kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dekarindo: Indonesia harus mewaspadai penurunan permintaan karet dari China


Kamis, 15 Februari 2018 / 14:56 WIB
Dekarindo: Indonesia harus mewaspadai penurunan permintaan karet dari China
ILUSTRASI. Petani menyadap getah karet


Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia perlu mewaspadai pasar karet China ke depan. Pasar China sebagai konsumen karet terbesar dinilai dapat menurun bagi Indonesia.

Potensi penurunan pasar karet China disebabkan oleh investasi yang dilakukan oleh China untuk melakukan penanaman karet. China melakukan investasi lahan seluas 5 juta hektare (ha) di Myanmar, Laos, dan Kamboja untuk memproduksi karet.

Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo), Azis Pane mengatakan, angka tersebut dinilai jauh lebih tinggi dibandingkan dengan luas tanam karet di Indonesia. Luas lahan karet di Indonesia sebesar 3 juta ha.

Investasi China pada tiga negara tersebut akan membuat pembeli karet dari China akan bergeser. Hal tersebut akan menurunkan ekspor Indonesia ke China.

Selain investasi China, stok karet di China pun saat ini dalam kondisi tinggi. Tingginya stok karet di China membuat Azis memprediksi ekslor ke China akan terhambat.

Azis bilang, Indonesia bukan menjadi pemasok utama komoditas karet ke China sebagai konsumen terbesar. Produsen karet yang menikmati pasar China adalah Thailand.

Kebutuhan karet China dalam satu tahun mencapai 4,3 juta ton. Angka tersebut membuat China berada di posisi pertama importir karet dunia disusul oleh Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

Indonesia pun perlu memperhatikan produksi karet Vietnam. Vietnam yang tidak tergabung dalam ITRC dinilai Azis akan menaikkan ekspor ke China.

"Indonesia eksportir ke dua, tapi akan disusul oleh Vietnam," terang Azis kepada Kontan.co.id, Kamis (15/2).

Jarak yang dekat membuat China lebih memilih impor dari Vietnam. Selain itu Laos pun melakukan ekspor karet melalui Vietnam sehingga ekspor Vietnam mencapai 1,25 juta ton lebih tinggi dibandingkan produksinya yang sebesar 1,1 juta ton.

Penguatan kerja sama dagang dinilai penting untuk mengawasi perdagangan karet. Azis menilai negara Asia Tenggara perlu membuat kesepakatan perdagangan karet.

Selain itu, untuk menjaga harga karet, Indonesia harus mulai menggenjot industri hilir. Hal tersebut ditujukan agar Indonesia tidak bergantung pada pasar ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×