kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,35   5,75   0.58%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari Salatiga, Dtech Engineering mengerjakan proyek desain teknologi ke mancanegara


Kamis, 01 April 2021 / 07:15 WIB
Dari Salatiga, Dtech Engineering mengerjakan proyek desain teknologi ke mancanegara


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Berjualan inovasi mungkin tak pernah terpikirkan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Terutama mengingat masih rendahnya indeks inovasi Indonesia membuat daya saing inovasi Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara yang telah terkenal dengan teknologinya seperti Jerman dan Amerika Serikat.

Namun, hal itu tak menjadi alasan bagi Dtech Engineering untuk mundur dari industri inovasi dunia. Mengandalkan situs crowdsourcing, Dtech Engineering masuk ke pasar global untuk mengerjakan proyek desain teknologi. Perusahaan yang berbasis di Salatiga, Jawa Tengah itu justru mendapatkan proyek pertama dari Jerman yang semakin membuka jalan Dtech Engineering di industri tersebut.

Hingga saat ini perusahaan yang berdiri pada tahun 2009 itu tercatat telah mengerjakan 300 proyek dari 150 lebih mitra di lebih dari 30 negara. Beberapa proyek yang pernah dikembangkan oleh Dtech Engineering beragam seperti teknologi drone, kereta, hingga pesawat. Dtech Engineering juga sempat mengikuti perlombaan di bidang inovasi teknologi yang membuat namanya semakin memiliki kredibilitas di sektor tersebut.

Dtech Engineering mendapatkan juara pertama pada tantangan desain bracket mesin jet yang ringan. Tak hanya sekali, Dtech Engineering juga berhasil menyabet juara pertama pada perlombaan desain inspeksi mesin jet yang bermanfaat bagi industri penerbangan. Perusahaan yang didirikan oleh Arfi’an Fuadi, seorang lulusan SMK, itu mengalahkan sebanyak 40 tim riset yang berasal dari berbagai penjuru dunia.

Baca Juga: Revisi aturan menteri segera terbit, bisnis hotel di rest area bisa berkembang

Industri desain teknologi disebut sangat menjanjikan bagi pendapatan Dtech Engineering. Pada masa awal berdirinya, dengan karyawan sebanyak 8 orang, Dtech Engineering telah meraup omzet hingga Rp 200 juta hingga Rp 300 juta per bulan.

Pada tahun 2018, Dtech Engineering memutuskan untuk tak hanya berada pada sektor desain produk teknologi. Perusahaan tersebut terjun langsung ke sisi produksi teknologi yang selama ini masih dilakukan dilakukan di sejumlah negara di luar Indonesia. Semangat meningkatkan indeks inovasi Indonesia membuat Dtech Engineering kembali ke lokal.

Dtech Engineering meluncurkan mesin Computer Numerical Control (CNC) secara komersil pada tahun 2020 lalu. Sebagai perusahaan di Indonesia yang pertama kali berhasil membuat mesin CNC, Dtech Engineering memanfaatkan hal tersebut untuk mengembangkan inovasi bekerja sama dengan perguruan tinggi.

Berkat lahirnya mesin tersebut,Dtech Engineering telah dapat memproduksi sejumlah alat suku cadang mesin. Meski dalam risetnya memakan waktu hingga dua tahun, Dtech Engineering telah mampu meraup keuntungan dengan penjualan hingga lebih dari 18.000 produk.

Saat ini, Dtech Engineering merangkul mahasiswa dari Akademi Teknik Wacana Manunggal, Salatiga yang dapat membayar kuliah melalui inovasi. Nantinya inovasi yang dikembangkan menjadi produk yang dapat dijual. Tidak hanya untuk membayar kuliah, hasil inovasi tersebut juga dapat dimanfaatkan menjadi pemasukan bagi mahasiswa.

Baca Juga: Tren UMKM yang menjadi rekanan OVO pada 2020 terus meningkat

Dari pengembangan mesin CNC, saat ini omzet Dtech Engineering dapat melejit mencapai Rp 1,4 miliar per bulan. Saat ini perusahaan tersebut menampung sebanyak 60 orang pekerja dan menargetkan omzet dapat mencapai Rp 3,2 miliar per bulan. Fokus dalam produksi inovasi teknologi, Dtech Engineering saat ini hanya melayani desain teknologi bagi mitra lama.

Tak berhenti usai mengembangkan mesin CNC, Dtech Engineering juga akan mengembangkan kendaraan listrik atau electric vehicle. Perusahaan menargetkan riset mengenai kendaraan listrik akan mulai dilakukan pada September 2021 mendatang. Besarnya potensi kendaraan listrik dan sedikitnya pemain, membuat Dtech Engineering melihat kesempatan tersebut.

Kesuksesan Dtech Engineering diharapkan akan dapat memicu munculnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang teknologi. Sehingga nantinya produk teknologi akan dapat dikembangkan keseluruhan baik dalam proses desain hingga produksi dapat dilakukan di Indonesia. Besarnya nilai impor produk teknologi yang mencapai Rp 2.000 triliun per tahun menjadi peluang bagi berkembangnya inovasi di Indonesia.

Baca Juga: Pemulihan ekonomi bisa lebih cepat berkat sinergi yang kuat

Tak terpengaruh pandemi Covid-19

Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi UMKM di Indonesia. Pandemi virus corona (Covid-19) tak hanya memicu krisis kesehatan tetapi juga krisis ekonomi yang menerpa seluruh dunia termasuk Indonesia.

UMKM disebut banyak yang harus gulung tikar akibat tekanan ekonomi tersebut. Meski begitu, sektor teknologi disebut memiliki peluang yang semakin besar di tengah tekanan ekonomi tersebut. Terbukti sejak Agustus 2020 Dtech Engineering menyelesaikan mesin CNC, keuntungan berhasil didapatkan.

“Gak terpengaruh sama sekali, teknologi industri ini di awal pandemi terpukul tapi setelah itu langsung naik,” ujar Arfi’an kepada KONTAN.

Keunggulan Dtech Engineering yang memanfaatkan produksi di tingkat lokal juga meminimalisir biaya logistik. Oleh karena itu, harga produk yang dihasilkan Dtech Engineering dapat lebih kompetitif.

“Ongkos masnufacturing kita banyak lokal jadi produk kita lebih kompetitif,” terang Arfi’an.

Guna mengembangkan usahanya, Dtech Engineering juga aktif berkontribusi pada sektor pendidikan terutama SMK. Sisem pendidikan yang berkelanjutan membuat pelajarnya berpacu untuk ikut mengembangkan inovasi sehingga dapat menggenjot produk teknologi maju di Indonesia.

Selanjutnya: Lima bank bersinergi dengan Esta Corporations salurkan kredit Rp 200 miliar ke UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×