampaknya bukan masalah bagi startup ini. Bahkan sebelum situsnya meluncur, Fabelio berhasil mendapatkan pendanaan dari sejumlah investor yang dipimpin oleh 500 Startups.

Christian bilang, banyak faktor yang menyebabkan itu bisa terjadi. Yang terutama tentu para pemodal melihat prospek yang luas dari bisnis yang dijalankan. Menurut perkiraan Christian, potensi pasar furnitur di Indonesia mencapai US$ 5 miliar per tahun. “Dan angka ini terus bertumbuh,” ucap dia. Dus, tak heran bila investor berani mendanai Fabelio dengan jalan sebagai pemegang saham perusahaan furnitur itu. Di samping itu, Christian bilang, jaringan juga jadi faktor penting untuk mendapatkan pendanaan.

Christian bukanlah nama baru di dunia startup. Sebelum Fabelio, ia turun tangan dalam sejumlah startup, seperti Foodpanda dan Lolabox. Bahkan, lulusan jurusan Banking & Finance dari Universitat Hamburg, Jerman, ini pernah bergabung dalam perusahaan modal ventura Monk’s Hills Ventures.

Demikian pula dengan CEO Fabelio Krishnan Menon, yang pernah tergabung dalam sejumlah startup, yaitu Freecharge, Lazada, dan Zalora. Pendiri Fabelio lainya ialah Marshall Utoyo, pendiri co-working space Conclave dan Srivinas Sista, yang pernah bekerja di grup Lazada. “Pemodal tentu ingin bekerjasama dengan orang yang mereka kenal,” tutur Christian.

Modal yang besar itu, kata Christian, sebagian besar digunakan untuk merekrut tim Fabelio. Perusahaan ini memang tak mengurus produksi furnitur. Fabelio mempekerjakan beberapa desainer andal untuk produk-produknya. Lantas, desain itu dibawa pada para perajin yang bekerjasama dengan Fabelio. “Perajin tersebutlah yang memproduksi produk Fabelio,” sebutnya.

Hingga kini, Fabelio bekerjasama dengan 15 perajin furnitur di Jawa. Christian menjelaskan, tim Fabelio mendatangi para perajin furnitur satu per satu. Kemudian, tim Fabelio menawarkan kerjasama sesuai dengan bujet per produk. “Kalau mereka menyanggupi, kami ajak mereka bergabung untuk tenaga outsource,” kata dia.

Selanjutnya, Fabelio punya armada sendiri yang mengirimkan produk mereka dari warehouse mereka di Jakarta. “Pengiriman dilakukan ekspedisi in house,” terang Jill.

Ia mengakui, Fabelio harus menghadapi tantangan untuk mengedukasi pasar untuk terbuka pada alternatif berbelanja furnitur secara daring. Beberapa strategi branding yang dilakukan Fabelio, antara lain mengikuti bazar dan pameran furnitur. "Di samping itu, kami juga selalu menggunakan media digital untuk memperkenalkan Fabelio pada pasar," katanya.


Konsep scandinesian
Untuk menciptakan furnitur yang nyaman dan tampak unik, Fabelio mengusung konsep scandinesian. Konsep ini merupakan perpaduan gaya Skandinavia dan Indonesia. Jill mengungkapkan, konsep scandinesian dipilih karena selama ini belum banyak perusahaan furnitur yang fokus mengembangkan gaya Skandinavia di Indonesia. Nah, Fabelio menggabungkan dengan karakter Indonesia agar konsep ini bisa lebih diterima. Selain itu, Fabelio menggunakan bahan lokal untuk pembuatan produknya, misalnya kayu jati.

Konsep skandinavian kerap digunakan untuk membuat furnitur dengan potongan ringan, warna terang, tanpa ornamen berlebihan. Konsep ini kerap digunakan untuk menciptakan hunian yang minimalis tapi tetap modern.

Di masa mendatang, Fabelio sudah punya perencanaan untuk mengembangkan bisnisnya. Awal tahun depan, Fabelio akan membuka tiga cabang baru di Jakarta dan Surabaya. Christian tak menutup kemungkinan Fabelio akan kembali membutuhkan pendanaan dari investor yang tertarik bergabung dengan startup ini.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×