kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Dari Singkong ke Cuan: Resep Sukses Kripik Jet Kolet Mukibam Asal Magelang


Minggu, 11 Mei 2025 / 08:20 WIB
Dari Singkong ke Cuan: Resep Sukses Kripik Jet Kolet Mukibam Asal Magelang
ILUSTRASI. UMKM Kripik Singkong Jet Kolet milik Pak Mukibam asal Borobudur


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - MAGELANG. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kripik Jet Kolet milik Pak Mukibam menjadi contoh nyata bahwa ketekunan dan pemanfaatan kearifan lokal dapat menciptakan usaha yang berkelanjutan.

Selama 15 tahun terakhir, usaha ini konsisten memproduksi kripik singkong khas dengan tekstur tipis dan rasa gurih yang menjadi daya tarik utama.

Baca Juga: Cara Pesan Tiket Festival Lampion Waisak Candi Borobudur 2025 dan Ketentuannya

Setiap hari, sekitar 300 kilogram singkong diolah di rumah produksi milik Pak Mukibam. Proses produksi dimulai pukul 07.30 pagi hingga sekitar pukul 16.00 atau 17.00 sore, tergantung volume kerja.

Tahapan produksi dilakukan secara telaten, mulai dari mencuci, mengupas, merebus, menaburi garam, menggiling, hingga menggoreng singkong.

Menariknya, tidak semua jenis singkong dapat digunakan. Hanya singkong berkualitas tertentu yang mampu menghasilkan kripik dengan ketebalan yang diinginkan.

UMKM ini juga memberikan dampak sosial yang nyata. Pak Mukibam mempekerjakan warga sekitar, bahkan hingga dari dusun lain, sehingga turut mendukung perekonomian lokal.

Produk kripik dijual langsung ke pasar tradisional dan kawasan wisata di sekitar Candi Borobudur.

Satu keranjang kripik menghasilkan omzet sekitar Rp 750.000, dengan harga jual sekitar Rp 40.000 per kilogram.

Baca Juga: Resep Keripik Ubi Jalar Kriuk Rasa Keju untuk Ngemil Santai Sambil Rebahan

Tidak hanya unggul dari sisi produksi, Kripik Jet Kolet juga menerapkan prinsip minim limbah.

Singkong yang tidak layak untuk dijadikan kripik akan diproses menjadi tape, sementara sisa limbah lainnya dimanfaatkan sebagai pakan kambing.

“Musim hujan memang menantang karena kualitas singkong menurun. Tapi kami tetap berusaha produksi. Bahkan produksi tape bisa mencapai satu kuintal per hari,” ujar Pak Mukibam saat ditemui di lokasi produksi, Sabtu (10/5).

UMKM seperti Kripik Jet Kolet membuktikan bahwa usaha kecil pun dapat memberikan kontribusi ekonomi dan sosial secara berkelanjutan.

 Bukan sekadar camilan lezat, kripik ini menjadi simbol bahwa bisnis bisa berjalan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Selanjutnya: PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

Menarik Dibaca: 10 Ciri-Ciri Gula Darah Tinggi yang Jarang Disadari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×