kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eh, ada sentra produksi bakpia di Bantul (1)


Sabtu, 18 Agustus 2018 / 09:05 WIB
Eh, ada sentra produksi bakpia di Bantul (1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Selama ini, sebagian masyarakat Yogja dan para wisatawan mengenal sentra produksi bakpia hanya terdapat di sepanjang kawasan Pathuk. Namun, seiring berjalannya waktu, sentra produksi bakpia makin luas dan berkembang.

Tak hanya ada di sekitar kota, tapi ada juga di beberapa kabupaten wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Seperti di Bantul. Ada sentra bakpia di Dusun Lopati, Desa Srandakan, Kabupaten Bantul.

Jika dari pusat kota Yogja, waktu tempuh ke sentra ini sekitar satu jam perjalanan. Jalur yang ditempuh cukup ramai kendaraan dan Anda harus menggunakan kendaraan pribadi karena transportasi umum sudah jarang ditemu di desa tersebut.   

Dwiyanto, pemilik Bakpia Japon mengatakan, keberadaan sentra bakpia di desa tersebut sudah ada sejak awal tahun 2000-an. Luasnya pasar camilan bakpia dan makin padatnya sentra produksi bakpia di tengah kota mendorong warga  Desa Srandakan menggarap peluang tersebut.  

“Kalau tempat saya sendiri sudah beroperasi sejak tahun 2004, habis itu mulai muncul tempat produksi lain sekitar tahun 2004 – 2005. Di desa ini saja ada sekitar delapan  sentra produksi bakpia,”tuturnya saat ditemui di rumahnya, pekan lalu.

Bakpia Japon yang kini dikelola Dwi merupakan bisnis yang dirintis oleh orangtuanya. Dwi menjelaskan, sentra produksi bakpia di Srandakan memang masih skala rumahan. Sehingga, tempat untuk memproduksi bakpia jadi satu kawasan dengan tempat tinggal. Biasanya ada di bagian belakang atau samping rumah.

Satu tempat produksi biasanya mempekerjakan 20–40 perajin. Para perajin bakpia yang bekerja di sentra tersebut berasal dari berbagai desa di Kabupaten Bantul maupun di luar Bantul. “Saya kerja di sini sejak tahun 2009, sebelumnya saya kerja di pabrik lalu diajak oleh saudara saya buat kerja di sini,” kata Rohmayati yang bekerja di Bakpia Japon.

Rohma tertarik bekerja sebagai perajin bakpia karena tak butuh keahlian khusus untuk membuat bakpia. Ia sendiri butuh waktu sekitar tiga bulan sampai lancar mengolah adonan bakpia. Berbeda dengan saat bekerja di pabrik, Rohma bilang, tak ada target harian. "Pokoknya saya bikin semampunya saja, perajin lain juga sama, bikin bakpia semampunya.”

Satu kotak bakpia rasa original berisi 15–20 buah dibanderol mulai Rp 15.000–Rp 18.000. Jika ada pembeli yang ingin membeli secara eceran, satu buah bakpia dibanderol Rp 1.000. Konsumen bebas memilih jumlah dan rasa bakpia.

“Bakpia buatan kami sebenarnya ada rasa lain juga, seperti cokelat, keju, stroberi, durian, tapi kalau bakpia rasa lain kami buat berdasarkan pesanan. Jadi kalau mau ada rasa-rasa lain harus pesan lebih dulu. Kalau tidak ada pesanan kami buatnya yang original (kumbu kacang hijau) saja,” jelasnya.          

Dalam sehari sentra produksi Bakpia Japon milik Dwiyanto dapat mengolah rata-rata 2 - 3 sak tepung. Satu sak tepung biasanya bisa menghasilkan sekitar 4.000 buah bakpia. Praktis dalam sebulan, Bakpia Japon rata- rata bisa memproduksi 240.000 – 360.000 buah bakpia.                                   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×