kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Eco Hero gantikan bahan plastik dengan bambu


Sabtu, 08 Desember 2018 / 06:00 WIB
Eco Hero gantikan bahan plastik dengan bambu


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Ditemukannya bangkai seekor paus sperma dengan perut yang dipenuhi sampah plastik di Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara, cukup menghentak kita. Sampai kapan kita akan membiarkan sampah-sampah plastik ini mencemari bumi?  

Sebab, sampai saat ini sampah plastik masih menjadi masalah yang tidak berujung. Sifatnya yang sulit terurai membuatnya hanya bisa menumpuk menjadi gunungan sampah, baik di daratan maupun di lautan.  

Salah satu terobosan untuk mengurangi sampah plastik, yakni dengan memakai bahan pengganti lainnya yang lebih ramah lingkungan. Seperti yang dilkaukan oleh Shintia Arivia. Ia membuat berbagai produk ramah lingkungan, seperti alat makan, sikat gigi dan sedotan berbahan bambu. Meluncur pada Juli 2018 lalu, Shintia menamai produknya Eco Hero.  

"Saya memilih menggunakan material bambu karena tanaman ini mudah dan cepat tumbuh," katanya pada KONTAN.

Ia pun berharap, masyarakat bisa mengurangi pemakaian plastik dalam rutinitas sehari-hari. Produksinya dilakukan dengan bermitra dengan salah satu pabrikan. Sayang, dia enggan menyebutkan lokasi mitra tersebut. 

Menyasar kalangan menengah, harga produk Eco Hero ini mulai dari Rp 7.000 sampai Rp 70.000 per unit. Sejauh ini, Shintia mengandalkan media sosial, Instagram, sebagai tempat berjualan. Selain konsumen dari Indonesia, ada juga pembeli yang berasal Oman. 

Disisi lain, kendala usaha yang dihadapinya adalah mengedukasi pasar untuk mau mengurangi pemakaian barang plastik. Shinita mengakui, memang tidak mudah. Namun, dia tetap optimis melakukan edukasi dengan mengunggah bahaya sampah plastik dan lainnya melalui media sosial. 

Namun, mahasiswi PPM Jurusan Bisnis Manajemen ini mengakui bila persaingan disektor usaha ini sudah cukup ketat. Pemain lain sudah banyak yang bermunculan. 

Shintia pun menghadapinya dengan meningkatkan kualitas produk dan menjaga hubungan dengan konsumen. Asal tahu saja, baru-baru ini dia menggelar event penanaman mangrove. Kedepan, dia berharap dapat lebih banyak lagi menggelar event perbaikan lingkungan, untuk membentuk brand image Eco Hero.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×