kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Fiolight sulap limbah kayu jadi perkakas unik


Minggu, 15 Juli 2018 / 14:05 WIB
Fiolight sulap limbah kayu jadi perkakas unik


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Produk daur ulang (upcycle) kian banyak bermunculan, seiring tingginya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan. Kayu limbah menjadi salah satu material yang populer sebagai bahan baku produk upcycle.  
Ikut mengurangi jumlah limbah kayu, Kent Nathaniel bersama keempat rekannya memanfaatkan kayu sisa industri menjadi produk kerajinan. Di bawah bendera Fiolight, Kent memproduksi  lampu, tumbler dan aneka perkakas makan, sejak 2016 lalu.

Selain menyediakan produk siap jual, Kent juga membuka layanan custom design. Konsumen pun bisa merancang  produk yang diinginkan lewat laman yang telah disediakan pada website, Fioligth.com. "Langkah ini untuk mendekatkan kami kepada konsumen dan menciptakan produk sesuai gaya kepribadiaan mereka," kata Kent.

Lantaran tak punya latar belakang sebagai perajin, Fiolight menjalin kerjasama dengan empat perajin kayu di Jember, Jawa Timur dan Tangerang,Banten. Material bahan baku diambil dari sisa produksi mebel sang perajin. Jenis kayu yang digunakan adalah jati, kamper, sonokeling dan kayu sawo.

Karena masih memproduksi dengan cara tradisional, kapasitas produksi Fiolight masih terbatas. Dalam sebulan, produksinya hanya mencapai ratusan unit.

Menyasar kalangan menengah, Kent menjual produknya mulai Rp 5.000 sampai dengan Rp 300.000 per unit. Baru melakukan re-launching sekitar dua bulan lalu, total omzetnya kini sudah mencapai jutaan rupiah.

Untuk menjangkau pasar yang luas, Kent pun memanfaatkan marketplace dan website. Produknya pun sudah banyak dikirim ke kota-kota di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Bali.

Sejauh ini, kendala yang dihadapinya adalah sulitnya menjamin perajin dapat bekerja setiap hari. "Kami sempat bingung saat perajin pulang kampung dalam waktu lama, sedangkan pesanan konsumen tidak bisa menunggu. Alhasil kami harus memberlakukan out of stock pada produk tersebut, " jelasnya.

Keterbatasan modal usaha membuat mereka harus cukup jeli melihat permintaan dan memanfaatkan peluang. Untuk urusan promosi, Kent memilih menggunakan media digital seperti website dan sosial media sebagai tempat menjaring pelanggan.

Sadar akan persaingan yang cukup ketat, Kent mengaku enggan ikut-ikutan dalam perang harga yang telah terjadi. Dia lebih memilih untuk menjaga kualitas dan memberikan garansi terbaik pada konsumen.

Bila tidak ada hambatan, pada akhir tahun nanti dia bersama keempat rekannya bakal melakukan grand launching Fioligth. Lainnya, dia juga akan menjalin kerjasama dengan galeri offline di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×