kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eh, ada sentra produksi bakpia di Bantul (2)


Sabtu, 18 Agustus 2018 / 09:10 WIB
Eh, ada sentra produksi bakpia di Bantul (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Siang itu, sentra produksi bakpia di Dusun Lopati, desa Srandakan, nampak sepi dari luar. Hanya terlihat beberapa warga desa yang melintas dan sesekali mobil keluar-masuk desa tersebut. Meski nampak sepi, sentra produksi bakpia Desa Srandakan ternyata cukup sibuk..

Sejumlah perajin bakpia di pusat produksi Bakpia Japon terlihat sibuk mengerjakan bagian tugasnya masing-masing. Tiap perajin memang memiliki tugasnya sendiri-sendiri.

Ada yang khusus mengerjakan bagian adonan kulit bakpia. Ada pula yang bertugas mengisi adonan kulit dengan kumbu kacang hijau. Dan, ada pula perajin yang khusus memanggang adonan bakpia.

"Di sini bagiannya memang sendiri-sendiri. Kalau saya kebetulan dapat bagian buat ngisi bakpia. Habis diisi dan dibentuk bulat pipih, lalu dioper ke bagian lain untuk dihitung jumlahnya. Setelah itu baru dipanggang,” jelas Rohmayati pada KONTAN sembari gesit mengisi bulatan adonan bakpia.

Rohma, sapaan akrab Rohmayati mengatakan, para perajin yang bekerja di pusat produksi Bakpia Japon tak hanya berasal dari Desa Srandakan maupun Kabupaten Bantul saja, tapi juga dari berbagai daerah. Seperti dirinya sendiri yang ternyata seorang perantauan dari Sidoarjo, Jawa Timur. Kebanyakan dari para perajin di sentra tersebut diajak oleh saudara, kerabat atau kawannya untuk bekerja sebagai perajin bakpia.     

Dwiyanto, pengelola sekaligus anak pendiri Bakpia Japon membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan sengaja mempekerjakan  perajin yang berasal dari berbagai daerah untuk mengantisipasi kondisi tertentu. Strategi tersebut dilakukan agar proses produksi tetap berjalan.

“Misal kalau para perajin ini asalnya dari satu desa yang sama, pas ada hajatan di desa tersebut, saya yang repot. Semua ikut bantu-bantu hajatan, lha terus yang kerja bikin bakpia siapa?” kata Dwi sambil tertawa. Ia bilang sebagian besar perajin masih berasal dari wilayah di DIY, seperti Wonosari, Kulon Progo, Sleman dan Bantul sendiri.

Kegiatan produksi bakpia di Bakpia Japon sendiri berlangsung mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Rohma mengungkapkan bahwa dirinya dan perajin lain harus lembur membuat bakpia jika sedang ramai pesanan.

Pesanan ramai berdatangan biasanya selama bulan Ramadhan sampai Lebaran, serta saat musim hajatan seperti pernikahan, lamaran dan sunatan tiba. “Kerjanya tergantung pesanan, di hari biasa, jumlah pesanan standar ya sampai sore sekitar jam 5. Kalau banyak pesanan bisa lembur sampai malam, sekitar jam 10 atau sampai tengah malam,” ujar Rohma.    

Ditanya soal ciri khas bakpia hasil produksi sentra bakpia di Desa Srandakan, Dwi menjelaskan bakpia hasil buatan sentra di desa tersebut rata-rata memiliki rasa yang lebih manis dan isian yang lebih padat. Ia mengatakan komposisi antara adonan kulit bakpia dan isinya dibuat seimbang, yakni 50 : 50. Itulah yang membuat isi bakpia lebih padat.

“Rasa bakpia sini memang lebih manis dibanding bakpia hasil produksi di tempat lain. Terus isinya lebih kempel (pulen), karena komposisinya sama. Kalau di tempat lain biasanya lebih tebal kulitnya,” terangnya. Selain itu, harga bakpia produksi sentra Desa Srandakan relatif lebih murah dibanding bakpia hasil produksi di tempat lain. 

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×