Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri fesyen Indonesia terus merangkak naik. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, nilai ekspor produk fesyen Indonesia pada tahun 2017 telah mencapai US$ 13,29 miliar, meningkat 8,7% dari tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan dengan performance tersebut produk fesyen Tanah Air mampu menguasai 1,6% pasar dunia pada 2017.
"Nilai ini harus kita tingkatkan. Targetnya baik nikai ekspor maupun market share, harapannya naik 10%," tutur Gati pada Kamis (19/4).
Kemenperin berupaya mewujudkan Indonesia sebagai Kiblat Fesyen Muslim Dunia pada tahun 2020. Guna mencapai target tersebut, Kemenperin gelar Muslim Fashion Festival (Muffest) 2018. Kemenperin dalam hal ini Ditjen IKM memfasilitasi 12 brand fesyen muslim dari berbagai daerah untuk mendukung acara ini.
Pada pembukaan Muffest 2018, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meninggalkan pesan bagi para pelaku fesyen muslim agar produk fesyen Indonesia memiliki gaya khas tersendiri. Menurut Jokowi fesyen yang paling baik adalah yang bisa padukan tradisional dan modern.
Menanggapi pesan Jokowi ini, Gati bilang, pelaku fesyen Indonesia dapat memadukan batik dan tenun pada busana muslim. Sebab menurut Gati, kearifan lokal ini tidak dimiliki oleh produk-produk dari kompetitor di negara lain.
Gati bilang pihaknya telah menyusun roadmap dan rencana aksi yang terintegrasi dari sektor hulu sampai dengan hilir untuk mengembangkan industri fesyen muslim nasional.
“Kami akan memitrakan desainer dengan industri kecil dan menengah serta membangun nation branding. Kami juga akan mengadakan kompetisi fesyen muslim dan memfasilitasi desainer dan industri fesyen muslim pada berbagai event pameran dan fashion show di dalam dan luar negeri sehingga visi Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia dapat terwujud,” ungkap Gati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News