Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Korea Selatan memang kaya dengan seni budaya yang unik dan beragam. Salah satunya adalah pada bidang musik. Musik Korean Pop atau yang lazim disebut KPop ini begitu menjangkiti masyarakat dunia. Termasuk Indonesia.
Masih segar dalam ingatan ketika salah satu grup KPop, Super Junior (Suju) tampil dalam penutupan ajang Asian Games beberapa waktu lalu. Penonton dan penggemarnya mampu menggemparkan Gelora Bung Karno.
Demam KPop yang cepat menjalar ke anak-anak muda ini menjadi berkah bagi para pelaku usaha. Lantaran mengidolakan artis atau penyanyi asal negeri gingseng, para penggemar tak tanggung-tanggung dalam meniru penampilannya. Bahkan, tidak sedikit yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk membeli setiap suvenir sang idola.
Rizki Eliani pemilik Necshopkpop asal Tegal, Jawa Tengah mengamini hal tersebut. Sejak membuka usahanya pada tahun 2011 sampai sekarang, ia melihat pasarnya terus berkembang. Permintaan juga meningkat.
Rizki pun bisa menjual ribuan produk merchandise saban bulan. Barang yang dipesan adalah t-shirt, kemeja dan jaket yang digunakan sang idola.
Yang paling banyak dicari adalah t-shirt dari kelompok Wanna One. Maklum, band jebolan ajang pencarian bakat ini baru menyelesaikan konsernya di Jakarta pada Juli 2018 dan dikabarkan akan segera bubar.
Selain itu, t-shirt IKON dan BTOB juga banyak dipesan. Karena, akan menggelar konsernya di ibukota pada bulan ini dan bulan depan.
"Pasca Suju konser di closing ceremony Asian Games, banyak konsumen yang mencari lagi merchandise mereka, lumayan juga," katanya.
Selain menyediakan berbagai t-shirt konser para idola KPOP, perempuan yang lebih akrab disapa El ini juga melengkapi koleksinya dengan berbagai airport style para artis Korea.
Ia mematok harga pernak-pernik suvenir ini mulai dari Rp 89.000 sampai Rp 300.000 per unit. Sayangnya, El enggan menyebutkan total keuntungan yang berhasil dikantonginya.
Bunga Ayu Andini Januarista, pemilik WBKPOPSHOPMALANG mengaku pasar merchandise KPop makin luas. Karena tidak hanya orang dewasa dengan rentang usia 20 tahunan keatas, tapi anak umur 10 tahun sampai 18 tahun juga menyukai KPOP.
Berbeda dari sebelumnya, perempuan berhijab ini menyediakan aneka merchandise official dan unofficial mulai dari gantungan kunci, album, t-shirt, jaket, tas, dan lainnya.
El menjual berbagai produk itu mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 1 juta. Dalam sebulan, pesanan bisa sampai ratusan unit.
Menggunakan media sosial dan marketplace membuat jangkauan pasarnya cukup luas. Mulai dari sekitar Malang, Surabaya, Kediri, Papua, Jakarta, Kalimantan, Malaysia, dan lainnya.
Wajib up to date gaya terkini agar bisnis tetap bertahan
Ceruk pasar bisnis merchandise (suvenir) dari grup musik Korea alias Korean Pop (KPop) memang cukup besar di Indonesia. Tak heran, penggemar grup musik negeri gingseng ini memang terus bertambah.
Sebab, tak hanya KPop yang punya banyak penggemar, serial drama Korea pun begitu disukai di negeri ini.
Dipercaya sebagai ladang bisnis yang menguntungkan, persaingan di sektor usaha merchandise idol KPOP kian ketat. Tidak jarang, perang harga pun terjadi demi menggaet perhartian konsumen yang lebih besar.
Rizki Eliani, pemilik Necshopkpop asal Tegal, Jawa Tengah mengamini hal tersebut. Selalu ikuti (up to date) gaya para idol KPop dan menjaga kualitas menjadi senjata utamanya untuk tetap bertahan.
Oleh karena itu, dia tak pernah berhenti mencari referensi dari berbagai media. Mulai dari website hingga Instagram dilakukan untuk mendapatkan info gaya terbaru para idola.
"Target saya adalah membuat konsumen membeli barang berkali-kali bukan hanya sekali. Jadi, saya harus menjaga kualitas, ramah, dan menjaga ketepatan waktu pengiriman," katanya pada KONTAN. Maklum, sebagian besar pembeli merchandise ini adalah kaum hawa dengan rentang usia 11 tahun hingga 35 tahun.
Di sisi lain, tantangan dalam menjalankan bisnis ini adalah waktu produksi yang singkat menjelang konser KPop. Kebanyakan para penyedia merchandise mulai membuka pre order (PO) hanya beberapa minggu menjelang konser.
Lainnya, keterbatasan bahan baku juga menjadi masalahnya. Alhasil, untuk menjaga proses produksi perempuan yang lebih akrab disapa EL ini menjalin kerjasama dengan beberapa pemasok kain dan dibantu 10 orang karyawan.
Meski sudah eksis sejak tahun 2011 lalu, perempuan berhijab ini tetap rajin melakukan promosi melalui media digital khususnya Instagram. Tujuannya, untuk menggiring perhatian konsumen baru dan meningkatkan brand awareness usahanya.
Senada dengan Rizki, Bunga Ayu Andini Januarista, pemilik WBKPOPSHOPMALANG juga tidak bosan-bosan berpromosi melalui akun media sosial.
Bahkan, untuk memperluas pasar dan mempermudah transaksi, dia memajang aneka merchandise-nya di beberapa marketplace. Seluruh aksi promosi ini dilakukan untuk bertahan ditengah-tengah ketatnya persaingan. Lainnya, dia juga selalu menjaga kualitas dan terus memberikan koleksi terbaru.
Di sisi lain, kendala usaha yang dirasakannya kini adalah lamanya proses produksi berbagai suvenir dan sulitnya mencari sumber daya manusia. "Permintaan sangat tinggi tapi stok barang dan bahan baku terbatas sehingga konsumen harus menunggu cukup lama karena banyaknya jenis merchandise yang harus diproduksi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News