kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Enam tahap penting memulai usaha di Tahun Babi Tanah


Kamis, 07 Februari 2019 / 00:30 WIB
Enam tahap penting memulai usaha di Tahun Babi Tanah


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terima gaji atau memberikan gaji? Pertanyaan sederhana ini mulai berputar-putar di kepala banyak anak muda seiring makin banyaknya milenial yang sukses membangun usaha beromzet puluhan hingga ratusan juta per bulan. 

Sebut saja, Nadim Anwar Makarim yang sukses membesut bisnis transportasi ojek online, Go-JEK. Memulai usaha sebagai start up pada tahun 2011 lalu, kini GO-JEK menjelma menjadi unicorn yang berhasil menarik perhatian para investor sekelas Tencent, Google, dan lainnya. 

Contoh lain adalah Kaesang Pangarep. Anak bungsu Presiden Joko Widodo pun juga memilih jalan menjadi pengusaha dengan membuka kedai pisang nugget bernama Sang Pisang.

Menjadi pengusaha memang mengasyikkan karena bisa bebas berkreasi dan mengatur jadwal kerja sesuai keinginan.

Sayang, bagi sebagian orang, membangun dan membesarkan bisnis sendiri masih sebatas impian. Mereka masih bingung dan takut untuk memulai. Alasannya pun beragam, mulai dari tidak punya pengalaman, tidak punya tim, tak ada modal, sampai takut merugi.

Membuka usaha memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, kini saatnya membuang jauh-jauh semua ketakutan itu.

Mumpung tahun ini bershio babi dalam penanggalan China yang konon menjanjikan peluang besar bagi dunia bisnis, yuk mulai wujudkan impian membangun usaha.

Ikuti saja tahap-tahapnya berikut ini.  

1. Tentukan sektor bisnis 

Langkah pertama adalah menentukan sektor bisnis yang hendak disasar. Sarita Sutedja, Founder Cipta Rasa Prima (CRP) Group mengatakan pemilihan sektor ini dapat disesuaikan dengan ketrampilan yang dimiliki atau hal yang disukai.

Alasannya, agar si pemilik usaha mau untuk turun tangan menjalankan bisnis secara berkelanjutan. "Usahakan membuka usaha yang sesuai dengan passion agar si pemilik tidak bosan mengembangkan bisnisnya dalam waktu yang lama," katanya pada KONTAN.

Berbeda lagi dengan Rizal Kasim, Founder Cera Production, yang menyebutkan menentukan sektor bisnis tidak perlu sesuai dengan hal yang disukai, tapi cukup memanfaatkan kesempatan yang ada di depan mata.

" Memulai bisnis tidak harus sesuai dengan hal yang disukai, poin pentingnya adalah si pemilik dapat menjalankan usaha dengan sepenuh hati," tegasnya.

Terserah bagi Anda mau mencoba saran yang mana. Yang penting berani mencoba, bukan? 

2. Menyusun analisis usaha 

Setelah memutuskan jenis usaha yang akan ditekun, tiba waktunya menentukan target pasar. Caranya, buatlah analisa segmen konsumen seperti apa yang paling menguntungkan, misalnya kalangan menengah ke bawah atau menengah ke atas. 

Lalu susul dengan membuat daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk yang akan ditawarkan. Untuk mendapatkan data yang akurat, sebaiknya Anda bertanya kepada teman-teman terdekat. 

Ratna Paramitha, Pemilik Mita Jewelary, mencontohkan data pasar dapat dikumpulkan lewat observasi lapangan, misalnya dengan mengamati karakter pembeli di toko yang menjajakan produk sejenis.  

Jangan lupa menuliskan semua daftar dalam catatan agar tidak ada yang terlewat. Jadikan daftar dalam agenda tersebut untuk menciptakan produk yang pas dengan kebutuhan konsumen. 

"Melalui daftar itu pula dapat tercipta produk yang berbeda dari produk sejenis lainnya," jelasnya.  

Sarita menyarankan produk atau jasa tidak harus dibuat memenuhi semua keinginan konsumen, melainkan dipilih dari poin-poin yang paling potensial untuk diwujudkan.

Misalnya, usaha jus buah dengan menyasar konsumen kelas menengah ke atas. Bahan baku menggunakan buah berkualitas nomor satu dengan tingkat kematangan sempurna. Jus dibuat tanpa gula dan perisa tambahan agar tidak mengganggu kesehatan. 

3. Siapkan modal 

Bila ini adalah bisnis pertama, ada baiknya Anda menggunakan modal usaha dari hasil tabungan pribadi atau patungan dengan teman demi mengurangi resiko.

"Saat usaha masih awal belum bisa diprediksikan bakal langsung untung atau tidak, jadi lebih baik hindari utang bank untuk mengurangi beban pikiran," kata Sarita. 

Sebenarnya, tidak salah, kok, mengajukan pinjaman ke bank untuk dijadikan modal usaha. Tentu ada syaratnya, yaitu dapat memperhitungkan total pendapatan dan biaya produksi yang dikeluarkan saban bulannya. 

Bila total omzet bisa menutupi semua biaya produksi dan cicilan utang dan masih bisa menghasilkan keuntungan, tidak masalah menggunakan kredit dari bank.

Ingat, hitung dengan cermat, ya, sebelum benar-benar menggunakan modal pinjaman.

4. Tentukan tim produksi

Agar bisnis bisa berjalan lancar dibutuhkan tim untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen. Masalahnya, mau menggunakan tim produksi sendiri atau out source

Rizal menyebutkan tim produksi dapat disesuaikan dengan sektor bisnis yang dipilih dan modal usaha. Ambil contoh, usaha jus buah lebih baik mencari karyawan dan diberikan pelatihan sesuai dengan standart operasional production (SOP). 

Namun, bila usahanya di bidang jasa seperti percetakan, tim produksi dapat menggunakan tenaga out source dengan standar yang disesuaikan. Langkah ini dapat menghemat modal di bandingkan dengan membeli mesin sendiri.     

5. Tentukan media promosi

Sebagai awal, promosi tidak wajib dibuat secara besar-besaran. Lebih baik buat promosi sesuai target konsumen. Misalnya, untuk konsumen milenial (usia 20 tahun- 35 tahun) dapat menggunakan media sosial seperti Instagram untuk memperkenalkan produk dan jasa yang ditawarkan. 

Promosi menggunakan Instagaram cukup dengan mengunggah foto produk. Tampak sederhana, bukan? Namun, yyatanya tidak semudah itu. Produk wajib difoto dengan angle yang menarik atau instagramable sehingga konsumen tak hanya melihat-lihat, tapi mau membeli produk.

Lain cerita bila menyasar konsumen korporasi. Media sosial bukan jurus jitu untuk mendapatkan klien. Website akan lebih menarik untuk konsumen korporasi. 

Rizal menyebutkan karakter konsumen korporasi lebih banyak mengakses atau mencari rekanan lewat website dari pada Instagram. Lainnya, dengan pengajuan proposal penawaran langsung kepada target korporasi. Proposal pun dapat dikirimkan melalui email.

Oh, iya, tidak ada salahnya memberikan diskon atau harga khusus bagi pelanggan di awal pembukaan usaha. Karena konsumen sangat suka dengan keuntungan. 

6. Action

Bila sudah memenuhi empat poin di atas, sekarang waktunya untuk mulai mewujudkan usaha dalam bentuk nyata. 

"Action saja dulu jangan kebanyakan mikir nanti malah gak jadi (buka usahanya)," kata Mita. 

Wujudkan usaha sesuai dengan poin-poin yang sudah ditentukan. Memang tidak mudah, tapi tetaplah berusaha dan konsisten agar bisnis benar-benar bisa berjalan. 

Mita menegaskan menjadi pengusaha harus mempunyai metal kuat dan pantang menyerah karena menjalankan bisnis tidak semua kelihatannya.
Bersikaplah terbuka dan jangan acuhkan kritik untuk memperbaiki usaha agar eksis dan terus berkembang. 

Sarita menambahkan calon pengusaha wajib belajar marketing agar roda bisnis terus berputar.

Selamat berbisnis, semoga banjir cuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×