kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dropfoods revolusi pasar digital di Asia Tenggara


Selasa, 10 Oktober 2017 / 09:30 WIB
Dropfoods revolusi pasar digital di Asia Tenggara


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Memecahkan penghalang antara dunia nyata dan digital. Begitu desideratum alias keinginan dari Dropfoods.

Perusahaan rintisan atawa startup asal Vietnam ini ingin membantu masyarakat Asia Tenggara yang masih menyandang status sebagai unbanked market masuk ke dunia digital.

Dropfoods mencatat, jumlah penduduk di kawasan berisi 11 negara termasuk Indonesia itu total mencapai 600 juta orang. Tapi, hanya 27% yang memiliki rekening bank tradisional ataupun akses langsung ke layanan perbankan.

Untuk itu, startup yang berdiri 2016 lalu tersebut berencana menggelar penawaran umum koin perdana atau initial coin offering (ICO) pada 21 September 2017. Dari perhelatan ini, Dropfoods membidik dana segar US$ 9 juta.

Mekanismenya, mirip dengan perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Bedanya, Dropfoods menawarkan koin digital (cryptocoins) yang dikenal sebagai token.

Dropfoods memberi nama koin digital itu: Dropcoins. Penawarannya hanya terbuka bagi investor terakreditasi.

Nilai Dropcoins bisa meningkat seiring pertumbuhan dan keberhasilan startup ini. “Kami sangat antusias dengan prospek token yang bisa jadi game-changer dalam keuangan inklusif dari negara-negara berkembang di kawasan Asia Tenggara,” kata Mark Hon, Pendiri Dropfoods.

Pemilik Dropcoins bisa mengubah koin digital ini jadi mata uang dong Vietnam lewat penarikan tunai di mesin penjual otomatis milik Dropfoods. Atau, melakukan pembelian di mesin penjual otomatis dan aplikasi Dropfoods.

Menurut John Fearon, Pendiri Dropfoods lainnya, Dropcoins bakal merevolusi pasar digital di Asia Tenggara. “Sekaligus Dropcoins merupakan contoh nyata dari teknologi finansial yang menerapkan teknologi baru seperti blockchain dan kecerdasan buatan untuk mengubah lanskap keuangan saat ini,” kata Fearon.

Rencananya, Dropfoods menggunakan duit hasil ICO untuk membeli 1.000 mesin penjual otomatis. Mereka mengklaim, saat ini mesin penjual otomatisnya tersebar di  40 lokasi di Vietnam.

Dropfoods sejatinya pengelola mesin penjual otomatis terbesar di Vietnam. Startup yang mendapat sokongan dana dari Sugar Ventures ini menggabungkan mesin penjual otomatis yang menjual makanan dan minuman dengan aplikasi bergerak yang memungkinkan transaksi tanpa uang.

Dompet digital yang terhubung ke mesin membuat pengguna bisa membeli produk yang ada di dalam mesin, sekaligus mengisi pulsa seluler, membayar tagihan, serta mentransfer uang ke pengguna lain.

Nilai utama dari Dropfoods terletak pada skalabilitas model bisnis dan infrastruktur plug-and-play yang menggabungkan aset fisiknya (mesin penjual otomatis) dan aset digital (aplikasi bergerak) untuk gerbang jaringan (gateway) transaksi pembayaran.

Selain mendapat sokongan dari Sugar Ventures yang berbasis di Singapura, Dropfoods juga memperoleh dukungan dari investor asal Jepang dan Afrika Selatan. Sebut saja, Shuhei Morofuji, Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) REAPRA dan SMS Co Ltd.

REAPRA adalah perusahaan modal ventura, dan SMS merupakan salah satu platform informasi kesehatan terbesar di Asia. Investor lain: Chiang Joon-Arn, Managing Partner, Financial Accounting Advisory Services Asia Pacific Ernst & Young.

Lintas batas

Ke depan, Dropfoods menargetkan bisa menyediakan jaringan terbesar di Asia Tenggara untuk transaksi dan pengiriman uang digital lintas batas tanpa terganggu oleh fluktuasi mata uang. Untuk itu, tim mereka saat ini sedang membangun prototipe mesin teller otomatis (ATM).

Mark mengatakan, untuk memungkinkan transaksi dan pengiriman uang digital lintas batas dengan biaya mendekati nol, perusahaannya akan memanfaatkan sepenuhnya peluang digital yang disajikan oleh penetrasi seluler yang relatif tinggi di Asia Tenggara.

“Kelak, ini memungkinkannya underbanked market masuk dalam pembentukan komunitas tanpa uang tunai (cashless society),” ujar Ketua Business Angel Network South East Asia (BANSEA) ini.

Rencana Dropfoods tampaknya bakal berjalan mulus. Dukungan sudah datang dari Pemerintah Vietnam. Mereka saat ini sedang melakukan kajian atas mata uang digital untuk membentuk kerangka peraturan tahun depan.

Keinginan Dropfoods memecahkan penghalang antara dunia nyata dan dunia digital pun agaknya bisa terwujud.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×