Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelan namun pasti, kegiatan berkuda di Tanah Air kembali bergairah. Salah satu penyebab karena kehadiran aplikasi layanan berkuda berlabel Djiugo. Djiugo adalah aplikasi yang memberi layanan segala hal yang berkaitan dengan berkuda. Seperti jasa jual beli kuda, jasa pelatih kuda bertaraf internasional, hingga paket wisata berkuda.
Menurut Reshwara Radinal, pendiri Djiugo, semenjak menggulirkan aplikasi tersebut di akhir 2017, perkembangannya menunjukkan hasil positif. Ia mengambil contoh soal event berkuda yang kerap kali diadakan satu bulan sekali sepanjang tahun lalu. Hasilnya, banyak penggemar berkuda yang mendaftar. "Saya tidak menyangka lomba yang kami buat mendapat respon positif," katanya kepada KONTAN.
Saat pertama kali membuat lomba berkuda, jumlah pendaftar yang tercatat ada 170 pendaftar. Dan kini, setiap kali Djiugo menggelar lomba berkuda, jumlah pendaftar selalu bertambah.
Kali terakhir lomba yang berlangsung bulan lalu, jumlah pendaftar sudah tembus 480 pendaftar. "Ini menjadi bukti dunia berkuda di Indonesia menyimpan potensi," kata atlet berkuda ketangkasan (equistrain) tersebut sekaligus suami dari artis Nabila Syakieb.
Meski begitu, ia menilai masih banyak hal yang harus disiapkan agar industri berkuda di Indonesia terus berkembang. Ia mengambil contoh trafik yang ada di Djiugo saban hari, rata-rata pengunjung yang mengakses start up tersebut berkisar antara 300 sampai 400 pengunjung saja. Jumlah pengunjung bisa melonjak hingga dua kali lipat saat Djiugo menggelar event berkuda.
Reshwara menilai jumlah kunjungan ke situsnya tersebut harus terus ditingkatkan supaya bisa mengembangkan bisnis Djiugo itu sendiri. Misalnya dengan memberi edukasi ke pasar. Selain lewat aplikasi ini juga melalui event berkuda.
Nah, supaya mendatangkan lebih banyak pengunjung, ia bakal menggelar event berkuda lagi pada Juli 2019 mendatang. Ia pastikan event yang ditampilkan bakal berbeda dari sebelumnya. "Yang pasti akan ada pengalaman baru," janjinya.
Adapun pendapatan Djiugo sendiri berasal dari komisi yang didapatkan dari penjualan kuda. Sayang, Reshawa tidak memperinci berapa besarannya. Ia juga tidak menjelaskan pendapatan lain yang diraih oleh Djiugo.
Yang jelas, dengan rencana bisnis tersebut, ia menargetkan bisa menjual hingga 15 kuda pada tahun ini. Adapun tahun lalu, ia sanggup menjual 10 kuda.
Keberadaan layanan tersebut bisa terlaksana karena Djiugo sudah menjalin kerjasama dengan 10 pengelola kandang penyimpanan kuda (stable) dari luar dan dalam negeri.
Selain melayani kebutuhan para equestrian, Djiugo juga menyediakan jasa wisata berkuda. Saat ini terdapat 10 lokasi stable yang bisa menjadi rujukan wisata berkuda. Lokasinya di Bogor, Bali, Semarang sampai ke negeri anggur Prancis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News