kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di menara WTC kini orang lebih takut serangan batuk daripada serangan bom


Rabu, 09 September 2020 / 14:20 WIB
Di menara WTC kini orang lebih takut serangan batuk daripada serangan bom


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Albany. Setelahn hancur karena serangan bom 11 September 2001 silam, menara World Trade Center (WTC), New York, sempat menjadi tujuan wisata banyak orang. Namun aktivitas di sekitar tempat bersejarah itu kini telah hilang akibat pandemi corona.

Pada 19 tahun silam, WTC yang terkenal dengan menara kembarnya telah hancur karena serangan para pembajak Al Qaeda, yang menewaskan 2.753 dari 3.000 orang. Pada 2003, gedung pencakar langit itu dibangun kembali dengan rencana induk dirancang oleh Daniel Libeskind, yang mendorong diversifikasi ekonomi lokal.

Menurut Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, sektor publik dan swasta telah menginvestasikan sekitar 25 miliar dollar AS (Rp 369,8 triliun) untuk proyek rekonstruksi. Zona bencana itu pun kemudian bermetamorfosis menjadi sebuah objek wisata dan pusat bisnis dengan 3 gedung pencakar langit, pusat transportasi, sebuah museum, dan tugu peringatan 9/11.

"Semua orang yang datang ke New York ingin datang ke Ground Zero. Itu adalah pusat kota New York. Ini adalah ruang publik yang bagus," kata Libeskind dalam sebuah wawancara.

Baca juga: Silakan pilih, lelang rumah murah sitaan bank di Depok hanya Rp 300-an juta,

Di jantungnya bangunan itu terdapat 2 kolam yang dirancang oleh Michael Arad, menandai jejak kaki Menara Kembar yang pernah berdiri, dengan sepasang air terjun 4 sisi yang mengalir ke bawah. Nama-nama korban 9/11 terukir di pinggiran perunggunya.

Sebelum pandemi virus corona, tempat itu ramai lagi dengan dikunjungi ratusan pengunjung yang berkumpul.

Namun, pada suatu sore baru-baru ini hanya terdapat sebuah keluarga dari Wichita, Kansas, sebagai satu-satunya orang di kolam menara selatan itu, menurut laporan yang dikutip dari dari Reuters pada Selasa (8/9/2020).

“Orang-orang jauh lebih khawatir tentang seseorang yang batuk ke arah mereka daripada seseorang yang meledakkan sebuah gedung,” kata Vishal Garg, kepala eksekutif startup pembiayaan kembali hipotek Better.com. Ia berkantor pusat di lantai 7 World Trade Center yang berdekatan dengan situs yang dikenal sebagai Ground Zero.

Nostalgia menara kembar

Nostalgia atas Menara Kembar tumbuh setelah mereka dihancurkan bersama dengan begitu banyak nyawa yang tidak bersalah, tetapi mereka tidak dicintai pada masanya. Selesai pada 1970-an, World Trade Center direnovasi yang kemudian dikenal sebagai Radio Row dengan blok besar berisi Menara Kembar dan yang lainnya.

Situs itu sering disebut "plaza yang berangin". “Masalah dengan World Trade Center tidak pernah sebaik ini,” kata Carl Weisbrod, mantan pejabat perencanaan kota yang bekerja pada pembangunan kembali situs baru setelah tragedi 9/11.

Baca juga: Ini daftar diskon harga mobil baru LCGC September Agya, Ayla, Brio, Wagon R, dll

Perencanaan situs baru membangkitkan emosi publik yang terkait dengan serangan 9/11 di Amerika Serikat, hilangnya nyawa dan ketakutan untuk bekerja di gedung-gedung tinggi lagi. “Apa yang muncul adalah kawasan pusat bisnis yang sekarang menjadi model abad ke-21 dan bukan semacam artefak sejarah abad ke-20,” katanya Weisbrod.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah Dibangun Lagi karena Tragedi 9/11, Gedung WTC Kini Ditinggalkan karena Covid-19 ",


Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca

Selanjutnya: Lowongan kerja Bank Indonesia September 2020, terbuka untuk S1 dan S2, ini detilnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×