Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Siapa yang tak senang menuai untung besar dari hobi yang ditekuni menjadi bisnis. Berkat kegemaran merangkai bunga, Tiffany Mayliana berhasil menumpuk omzet ratusan juta dari bisnis hampers.
Bisnis florist dan hampers ini ia rintis pada tahun 2010, menjelang Tahun Baru Imlek. Adat saling mengirimkan hantaran maupun karangan bunga menjadi peluang bagi Tiffany. Apalagi, sang ibunda punya usaha makanan. "Saya ingin membuat kue bikinan Ibu cantik, baik rasa dan penampilannya," ujar dia.
Usai Imlek, tak disangka pesanan terus mengalir hingga Idul Fitri dan Natal. Tak hanya itu, pelanggannya juga memesan hantaran untuk pernikahan, kelahiran bayi, ulang tahun dan lainnya.
Akhirnya, tak hanya pelanggan ritel, sejumlah perusahaan juga memesan parsel di PFC Hampers, merek dagangnya. Order pun berdatangan dari luar kota.
Perempuan 26 tahun ini mengaku mendapat pesanan berkisar 400-500 paket dalam bulan-bulan biasa. Menjelang hari besar , order bisa berlipat empat hingga lima kali lipat.
Tiffany mengatakan, korporasi biasanya akan memesan paket hantaran minimal 20 paket untuk bingkisan Lebaran atau Natal. Tapi, khusus untuk momen Imlek, para perusahaan akan menurunkan jumlah bingkisan, namun menaikkan anggaran per parsel.
Salah satu kelebihan PFC Hampers adalah desain custom dengan jumlah tertentu. Para pelanggan pun dapat meminta tambahan identitas seperti logo perusahaan dalam paket bingkisan. Biasanya, pesanan datang sebulan sebelum hari besar tiba.
Namun, berbeda saat Imlek. Pesanan justru datang mendekati hari raya. Namun, ramainya pesanan bisa mencapai perayaan Cap Go Meh.
Tiffany mematok harga parsel mulai Rp 85.000 hingga belasan juta per paket. Sayang, ia enggan mengungkap pasti jumlah omzetnya.
Kini, Tiffany sudah mempekerjakan enam karyawan. Bila ramai pesanan, dia akan merekrut para freelancer. Untuk memastikan kualitas, dia masih ikut terjun dalam disain hingga pengemasan.
Musibah banjir berbuah kepercayaan dari pelanggan
Bukan tidak mungkin, merintis usaha dengan modal kecil. Dari uang tabungan sebesar Rp 200.000, Tiffany Mayliana mengawali usaha coklat Imlek, tahun 2009. Lantaran dibuat sendiri, dia mendesain sendiri bentuk coklatnya.
Dari hasil berjualan coklat ini, Tiffany membuka florist setahun kemudian. Meski ketrampilannya merangkai bunga segar ini dia dapat secara otodidak, namun rangkaian bunganya mendatangkan banyak pelanggan.
Dari sinilah, dia melihat peluang untuk berkreasi pada bisnis hampers. Apalagi, Sang Ibu pandai membuat kue. Tiffany pun memberi sentuhan cantik lewat kemasan. Seluruh usaha ini lantas digabung dalam bendera PFC Hampers.
Sejak awal berjualan, Tiffany mengandalkan penjualan online. Awalnya, lewat Blackberry Massanger, kemudian dia membuka lapak di Facebook. Dia pun berkisah, saat itu pasar masih belum teredukasi dan percaya dengan sistem jual beli online, sehingga dia sering dipermainkan oleh konsumen. Contohnya, produk tidak kunjung dibayar oleh pelanggan lantaran takut tertipu.
"Saat itu banyak sekali konsumen yang hit and run, yang menjadi pembeli serius itu dapat dihitung dengan tangan," kenangnya. Tidak pernah merasa kapok, perempuan berambut panjang ini tetap teguh menjalankan bisnisnya.
Agar konsumennya percaya kepadanya, Tiffany mengantarkan sendiri barang pesanan. Dia juga menjaga kepercayaan dengan mengantarkan pesanan sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.
Termasuk saat banjir besar melanda Jakarta empat tahun lalu, Tiffany tetap memenuhi pesanan. Dia mengambil sendiri keranjang dan boks dari para pemasok yang tak bisa mengirimkannya akibat terkepung banjir. Saat itu, dari target 200 keranjang, dia hanya bisa mendapat 80 keranjang. "Yang terselamatkan dari banjir hanya itu. Banjir mengakibatkan pasokan terganggu, tapi kalau saya tak memaksakan diri, konsumen akan lari semua," kata Tiffany.
Apalagi, saat itu, dia melihat usahanya sedang berkembang. Usahanya ini pun berbuah manis. Momen banjir itulah yang mendongkrak kepercayaan para pelanggan, hingga pesanan parsel terus mengalir.
Menjaga kepuasan konsumen dengan desain baru
Salah satu kunci keberhasilan sebuah bisnis adalah kepuasan konsumen. Begitu pula dalam bisnis parsel seperti yang Tiffany Mayliana geluti. Sebab, konsumen akan kembali jika mereka puas dengan hasil kreasi PFC Hampers.
Oleh karena itu, Tiffany selau berusaha menyegarkan desain hampersnya. Selain untuk mengusir kebosanan, ia juga harus mengikuti tren yang berkembang dalam seni dekorasi.
Untuk itu, Tiffany rajin menggali ide desain. Selain dari pengamatan lingkungan sekitar, ia juga aktif berselancar di dunia maya. "Jika saya melihat ada barang yang unik, dari situ muncul ide dan saya coba kembangkan menjadi kreasi baru," tuturnya. Demi kepuasan konsumen pula, perempuan berambut panjang ini juga selalu menerima komplain dan masukan untuk mengukur serta memperbaiki usahanya.
Memilih menjadi pengusaha diusia muda, rupanya membuat perempuan 26 tahun ini sempat merasa kurang percaya diri saat melihat banyak pemain lama yang lebih dulu eksis. Namun, dengan tekad dan semangat sang suami, ia mampu bertahan hingga usaha berjalan langgeng.
Maklum, persaingan bisnis hampers sudah sangat ketat dan bahkan tak sehat. Misalnya, banyak pihak tidak bertanggung jawab yang sengaja mengambil foto produk yang diunggahnya di Instagram dan diakui sebagai produk milik mereka.
Tindakan ini cukup merugikan karena dapat menurunkan kepercayaan konsumen, saat pengusaha tersebut memberikan produk dengan kualitas dibawahnya. Sebagai antisipasi dia pun selalu membubuhkan watermark merek usahanya pada setiap foto di akun resminya.
Kedepan, Tiffany berharap dapat berekspansi dengan menambah workshop di Jakarta. Sebab, workshop sekarang sudah tidak dapat menampung kegiatan saat permintaan sedang tinggi. Selain itu, dia juga ingin membuka cabang di kota besar lainnya, seperti Surabaya.
Kantor cabang ini akan memudahkan konsumen di sana untuk mengambil barang serta membeli hampers stok sudah jadi di galeri. Sayang, Tiffany belum menjelaskan kapan pembukaan cabang ini bakal dia lakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News