kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh hangatnya peluang untung dari bir pletok


Jumat, 30 Oktober 2015 / 15:30 WIB
Duh hangatnya peluang untung dari bir pletok


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Bisnis makanan dan minuman khas daerah memiliki pasarnya sendiri. Begitu juga minuman khas Betawi seperti bir pletok. Banyak pengusaha di Jakarta yang menggarap sektor ini. Salah satu pengusaha bir pletok di kampung Betawi Jagakarsa bisa meraup omzet hingga Rp 20 juta per bulan. Penjualannya masih di Jagakarsa dan kawasan sekitarnya.

Tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki makanan dan minuman khasnya masing-masing, tidak terkecuali Jakarta. Salah satunya yang cukup terkenal adalah minuman bir pletok. Meski bernama bir tapi minuman khas Betawi ini bebas alkohol. Bahan baku utamanya dari jahe dan rempah-rempah lainnya. Lantaran terbuat dari aneka rempah, minuman ini berkhasiat menghangatkan dan menyehatkan tubuh.

Peminat minuman ini cukup banyak, mulai dari perorangan, katering maupun dari pihak pemerintah kota untuk sajian ketika menghelat sebuah acara. Yuliana, produsen bir pletok lewat toko online makananbetawi.com di Jakarta Timur mengatakan, sejatinya permintaan juga datang dari luar kota, namun kendala pengiriman membuatnya kesulitan memenuhi permintaan dari luar kota. "Karena bir pletok berupa cairan, jadi jasa pengiriman tidak melayaninya," kata dia.

Meski begitu, permintaan di wilayah Jakarta pun cukup banyak. Rata-rata Yuliana bisa mendapatkan 15 pesanan saban bulan. Tiap pesanan minimal memesan 10 botol bir pletok. Dia menjual dua ukuran bir pletok, yakni ukuran 200 ml seharga Rp 10.000 per botol dan 1 liter seharga Rp 50.000 per botol. Selain, bir pletok dia juga menjual aneka menu khas Betawi jika pesanan datang, seperti biji ketapang, geplak Betawi, dodol, kembang goyang dan banyak lagi. Rata-rata omzet yang dia dapat dari total penjualan aneka menu Betawi yang dia jajakan sekitar Rp 5 juta per bulan.

Produsen bir pletok lainnya adalah Endang Suratman di Setu Babakan, Jagakarsa. Tempat ini memang dikenal sebagai perkampungan budaya Betawi. Endang mulai menjalankan usaha bir pletok dengan merek Bir Pletok Setu Babakan ini sejak 2014 silam. Sebelumnya Endang masih ikut usaha bersama sang kakak sejak tahun 1997. Namun sejak 2014 dia mencoba untuk menjalankan usaha sendiri.

Dia bisa memproduksi bir pletok sekitar 5.000 botol per bulan. Ada dua ukuran botol yang ditawarkan yakni 630 ml seharga Rp 13.500 per botol dan Rp 340 ml seharga Rp 7.500 per botol. Endang bilang, ini harga jual produsen ke para pedagang atau reseller. Biasanya mereka nanti menjualnya lagi di warung-warung kelontong atau dijual kembali di daerah mereka masing-masing. "Untuk sampai ke konsumen bisa berkisar Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per botol," ujarnya.

Dalam sebulan Endang bisa menjual sekitar 4.000 botol dengan omzet sekitar Rp 20 juta per bulan. Margin usahanya berkisar Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per botol. Penjualan masih di sekitar Setu Babakan.  Untuk produksi Endang membutuhkan sekitar 1 kuintal jahe saban bulan.

Bahan baku jahe dan rempah dengan mudah dia dapatkan di Pasar Kramat Jati, Jakarta. Sistem usaha di tempatnya masih berupa industri rumahan dengan memberdayakan para tetangga sekitar.                       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×