kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.949   -80,00   -0,50%
  • IDX 7.196   15,60   0,22%
  • KOMPAS100 1.104   1,48   0,13%
  • LQ45 874   -1,27   -0,15%
  • ISSI 222   2,19   1,00%
  • IDX30 446   -1,13   -0,25%
  • IDXHIDIV20 539   0,14   0,03%
  • IDX80 127   0,10   0,08%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 149   0,06   0,04%

Dari Aroma Terapi, Merambah Produk Kecantikan


Sabtu, 26 Oktober 2024 / 09:05 WIB
Dari Aroma Terapi, Merambah Produk Kecantikan
Produk-produk aroma terapi Denara Bali.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. pepatah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, seolah pas menggambarkan sepak terjang Denara Bali. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pembuat produk kecantikan asal Bali ini bisa bangkit, meski sempat bangkrut.

CV Denara Duta Mandiri atau Denara Bali dibangun oleh pasangan suami istri Made Diksa Wimona dan Ni Wayan Kesumawati Dewi pada 1997.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) Denara Bali Sathya Narayana, yang masih satu keluarga dengan para pendiri, mulanya Denara Bali hanya menjual produk aroma terapi dan dupa untuk kebutuhan masyarakat setempat.

Usaha berjalan beberapa tahun tersebut, ternyata sempat kolaps di 2005 lantaran masalah arus kas. Penyebabnya, karena ada pembayaran tersendat dari para pelanggannya.

"Saat itu, sempat bangkrut, karena cash flow tidak lancar," ungkapnya kepada KONTAN belum lama ini.

Baca Juga: Dari Parfum, Siap Rambah Butik & Resor

Tak mau terus terpuruk, Made Diksa dan Wayan Kesumawati memutar otak agar usaha yang sudah mereka rintis tersebut tidak hilang. Secara perlahan, mereka mengumpulkan modal dan memulai kembali produksi aroma terapi dan dupa. Hingga akhirnya, Denara Bali bisa mendirikan sebuah pabrik kecil. 

"Pabrik untuk memenuhi regulasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," sebut Sathya. 

Baru saja bangkit, badai pandemi Covid-19 mengadang bisnis Denara Bali. Saat pandemi, usaha ini sempat terganggu dan membuat Sathya terpaksa menerapkan pembagian kerja bagi karyawannya lantaran produksi aroma terapi dan dupa merosot kala itu. 

"Tetapi, syukurnya, kami tidak sampai ada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada saat itu," ucapnya.

Meski terganggu, Denara Bali tidak patah arang. Cara pemasaran yang kerap banyak pebisnis lakukan saat pandemi, yakni memanfaatkan saluran digital, juga mereka lakoni. Dan, strategi pemasaran ini bisa menjaga laju bisnis Denara Bali.

Untuk tetap menjaga roda bisnis berputar, Denara Bali melakukan pengembangan bisnis. Yakni, memperluas bagian pemasaran, quality control, riset dan pengembangan, juga akuntansi. Termasuk, merambah ke produk kecantikan.

Hasilnya, Denara Bali memproduksi beragam produk. Seperti scrub, body lotion, sabun, bath salt, body butter, body massage

Sathya mempastikan, Denara Bali terus mengeluarkan produk kecantikan lainnya, Salah satunya yang akan rilis akhir tahun ini adalah produk wewangian dan produk perlindungan kulit dari sinar Matahari.

Langkah ekspansi ini setelah melihat hasil yang sudah mereka raih. Dari sisi pasar, produk Denara Bali sudah tembus pasar ekspor, yakni Inggris, Amerika Serikat, serta Kanada. 

Sathya pun menargetkan omzet Denara Bali tahun ini bisa sama dengan tahun lalu mencapai Rp 4,1 miliar.

Selanjutnya: Israel Lancarkan Serangan ke Ibukota Iran, Target Sasaran Fasilitas Militer

Menarik Dibaca: Promo BCA Diskon 50% di 11 Toko Kopi Berbeda dari Kopi Kenangan-Saturdays

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×