kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,73   8,13   0.82%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eragano bertekad membantu dari hulu hingga hilir


Jumat, 26 Agustus 2016 / 16:32 WIB
Eragano bertekad membantu dari hulu hingga hilir


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: S.S. Kurniawan

Dalam beberapa tahun belakangan ini, ekosistem digital startup sedang tumbuh subur di Indonesia. Fenomena ini menarik minat investor asing untuk berbondong-bondong menanamkan modal di sejumlah perusahaan rintisan lokal yang dinilai menjanjikan.

Bagi startup, suntikan modal ibarat aliran darah segar yang akan menggairahkan operasional usaha perusahaan. Itu pula  yang kini dirasakan Eragano, perusahaan agritech yang bertekad memodernisasi industri pertanian.

Eragano baru saja mendapatkan pendanaan awal dari East Ventures, 21 Juli 2016 lalu. East Ventures merupakan perusahaan pendanaan tahap awal paling aktif di Asia Tenggara. Perusahaan tersebut menyediakan seed funding kepada startup.

Perusahaan rintisan yang berdiri sejak Oktober 2015 itu  memposisikan diri sebagai solusi pertanian dari hulu ke hilir secara online yang pertama dan satu-satunya bagi petani rumah tangga atau plasma. Beroperasi sejak Oktober 2015, Eragano memiliki 10 karyawan dan menjual hasil panen ke hotel dan restoran ternama seperti Hotel Amanjiwo dan Hotel Aston.

Sebelum mendapatkan pendanaan ini, Eragano telah dinominasikan di Appcelerate. Eragano didirikan oleh Stephanie Jesselyn, lulusan fakultas teknik industri Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Aris Hendrawan, pemilik lahan pertanian di Rancamaya, Bogor, yang memiliki ketertarikan besar di bidang pertanian.

Tanpa menyebut angka, Stephanie menjelaskan, pendanaan awal dari East Ventures bakal digunakan untuk menambah jumlah tim operasional dan meningkatkan pengembangan, baik teknologi aplikasi Eragano dan marketplace untuk musim tanam berikutnya.

“Eragano ditujukan untuk petani kecil yang jumlahnya lebih dari 15% dari populasi penduduk Indonesia,” katanya.

Sejatinya kehadiran Eragano tidak terlepas dari kondisi petani kita yang sangat memprihatinkan. Mereka sulit lepas dari kemiskinan akibat pendapatannya minim.

Sementara belum banyak pihak yang membantu nasib petani secara berkesinambungan baik dari permodalam maupun teknik budidaya yang efektif.

Menurut Aris, sebelum ada Eragano, para petani hanya mengandalkan insting untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Atau, mereka berkonsultasi dengan penjual pestisida yang tentu lebih condong mempromosikan produk yang mereka jual, terlepas masalahnya terselesaikan atau tidak.

Perbedaan dan keterbatasan sumber informasi juga merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi petani. “Itu sebabnya kami memberikan bantuan secara online melalui aplikasi dan bantuan konsultasi offline,”  kata Aris.

Di sisi lain, Eragano memiliki keinginan untuk meningkatkan industri pertanian dengan teknologi sekaligus mengubah paradigma tentang pertanian. “Modal awal pendirian Eragano berasal dari bootstrapping dari saya,” sebut Stephanie.

Pada tahap awal, Eragano terdiri dari empat tim operasional dan empat tim pengembangan produk. Tim operasional mempersiapkan persebaran produk ke petani, sedangkan pengembangan produk mempersiapkan sisi teknologi untuk aplikasi dan marketplace.

 Singkatnya, Stephanie bilang, Eragano mencoba mengimplementasikan teknologi cerdas bagi kesejahteraan petani Indonesia. Eragano mengembangkan aplikasi mobile (Android) yang menjadi solusi dari hulu ke hilir bagi para petani.

Solusi yang ditawarkan Eragano meliputi pengadaan sarana produksi pertanian, jadwal bertani sampai penjualan hasil panen. Eragano juga membantu pembiayaan dan jaminan finansial melalui kredit mikro dan asuransi pertanian bagi para petani.

“Kami menggunakan teknologi aplikasi Android dengan bertindak sebagai platform yang menghubungkan beberapa pihak seperti distributor benih dan pupuk, bank, asuransi, hotel sampai restoran dan  kafe,” jelasnya.

Fitur Eragano

Bagaimana sistem layanan Eragano bekerja membantu masalah yang dihadapi petani? Sederhananya, Stephanie menerangkan, petani dapat input di aplikasi Eragano melalui menu yang ada.

Misalnya, untuk membeli kebutuhan bertani, petani dapat dilakukan lewat aplikasi MCommerce dengan cara mengklik pada aplikasi.

Selanjutnya, pilih produk dan pilih beli. Eragano akan membantu petani mendapatkan produk tersebut dari distributor. “Kami sudah bekerjasama dengan dealer, sistemnya commission based per transaksi,” sebut Stephanie.

Untuk pinjaman dan asuransi, petani dapat mengisi formulir pada aplikasi Eragano. Proses berikutnya, Eragano akan memfasilitasi petani untuk mengurus perjanjian secara
offline.

Saat ini, sudah ada petani yang menikmati layanan ini dengan dukungan pendanaan dari perbankan.

Begitu pula dengan fitur menjual hasil panen, petani bisa mengisi nama produk, jumlah, dan harga plus melampirkan foto produk pertanian yang akan dijual. Dalam hal ini, Eragano akan menyiapkan pengiriman dan membantu petani mendapatkan order dari jaringan hotel, restoran, dan katering (Horeka) yang bermitra dengan Eragano.

Sejauh ini, Stephanie mengaku sudah menggandeng 10 hotel, 10 restoran, dan dua katering untuk menyalurkan produk petani yang memanfaatkan sistem Eragano. Adapun bagi hasil margin tergantung dari jumlah pengambilan barang.

Seiring bertambahnya petani yang bergabung, Eragano tentu memproyeksikan peningkatan jumlah pembeli produk pertanian dari mitranya. Lagi pula, Eragano telah memiliki jaringan Horeka yang mencapai ribuan di seluruh Indonesia.

Untuk konsultasi budidaya, petani bisa memperolehnya melalui fitur informasi pertanian (artikel), questions and answers (Q&A) dengan chat pada aplikasi dan jadwal bertani. Tapi fitur ini hanya bisa diakses oleh para petani yang sudah diverifikasi oleh Eragano.

“Kami memiliki ahli pertanian yang siap menjawab dan meramu proses budidaya per petani per area,” ungkap Stephanie yang menyebutkan fokus Eragano masih di Jawa.

Dengan mengakses jasa layanan online tersebut, petani akan mendapatkan bantuan informasi pertanian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas panen minimal 20%, serta meningkatkan pendapatan petani minimal 20%.

Dalam sistem Eragano, petani terbagi dua kategori, yakni petani yang menggunakan satu closed loop solution dan petani yang menggunakan beberapa fitur Eragano.

Perinciannya, petani yang menggunakan keseluruhan ekosistem tertutup Eragano lebih dari 70-petani. Sedangkan petani yang menggunakan satu ekosistem tertutup berjumlah 38 petani. “Pengguna aplikasi Eragano sekitar 100 petani,” sebut Stephanie.

Tentu, dengan bekal pendanaan awal dari investor, Eragano menargetkan pengguna dengan ekosistem tertutup minimum sebanyak 10.000 petani sampai akhir tahun nanti.
Apalagi tren pertumbuhan bisnis Eragano tercatat positif dengan pertambahan pengguna ekosistem tertutup sekitar 100%.

Target tersebut optimistis bisa tercapai. Alasannya, Eragano memiliki perbedaan sekaligus kelebihan dari perusahaan startup lainnya. Nah, perbedaannya terletak pada solusi end-to-end yang dihadirkan plus dukungan tenaga  ahli pertanian yang mumpuni.

Tak cuma itu, Eragano mengklaim miliki tim ahli analisa data yang andal. Perbedaan ini termasuk kelebihan Eragano juga untuk menyelesaikan masalah pertanian yang cukup kompleks. Salah satu contohnya ketika Eragano hanya menjual hasil panen.

Tak ayal, Eragano harus memastikan kualitas hasil panen yang akan dijual bagus. “Kualitas panen itu didapat dengan panduan budidaya bertani yang ada,” aku Stephanie.

Terkait agenda bisnis Eragano ke depan, Stephanie menambahkan, akan memperkuat tim dan mendongkrak target petani sesuai perencanaan, selain terus berinovasi demi kesejahteraan petani Indonesia. Maklum, persaingan di bisnis pertanian semakin berat.

Namun kunci keberhasilan dalam memenangi kompetis, Stephanie berujar, terletak pada efisiensi dari perusahaan dan inovasi yang terus berkesinambungan, yakni perubahan aplikasi dan tools sesuai konsumen petani dan dari sisi penjualan ke Horeka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×