Reporter: Robi Gunawan | Editor: Tri Adi
Tak banyak yang bisa dilakukan para pedagang dalam menghadapi lesunya penjualan akibat tren batu akik mulai meredup. Satu-satunya strategi yang bisa diterapkan pedagang adalah memberi potongan harga kepada para pelanggan tokonya. Lebih dari itu, mereka hanya bisa menyimpan stok dagangan sambil berharap musim batu akik dan mulia kembali marak.
Layaknya sebuah hobi, tren batu akik dan permata juga mulai memasuki titik jenuh. Kondisi ini menyebabkan anjloknya omzet para pedagang di sentra penjualan batu akik dan permata Rawa Bening, Jakarta Timur.
Salah satunya dialami toko Sumber Giok Trading Co, Jakarta Gems Centre (JGC). Menurut Titin, pengelola toko Sumber Giok, penurnunan penjualan sudah terasa sejak memasuki bulan Ramadan tahun ini. Pada bulan tersebut, masyarakat mulai mengerem hobinya mengoleksi batu akik. Mereka memilih mengalokasikan biaya hobinya untuk persiapan hari raya Lebaran ketimbang membeli batu.
Apalagi, Lebaran tahun ini berdekatan dengan musim tahun ajaran baru pendidikan. Dus, usai Lebaran, masyarakat butuh biaya untuk pendidikan anaknya. Mulai dari pendaftaran hingga perlengkapan sekolah anak. "Ketika itu memang masyarakat butuh biaya besar untuk Lebaran dan sekolah anak," kata Titin.
Untuk mengantisipasi dampak lebih buruk, Titin harus menerapkan strategi bisnis. Antara lain, memberikan potongan harga alias diskon kepada konsumen yang beli akik di tokonya. Dengan strategi ini, Titin berharap, penjualan batu akik di tokonya bisa stabil.
Pendapat Titin dibenarkan oleh Hari, pemilik Aprilya Gem's Stone di Rawa Bening. Dia bilang, penurunan penjualan batu akik mulai terlihat sejak bulan puasa hingga setelah Lebaran. Pemicunya, banyak pengguna batu akik butuh dana untuk mudik Lebaran. "Ya karena Lebaran, konsumen banyak yang pulang kampong. Jadi, penjualan sepi," keluh dia.
Saat ini, kata Hari, yang bisa dilakukan pedagang hanya memberikan diskon harga. Jika strategi itu tidak membuahkan hasil, ia terpaksa harus menyimpan barang dagangannya sembari menunggu membaiknya tren batu akik. "Batu yang kualitasnya kurang bagus, kita kasih diskon," katanya.
Strategi pemberian diskon juga diterapkan Eni Aprianti, pemilik toko gemstone D'Karani di Pasar modern, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. "Kita bisa kasih diskon harga batu mulia sampai 30%," kata Eni.
Dodon, pemilik Mulia Gemstone & Jewellery di Pasar modern, BSD, Tangerang Selatan, menimpali, selain Lebaran dan tahun ajaran baru, faktor lain adalah banyaknya stok batu akik berkualitas rendah beredar di pasaran. "Penambangan batu akik terus dieksploitasi, sehingga pasokannya berlimpah. Ini yang membuat konsumen jenuh," jelas Dodon.
Namun, menurut Dodon, tren penurunan penjualan lebih banyak terjadi pada batu akik yang menyasar segmen menengah ke bawah. Sementara, untuk penjualan batu mulia dan permata tidak terpengaruh hobi musiman.
Dodon mencontohkan, penjualan batu mulia jenis ruby dan shappire di tokonya cenderung tidak turun. Sebab, harga jenis batu ini mengikuti standar internasional.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News