kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Endro Firdaus tularkan virus hidup sehat lewat bisnis makanan sehat


Selasa, 05 Februari 2019 / 07:00 WIB
Endro Firdaus tularkan virus hidup sehat lewat bisnis makanan sehat


Reporter: Merlinda Riska | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Kebiasaan Endro Firdaus minum jus kombinasi buah dan sayur menular ke rekan-rekan kerjanya. Sebab saban hari, pria kelahiran Pekanbaru ini membawa sari buah dan sayur itu ke kantor.

Lantaran penasaran sama rasanya, teman-teman Endro di sebuah kantor cabang salah satu bank swasta di Ibu Kota Provinsi Riau pun mencicipi jus buatan lelaki yang 6 Januari lalu genap berusia 36 tahun ini.

Ternyata, rekan-rekan kerjanya pada suka. “Lalu, minta dibuatkan setiap hari dan mereka bayar. Yang menentukan harga dan menunya, mereka semua,” kata Endro yang mulai membawa jus buah dan sayur ke kantor sejak akhir 2012.

Saat mulai banyak pesanan dari teman-temannya itulah, dia mulai kepikiran untuk membangun usaha minuman sehat. Awalnya, ia menerapkan sistem paket bagi yang memesan jus. Cara ini sekaligus untuk membiasakan rekan-rekan kerjanya minum jus setiap hari.

Karena itu, teman-temannya harus menyerahkan sejumlah uang sebagai deposit. “Kebiasaan minum jus, kan, tidak bisa langsung instan, harus dibiasakan. Jadi, mereka harus deposit untuk satu bulan atau beberapa periode,” jelas Endro yang semenjak berbisnis di awal 2013 mengibarkan merek dagang GreenSmoothie.

Kini, usahanya berkembang jadi layanan katering. Bukan hanya menawarkan minuman sehat, tapi juga makanan sehat. Bahkan, ia membuka kafe.

“Nama akhirnya saya tambah jadi GreenSmoothie Factory. Filosofinya, saya akan menyediakan asupan sehat untuk banyak orang yang saya ciptakan sendiri,” ungkap dia yang setahun terakhir omzetnya tembus Rp 300 juta per bulan.

Waktu awal-awal menggulirkan roda usaha, Endro hanya mengambil order di luar teman-teman kerja yang rutenya searah ke kantor saja. Sambil berangkat kerja, ia mengantarkan pesanan ke rumah-rumah.

Untuk pemasaran, dia mengandalkan strategi mulut ke mulut. Endro beralasan, ketika itu dirinya belum mengerti cara lain untuk memasarkan produknya. Cuma, “Karena kami yang pertama di Pekanbaru dan saat itu lagi booming gaya hidup sehat, jadi terbantu pemasarannya,” imbuh Endro.

Membesarkan merek

Pesanan yang awalnya hanya 5 hingga 10 botol per hari melonjak jadi 30 botol. Sebab, ia mulai menerima order di luar rute yang searah ke kantornya. Untuk itu, dia merekrut satu karyawan sebagai kurir untuk mengantarkan pesanan ke pelanggan di luar rutenya.

Ternyata, order yang masuk terus bertambah hingga 200 botol sehari. Pada pertengahan 2013, Endro pun menambah kurir jadi tiga orang. Sekarang, jumlah karyawannya ada 28 orang, termasuk bagian produksi, pemasaran, administrasi, dan yang bekerja di kafe.

Selama setahun pertama, ia membuat sendiri jus dibantu sang istri. Mulanya untuk rasa, dia menyerahkan sepenuhnya ke konsumen.

Tapi, setelah pesanan membeludak, Endro tidak lagi membuka pesanan khusus. “Kami tetapkan menunya apa saja selama satu bulan atau periode tertentu. Jadi, kami enggak repot lagi, yang penting variasi buah dan sayur setiap hari,” ujarnya.

Melihat prospek yang sangat cerah, dia berencana mengembangkan usahanya, tidak hanya menjual jus buah dan sayur. Demi mewujudkan rencana itu, Endro mengikuti pelatihan tentang makanan dan minuman sehat di Jakarta.

Sejatinya, ide pengembangan bisnis itu datang dari Yusti Aryani, salah satu pendiri komunitas Indonesia Makan Sayur. Dia berkenalan dengan Yusti lewat akun Instagram, kemudian menjalin komunikasi melalui aplikasi percakapan instan. “Beliau menyarankan saya untuk belajar lagi tentang makanan sehat. Saya disuruh sekolah lagi,” kata Endro.

Berbekal ilmu yang didapat dari workshop di Jakarta, ia membuat pressed juice dan susu almon. “Saya sudah niatkan jalani bisnis ini untuk jangka panjang. Karena semua orang pasti ingin sehat,” ujar pemilik gelar sarjana psikologi dari Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, ini.

Tentu, tak mudah untuk menghasilkan pressed juice dan susu almon yang cocok di lidah orang kebanyakan. Prosesnya memakan waktu selama enam bulan.

Awalnya, fokus Endro adalah menciptakan rasa yang enak dulu. Itu sebabnya, komposisi buah lebih banyak ketimbang sayur. Tapi, seiring waktu berjalan, ia mengurangi porsi buah karena lidah pelanggan sudah mulai terbiasa.

Kemudian, awal 2014 Endro kepikiran membuka kafe, dengan tujuan utama untuk membangun dan membesarkan (branding) merek GreenSmoothie. Kafe ini juga sebagai media representasi kepada masyarakat yang ingin tahu makanan sehat seperti apa.

Setelah menemukan lokasi yang cocok di tengah Kota Pekanbaru, keinginannya memiliki kafe terwujud pada Juni 2014. “Ini kafe makanan sehat pertama di Pekanbaru,” klaim Endro.

Ketika kafe berjalan beberapa bulan, Endro berkisah, ada permintaan dari konsumen untuk menyediakan kudapan sehat. Sejak itu ia membuat berbagai makanan sehat. Misalnya, salad, nasi merah jamur tiram asam pedas, burger daging cincang, dan sandwich tuna.

Lantaran masih bekerja, begitu juga dengan sang istri, Endro menyerahkan sepenuhnya operasional kafe ke karyawan yang berjumlah tiga orang. “Rupanya, karyawan saya kewalahan menjelaskan ke pelanggan tentang produk kami. Akhirnya, saya putuskan resign, keluar dari pekerjaan setelah kafe jalan enam bulan,” katanya.

Ekspansi ke Medan

Dan, pada 2016, untuk memperdalam ilmu makanan sehat, dia kembali mengikuti saran Yusti untuk sekolah lagi. Kali itu, dia mengambil sekolah kuliner berbasis di Amerika Serikat, dengan metode online.

Saat itu, Endro menuturkan, ada sekitar 100 siswa dari seluruh dunia yang mengambil sertifikasi makanan berbasis nabati (plant-based foods). Siswa dari Indonesia hanya dirinya seorang. “Saat ini, yang pegang sertifikat tersebut di Indonesia juga cuma ada lima orang termasuk saya,” sebutnya.

Sertifikat itu, Endro menyatakan, menjadi senjata untuk memperkuat bisnis jasa katering dan kafe makanan sehat miliknya. “Saya enggak keluar dapur, kontrol kualitas, ciptakan menu baru,” ujarnya.

Di 2016 pula, ia mengubah konsep kafenya menjadi rumah kebun. Untuk itu, Endro mencari lokasi baru yang lebih luas demi menghadirkan kebun hidroponik di kafenya. “Pelanggan bisa menyantap makanan sehat dengan lebih santai, tenang,” bebernya.

Kebun itu pula yang akhirnya memasok sebagian bahan baku sayur untuk bisnis layanan katering dan kafe makanan sehat kepunyaan Endro. Sisanya dari rekanan yang selama ini menyuplai sayur-mayur.

Hanya, dia mengaku, tahun 2016 juga merupakan periode yang sangat berat buat usahanya. Perpindahan lokasi kafe malah membuat bisnisnya turun. Terlebih, ia kena tipu kontraktor yang akan merenovasi kafenya, sehingga menderita kerugian cukup besar.

Tambah lagi, upaya membuka cabang di banyak tempat dengan sistem booth, seperti di pusat kebugaran dan mal, gagal. Pembeli sepi. Endro pun menutup gerai-gerai itu. “Rupanya, masyarakat masih belum siap dengan makanan dan minuman sehat,” ungkap dia.

Guna menyedot pengunjung datang ke kafe, Endro membuat berbagai macam promosi menarik bagi yang mau berlangganan satu paket. Ia pun rajin mengunggah foto-foto di akun Instagram GreenSmoothie Factory sambil mengedukasi pasar lewat berbagai tulisan.

Segala upaya tersebut berhasil mendongkrak bisnisnya kembali. Meski pernah gagal membuka cabang, Endro tidak kapok.

Awal 2018, ia kembali berekspansi. Enggak tanggung-tanggung, dia membuka cabang di Medan walaupun baru jasa katering. “Ada investor yang mau kerja sama dengan kami,” kata Endro. Dia juga berencana membuka kafe di Ibu Kota Sumatra Utara itu pada  2019.

Selain terus menciptakan menu baru, Endro ingin menularkan gaya hidup sehat sejak dini kepada anak-anak. Caranya, ia berencana membuat paket wisata pendidikan (field trip) ke kebun hidroponik yang ada di kafe. “Anak-anak juga bisa langsung bikin jus dengan mengambil bahan dari kebun hidroponik,” imbuhnya.

Bermula dari kantor, virus gaya hidup sehat Endro pun menyebar ke mana-mana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×