kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Delman, startup manajemen big data raih pendanaan tahap awal senilai US$ 1,6 juta


Rabu, 27 Mei 2020 / 13:26 WIB
Delman, startup manajemen big data raih pendanaan tahap awal senilai US$ 1,6 juta
ILUSTRASI. Ilustrasi Start Up. KONTAN/Muradi/2016/07/12


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Delman, perusahaan rintisan manajemen big data, pada hari ini mengumumkan telah menerima pendanaan tahap awal (seed funding) senilai US$ 1,6 juta yang dipimpin oleh Intudo Ventures. Investor lain yang terlibat adalah Prasetia Dwidharma Ventures dan Qlue Performa Indonesia.

Delman akan menggunakan pendanaan ini untuk melakukan ekspansi bisnis yang agresif, yaitu dengan mengembangkan ekosistem manajemen big data yang dapat digunakan klien untuk membuat prediksi dan keputusan bisnis, serta membangun Delman R&D Center (pusat pengembangan dan riset big data) di Surabaya tahun ini.

Baca Juga: Startup ceklab.id sediakan layanan swab test di rumah

Founder & CEO Delman, Surya Halim, menjelaskan pendanaan tahap awal ini merupakan kerja sama strategis Delman dengan Intudo Ventures, Prasetia Dwidharma Ventures, dan Qlue Performa Indonesia. Delman akan mengembangkan ekosistem manajemen big data secara end-to-end mulai dari menggabungkan, membersihkan, dan mengklasifikasi data hingga memvisualisasikan data dalam bentuk dashboard yang mudah dipahami.

Solusi manajemen big data Delman membantu perusahaan untuk mempercepat proses integrasi data yang berasal dari berbagai sumber. Data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk menghasilkan insight terbaik yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan.

Sejak berdiri di tahun 2018 lalu, Delman bekerja sama dengan Qlue untuk membantu manajemen big data berbagai perusahaan dan instansi pemerintah yang selama ini tidak beraturan dan diolah dengan cara tradisional, agar lebih efisien dengan proses otomatisasi pengolahan data.

Delman juga telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan riset dan konsultasi ternama di Indonesia dalam membuat desain penyatuan data untuk klien, sehingga memudahkan perusahaan dalam menyusun strategi bisnis yang tepat.

Baca Juga: Cara Warren Buffett dan Masayoshi mengelola kerugian besar karena kesalahan investasi

“Masalah klasik terkait data di Indonesia adalah banyaknya data yang tidak terstruktur dan tidak serasi satu sama lain, diolah secara tradisional, dan minimnya wawasan tim dalam mengolah data. Kami menemukan bahwa rata-rata perusahaan mengeluarkan US$ 200 ribu dan 70% waktunya untuk membersihkan (cleansing) dan mengklasifikasikan data menjadi sebuah database (warehousing). Banyak data yang bentuknya tidak seragam, tidak beraturan, hingga salah ketik, sehingga menyulitkan data scientist untuk mengolah data tersebut dan menjadikannya analisis yang tepat secara real-time," urai Surya Halim dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/5).

Delman mendorong perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dan efisiensi dalam analisis big data, dengan menyajikan berbagai fitur yang dapat diimplementasikan secara mudah seperti Data Cleansing Assistant, Identity Matching, dan juga konfigurasi spesifik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Untuk mendukung hal tersebut, Delman akan membangun Delman R&D Center di Surabaya dan merekrut data scientist terbaik untuk mengembangkan produk dan layanan analisis big data, termasuk merekrut data scientist Indonesia yang saat ini bekerja di Silicon Valley.

Founding Partner Intudo Ventures Eddy Chan mengatakan, dengan menggabungkan pendekatan lokal dan keahlian teknis tingkat global, Delman mendukung perusahaan di Indonesia melalui solusi big data yang dikembangkan khusus untuk bisnis Indonesia, dengan tujuan akhir membantu end-user memperoleh hasil yang lebih baik.

Baca Juga: Valuasi saham pemilik TikTok lebih dari US$ 100 miliar atau naik 33%

"Sejak bertemu dengan founding team Delman di Silicon Valley pada tahun 2017, kami telah melihat pertumbuhan mereka sebagai manajemen yang solid dan kami akan terus mendukung mereka ke depannya," katanya.

Sementara itu, Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan di tengah pandemi Covid-19, Qlue tetap secara aktif melakukan investasi di startup yang memiliki potensi besar, salah satunya adalah Delman. Qlue memiliki kesamaan visi dengan Delman, yaitu mengakselerasi perubahan positif melalui solusi teknologi.

Qlue percaya, sebagai pendatang baru Delman akan menjadi pemain utama di industri big data, dan mendorong big data ke level yang lebih tinggi di Indonesia. “Pasar big data di Indonesia akan terus berkembang dan pemenuhan kebutuhan solusi big data pun mulai bergeser ke perusahaan lokal. Selain itu kami melihat banyak perusahaan di Indonesia yang ingin melakukan transformasi digital, namun belum optimal dalam mengolah dan menganalisis big data,” tutup Rama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×