kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Empuk laba bisnis toko kue plus kafe


Selasa, 01 Oktober 2013 / 19:09 WIB
Empuk laba bisnis toko kue plus kafe
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2022-2027. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Reporter: Noor Muhammad Falih, Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Camilan kue dan donat punya banyak penggemar. Makanya, sejumlah pelaku usaha membidik cuan dari membuka usaha toko kue dan donat. Tak jarang, mereka melengkapi gerai dengan konsep kafe, sebagai tempat nongkrong. Salah satunya, Tri Indah Lestari yang mendirikan Bon Delice di Depok pada 2011.

Asal tahu saja, Tri sudah bergelut di industri kue dan donat secara profesional sejak 1996. Ia pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama, seperti Dunkin Donuts, J.CO dan Bread Talk. Dengan pengalaman itulah, perempuan 39 tahun ini mencoba peruntungan dengan membuka toko kue dan donat. "Nama Bon Delice diambil dari bahasa Perancis, yang artinya enak," ujarnya.

Bon Delice menawarkan kue, donat dan roti yang dijual mulai Rp 5.000 hingga Rp 9.000 per buah.  "Keunggulan produk kami yakni bahan baku berkualitas, 70% bahan baku impor. Variasi produk juga cukup banyak. Ini ibaratnya one stop service bakery," papar Tri.

Demi mempercepat ekspansi usaha, sejak awal tahun ini, Tri menawarkan kerjasama waralaba. Saat ini, sudah ada enam gerai Bon Delice, yang berlokasi di Depok, Tangerang, Garut, Kendari, Pontianak dan Batam. Rinciannya: dua gerai milik pusat, dan sisanya kepunyaan mitra.

Balik modal 22 bulan

Ingin menjajal usaha serupa? Siapkan anggaran investasi Rp 800 juta atau Rp 1,5 miliar. Paket Rp 800 juta untuk luas tempat 75 meter persegi (m2), sedangkan, paket Rp 1,5 miliar untuk gerai seluas 150 m2. Investasi itu mencakup bahan baku awal, renovasi tempat, peralatan dan pelatihan selama dua bulan.  

Namun, biaya itu belum termasuk franchise fee selama lima tahun. Untuk gerai jenis ruko dikutip biaya franchise Rp 75 juta, sedangkan franchise fee untuk gerai di mal sebesar Rp 100 juta.

Tri memproyeksikan, mitra bisa meraih omzet berkisar Rp 150 juta-Rp 250 juta sebulan. Jika, target keuntungan bersih sekitar 30% tercapai, mitra bisa balik modal sekitar 14 bulan hingga 22 bulan.   

Pihak pusat mengutip biaya royalti sebesar 5% dari total omzet bulanan mitra. Tri membidik tambahan enam gerai baru hingga tutup tahun ini. Wilayah yang diincar, yakni Kalimantan, Sumatera, Bali dan Papua.

Pengamat Waralaba Anang Sukandar menyebut, peluang usaha kue dan donat ala Bon Delice sedang marak di pasaran. Itu sebabnya, pemilik usaha harus mengenal target pasarnya.

Terkait kemitraan yang ditawarkan Bon Delice, Anang menilai, paket itu terbilang tinggi, karena paket investasi tersebut tidak mencakup sewa ruko. "Sebenarnya logis-logis saja, tapi biaya sewa ruko sebaiknya disatukan dengan paket investasi," paparnya.

Dia juga menyarankan, calon mitra supaya lebih jeli melihat strategi pemasaran. "Cermati bagaimana Bon Delice menarik minat pembeli, supaya target pengembalian modal 14 bulan sampai 22 bulan bisa tercapai," sarannya.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×