kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dody Faizal: Produksi itik naik berkat peternak plasma (2)


Kamis, 22 Desember 2011 / 15:00 WIB
Dody Faizal: Produksi itik naik berkat peternak plasma (2)
ILUSTRASI. Petugas PLN Unit Induk Pusat Pengaturan Beban (UIP2B) Gandul melakukan inspeksi harian. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Tri Adi

Sukses membangun peternakan itik tidak membuat Dody Faizal lupa dengan lingkungannya sesama peternak itik. Ia mengajak mereka ikut menikmati lezatnya bisnis itik itu.

Dody mengajak kerja sama peternak itik dengan sistem plasma. Ia menerapkan sistem itu kepada peternak itik yang tersebar di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan.

Menurut Dody, dengan sistem plasma, ia bisa menambah jumlah itik untuk memenuhi seluruh pesanan pelanggannya. Selain itu ia juga bisa memberdayakan warga untuk beternak itik.

Dody kini memiliki sekitar 100 peternak plasma di empat provinsi. Sebagai peternak inti, Dody tentu punya kewajiban memasok kebutuhan bibit itik untuk para peternak plasma tersebut.

Namun, Dody tak hanya menyuplai bibit itik mojosari saja. Para peternak juga mendapatkan bibit itik alabio, itik tegal, dan itik semarang. Selain itik lokal, Dody juga menyediakan itik khaki cambel dan itik peking. Juga itik hibrida atau itik hasil kawin silang itik peking jantan dengan itik jawa super.

Bibit yang disediakan Dody memiliki ukuran dan usia yang berbeda. Mulai dari bibit itik usia satu atau dua hari, usia satu bulan, usia dua bulan, usia tiga bulan, usia empat bulan, hingga bibit itik yang siap bertelur. "Saya menjamin keaslian dari jenis itik tersebut," terang Dody.

Kerja sama dengan sistem plasma dengan peternak itu memang berhasil mendongkrak kinerja bisnis Dody. Dalam sebulan, Dody mampu memenuhi pesanan 10.000 ekor itik. Sekitar 2.000 ekor itik disuplai dari peternakan Dody sendiri, sedangkan sisanya, sebanyak 8.000 ekor itik, dipasok oleh para peternak plasma.

Walaupun datangnya pesanan mulai membuat Dody kewalahan, namun ia pantang menolak jika ada pembeli baru. Ia tetap berusaha mengirimkan pesanan itik meski jadwalnya tidak bisa tepat waktu. "Kalau minggu ini saya belum bisa memenuhi pesanan itu, saya akan kirim pada minggu depannya," terang Dody.

Karena pesanan semakin banyak, Dody berniat menambah lagi jumlah peternak plasma yang mau bekerja sama dengannya. "Rezeki harusnya dibagi-bagi," komitmen Dody.

Untuk menambah jumlah peternak plasma itu, Dody belakangan ini berusaha menjalin komunikasi dengan peternak itik di Indramayu, Banten, dan Tegal. Namun menjalin komunikasi dengan peternak tidaklah mudah. Kini, Dody masih mengatur strategi agar bisa menjalin silaturahmi dengan peternak dan bisa berbisnis dengan mereka.

Keinginan Dody sekarang ini, dengan memperbanyak peternak plasma, Dody berharap pesanan itik tak lagi datang dari pasar dalam negeri. Ia bercita-cita suatu saat nanti bisa ekspor itik ke Singapura. "Sekarang kami sedang mempersiapkan untuk bisa ekspor 2015 nanti," ujar Dody.

Cita-cita Dody bisa mengirim itik ke Negeri Jiran itu memang masuk akal. Dari seorang pelanggannya di Batam, Dody tahu, saat ini, kebutuhan itik untuk industri kuliner di Singapura terbilang tinggi.

Tidak hanya itik saja yang bisa di ekspor ke Singapura, telur itik juga banyak dicari orang Singapura. Dalam hitungan bisnis Dody, ekspor itik ataupun telur itik ke Singapura lebih menarik dari pada menjualnya di pasar dalam negeri. "Contoh, harga telur itik di sini Rp 1.200 per butir, kalau di Singapura bisa Rp 6.000 per butir," ungkap Dody.

Setelah dikurangi biaya kirim dan biaya pengurusan izin ekspor, Dody memperkirakan laba berjualan telur itik di Singapura bisa untung hingga 200%. Maklum, kebutuhan itik dan telur itik di Singapura memang naik drastis setiap tahunnya.

Meski beternak itik cukup menggiurkan, namun Dody menyarankan untuk melihat peluang pasar bagi investor yang mau beternak itik. Ia bilang, setiap daerah memiliki populasi itik yang berbeda. "Cek dulu pasarnya biar tidak bingung saat itik siap produksi," katanya.

Menurut Dody, ada empat peluang bisnis yang bisa dikembangkan dengan beternak itik. Pertama beternak itik petelur, kedua beternak itik pedaging, dan ketiga, usaha pengembangan bibit itik atau DOD (day old duck). Yang keempat, beternak itik siap bertelur (bayah).


(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×