Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Bagus Marsudi
KONTAN.CO.ID - Memegang kendali perusahaan keluarga di usia sangat muda, Winston Wiyanta mampu mempertahankan pamor PT Delimajaya Carrosserie Industry (Delimajaya) sebagai perusahaan karoseri ternama. Bahkan, di tangan generasi kedua ini, bisnis Delimajaya semakin besar.
Takdir menjadi anak tunggal memang tak bisa dihindari oleh Winston. Sejak kecil, ia memang digadang-gadang untuk menggantikan posisi ayahnya, Wiyanta yang sejak tahun 1975 mengawali bisnis dari pembuatan pintu pagar dari besi dan perbaikan mesin perkebunan.
Masa kecil Winston diwarnai kesuksesan bisnis ayahnya. Di era 90-an, Delimajaya hampir menggarap sebagian besar karoseri angkutan kota di Jakarta. Asal tahu saja, hampir setengah dari armada Metromini dan Kopaja di Jakarta dibuat di pabrik Delimajaya di Bogor.
Pada tahun 2008, selepas sekolah di Amerika Serikat, Winston yang saat itu berumur 19 tahun diminta orangtuanya balik ke Indonesia. “Ketika saya diminta pulang untuk membantu, tanpa pikir panjang, saya pun pulang,” ujarnya. Ia diminta langsung mengambil alih kursi pengelolaan perusahaan. Tapi, ia menolak dan ingin belajar lebih dalam soal pengelolaan perusahaan.
Dua tahun pertama, Winston masuk ke tiga bidang berbeda. Pertama, Winston masuk ke bagian production plannning and inventory control (PPIC) untuk belajar proses pemesanan dan merancang material produksi. Selanjutnya, ia masuk ke bagian produksi untuk tahu proses kerja. Setelah itu, Winston minta ditempatkan di bagian pemasaran. Ia ingin melihat apakah barang yang dia jual menghasilkan margin yang bagus, atau malah rugi.
Pada akhir 2011, di usianya yang ke-22 tahun, Winston resmi menjadi Managing Director Delimajaya. Langkah pertamanya adalah merampingkan divisi yang dianggapnya terlalu banyak. Contohnya, pembenahan di tim pemasaran yang diisi orang-orang baru tetap harus diimbangi oleh bagian produksi. “Jangan sampai bagian penjualan bisa mendapatkan order, tapi bagian produksi tidak mampu men-deliver,” ujarnya.
Dia tak segan-segan berinvestasi dan meremajakan alat produksi untuk mengikuti standar internasional. Regenerasi karyawan juga bergulir. Karyawan yang siap pensiun dan cukup senior dipindahkan ke bagian-bagian yang tak perlu padat aktivitas. Sementara di bidang marketing, ia memasukkan orang-orang muda yang energik untuk bekerja dengan senior.
Dengan kombinasi ini, Winston memilah karyawan yang cocok di bagian penjualan, alat berat, dan sebagainya. Perubahan ini dia lakukan bertahap sembari mengamati kinerja tim secara ketat.
Standar tinggi
Untuk memastikan timnya menerapkan sistem kerja dengan standar ketat, Winston menerapkan sertifikasi ISO 9001:2008 terkait quality management system. Ia yakin, penerapan standar ini juga bagus untuk meningkatkan mutu setiap departemen. Namun tujuan lain yang tak kalah penting adalah agar peluang Delimajaya mengikuti tender-tender di pemerintahan semakin besar.
Setelah membenahi sistem kerja dan sumberdaya manusia, untuk pengembangan bisnis, Winston mulai memisahkan beberapa unit usaha menjadi perusahaan baru. Pertama, PT Bahtera Putera Abadi yang bergerak di bisnis fabrikasi metal, seperti komponen untuk perusahaan alat berat dan kursi interior untuk kendaraan.
Kedua, PT Auto Assembler Indonesia yang bergerak di bidang perakitan mobil. Beberapa merek mobil dari China, seperti Foton dan FWA sempat dirakit di perusahaan ini.
Winston bilang, pengembangan bisnis ini sesuai pondasi dan filosofi yang ditanamkan ayahnya. Dalam setiap kesempatan, ayahnya selalu berpesan untuk fokus. Yang dimaksud fokus adalah memperkuat bidang yang sedari awal menjadi keahlian. “Saya sebagai anak tunggal sudah ditanamkan pemikiran untuk fokus dan cinta terhadap perusahaan ini,” ujar pria yang kini berusia 28 tahun ini.
Meski fokus, Winston juga ingin dinamis mengikuti tren pasar. Maka, Delimajaya yang dulu berkonsentrasi menggarap karoseri minibus dan bus sedang, kini lebih menyasar karoseri mobil untuk keperluan khusus, seperti mobil bank, pemadam kebakaran, mobil dapur umum, foodtruck.
Kini Delimajaya juga bekerja sama dengan perusahaan Korea Selatan, China, dan yang terbaru dengan perusahaan asal Italia untuk membuat karoseri mobil pemadam kebakaran. “Target kami adalah menjadi perusahaan profesional yang menjadi mitra internasional,” ujar Winston.
Di bawah kendali anak muda ini, dalam waktu sekitar 10 tahun, bisnis Delimajaya sudah tumbuh tiga kali lipat.
Mematahkan Cap Bau Kencur
Mengelola perusahaan yang sudah berumur 40 tahun memang tidak mudah. Apalagi, bagi Winston Wiyanta yang umurnya jauh lebih muda satu dekade dari umur perusahaan. Wajar saja kadang ia dianggap anak bau kencur.
Problem ini sempat dialami Winston tatkala membenahi Delimajaya yang didirikan ayahnya. Ia berhadapan dengan para karyawan dan manajer yang sudah senior, lebih lama bekerja bahkan mungkin sudah bekerja sebelum ia lahir.
Namun Winston tetap pada keyakinannya, jika ingin maju, regenerasi harus berjalan. Maka, setelah resmi mengambil alih tampuk pimpinan Delimajaya, Winston mendorong orang-anak-anak muda mengambil peran. Ia mengombinasikan anak muda yang energik dengan karyawan senior. Namun, tak jarang karyawan lama yang lebih senior berusaha menghambat karyawan baru dalam pekerjaan. Bisa karena berbagai alasan, seperti takut tergusur.
Nah, untuk mengurangi konflik semacam itu, Winston menempatkan orang-orang baru yang lebih muda membaur di departemen yang sama dengan seniornya. Tetapi, mereka mendapat job desk yang berbeda supaya tidak ada gesekan. Dengan cara ini, karyawan baru tidak akan berada di bawah para seniornya yang sudah tak lagi produktif.
Sejak tahun 2009, ia juga menerapkan sistem reward and punishment yang adil dan konsisten. Untuk itu, Winston juga membenahi penghitungan sistem bonus dan insentif.
Dia mengklaim telah membuat sistem yang lebih sederhana, lebih jelas, transparan, dan achievable.
Winston tahu betul, kesuksesan sebuah perusahaan sangat tergantung kepada dukungan karyawannya. Karena itulah, baginya, karyawan merupakan aset yang berharga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News