kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Edamame kecil, tapi gede potensi labanya (1)


Selasa, 20 Oktober 2015 / 14:22 WIB
Edamame kecil, tapi gede potensi labanya (1)


Reporter: Izzatul Mazidah, Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Tren hidup sehat membuat makanan sarat gizi banyak dicari. Salah satunya kedelai asal Jepang, edamame. Kedelai ini kini populer selain menjadi camilan rebusan, juga dijadikan bahan jus dan sup. Potensi yang besar membuat banyak pembudidaya melirik membudidayakan tanaman ini.

Edamame atau kedelai asal Jepang kini sudah kian populer di Indonesia sebagai camilan rebus terutama di resto-resto makanan Jepang. Apalagi tren hidup sehat yang gaungnya makin terdengar membuat kedelai jenis ini banyak dicari. Edamame kini sudah makin jamak digunakan sebagai salah satu bahan baku sayur, salad, jus hingga dijadikan keripik.

Terang saja, kedelai Jepang ini memiliki kandungan protein lengkap serta anti kolesterol yang baik dikonsumsi tubuh. Ukuran polongnya lebih lebih besar dibanding kedelai pada umumnya dan rasanya lebih manis serta bulu halus pada polong lebih sedikit.

Potensi pasarnya di dalam negeri maupun untuk ekspor masih terbuka lebar. Itu sebabnya, banyak pembudidaya tertarik membudidayakan tanaman polong-polongan ini.

Salah satunya adalah Arif Marjuki asal Bogor, Jawa Barat. Dia mulai menekuni budidaya edamame sejak tahun 1994 dengan nama usahanya Artha Mitra.

Arif menanam edamame di lahan seluas 5.000 m². Menurutnya, membudidayakan edamame tidak terlampau sulit, cukup secara rutin dirawat dengan penyiraman yang teratur serta penggunaan tanah subur untuk media tanam.

Dia mengaku dapat menghasilkan panen 60 kg−70 kg edamame basah dalam kurun waktu 70 hari dan 35 kg benih untuk pembudidayaan. Hasil panen dia jual kepada para pelanggan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bogor.

Harga jual edamame saat ini berkisar Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kg. Arif bilang bisa menjual 2 ton edamame per minggu. Sehingga omzetnya bisa mencapai Rp 30 juta per minggu.

Pembudidaya edamame lainnya adalah Asep Hidayat asal Bandung, Jawa Barat. Dia mengaku sudah puluhan tahun membudidayakan aneka sayuran, termasuk kedelei edamame. Pria yang akrab disapa Hidayat ini membudidayakan edamame di lahan sekitar 5 ha di Lembang.

Edamame cocok tumbuh di tempat yang berudara sejuk. Dalam sebulan Hidayat mampu menghasilkan sekitar 1 ton sampai 3 ton edamame. Hasil panen dipasok ke pasar tradisional, supermarket hingga restoran-restoran di daerah Jawa Barat. Hidayat bilang, edamame kini banyak dipesan oleh restoran-restoran yang menyajikan menu makanan Jepang. Karena ini merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan dalam masakan mereka. Hidayat aktif berpromosi di situs jual beli.

Dengan harga jual sekitar Rp 14.000 per kg, dia bisa meraup omzet bisa mencapai sekitar Rp 40 juta sebulan. "Pada musim kemarau seperti sekarang pasokan sedikit paling hanya 3 ton. Jika musim penghujan bisa dua kali lipat dari itu," ujar Hidayat.           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×