Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Injeksi modal ke start up masih terus terjadi di masa pandemi ini. Misalnya saja start up marketplace pertanian, Eden Farm. Start up ini mendapat suntikan dana pra-Seri A dari beberapa investor yang dipimpin oleh Investible, kemudian ada AC Ventures dan Corin Capital.
Ketertarikan para investor tersebut adalah melinat sistem rantai pasok yang diterapkan Eden Farm yang langsung mendapatkan produk sayuran dan buah dari para petani. Setelah mendapat pasokan sayuran dan buah, Eden Farm pun lantas mendistribusikan ke para pengguna, yakni para pengusha kuliner di Indonesia.
Dabuek Veytsblit, investment director Investible tertarik dengan metode bisnis yang diterapkan oleh Eden Farm yang bisa memilah rantai pasok bahan pangan menjadi efisien. Selain itu bisa menyediakan bahan pangan dari petani ke para pengguna tepat waktu ke para berbagai jenis usaha kuliner. “Bisnis ini memiliki peluang luar biasa untuk menurunkan harga dan ketidak-efisienan pangan di seluruh Indonesia. Kami tertarik pada pengalaman kewirausahaan yang mendalam dari para pendiri bisnis, serta visi mereka untuk menciptakan swasembada pangan di Indonesia,” katanya, dalam keterangan tertulis, Jumat (26/2).
Adrian Li, Managing Partner dari AC Ventures melihat sistem rantai pasok yang diterapkan Eden Farm membuat para pengguna bisa mendapat harga yang lebih efisien dan para petani pun mendapat harga yang lebih optimal. “Pendanaan ini akan memampukan Eden Farm untuk lebih lanjut meningkatkan pangsa pasar mereka di setiap segmen dan mempersiapkan mereka untuk melakukan penggalangan dana di Seri A mendatang,” tuturnya.
Baca Juga: Meski corona, Gudang Ada dapat suntikan dana seri A sebesar US$ 25,4 juta
Sejak didirikan pada 2017, Eden Farm sebagai agritech diklaim tumbuh paling cepat di Indonesia. Start up ini punya misi memaksimalkan pendapatan petani melalui perampingan rantai pasok pangan serta mendistribusikan produk pertanian yang terjangkau kepada pengusaha kuliner di Indonesia.
Sesudah lulus dari Y-Combinator, Eden Farm fokus memang fokus menangani rantai pasokan yang terfragmentasi di Indonesia dengan menghubungkan komunitas petani dan masyarakat di hulu kepada pelaku bisnis F&B seperti restoran, penjual makanan kaki lima, dan pasar sentral.
David Setyadi Gunawan, CEO Eden Farm mengatakan pendanaan akan ia pakai untuk memperluas operasi Eden Farm ke seluruh Jawa dan Sumatra. Kemudian menambah pilihan stock keeping unit (SKU), memperluas lahan yang diolah petani lewat pendanaan, dan melanjutkan pengembangan teknologi untuk otomasi proses bisnis..
Tanpa menyebut jumlah injeksi modal, David klaim selama pandemi, performa bisnis Eden Farm terus menunjukkan tren positif dan margin usaha yang terus bertumbuh. “Kami berada di posisi yang lebih kuat untuk menjalankan seluruh rencana pengembangan bisnis di 2021,” tuturnya lebih lanjut.
Saat ini, Eden Farm telah melayani lebih dari 25.000 pedagang yang terdiri dari UMKM kuliner, hotel, restoran, kafe, pasar tradisional, reseller, dan startup di 12 kota dan 3 kabupaten di pulau Jawa.
Dari sisi pasokan, Eden Farm dibantu lebih dari 1.500 petani individu dan kelompok dari pulau Jawa dan Sumatera. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertumbuh secara eksponensial di tahun 2021 dengan bantuan dari Eden Farm dalam menemukan dan membina hubungan dengan petani strategis.
Saat ini Eden Farm sudah melayani kota dan kabupaten Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Cikarang, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Bandung, Bandung Barat, Cimahi, Semarang, dan Surabaya lewat layanan digital.
Selanjutnya: BRI tambah modal lagi di BRI Ventures sebesar Rp 500 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News