Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan susu di dalam negeri sebagian besar masih dipasok susu impor. Kementrian Perindustrian mencatat saat ini hanya 20% bahan baku susu yang tersedia di dalam negeri. Sisanya masih harus impor.
Untuk bisa mengoptimalkan produksi susu dalam negeri, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, sebut perlu ada pembenahan di tingkat hulu.
Untuk itu PT Frisian Flag Indonesia (FFI), lewat program Dairy Development (DD), meluncurkan program Young Progressive Farmer Academy. Tujuannya untuk memberdayakan peternak muda Indonesia dengan pembelajaran praktik manajemen peternakan sapi.
Program ini diharapkan bisa mengembangkan peternakan sapi perah Indonesia. Kemudian bisa menjawab isu regenerasi peternak sekaligus meningkatkan produktivitas serta kualitas susu yang dihasilkan peternak. Dan upaya pengembangan bisnis para peternak sapi perah dari skala kecil ke menengah.
Data Biro Pusat Statistik (BPS), populasi sapi perah di Indonesia mencapai 592.897 ekor pada 2022 dengan produksi susu mencapai 957.190 ton pada 2022.
Usaha peternakan sapi perah di Indonesia masih didominasi oleh usaha skala kecil yang memiliki satu sampai lima ekor sapi, dengan pemeliharaan yang bersifat tradisional sehingga produktivitas sapi perah masih di angka rata-rata 10-12 liter per ekor per hari.
Rendahnya penghasilan dari usaha kecil ini membuat peternak tidak fokus dan cenderung memiliki kegiatan ekonomi lainnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Di sisi lain, sebaran tertinggi usia peternak sapi perah adalah 50-60 tahun. Kondisi ini akan mengancam masa depan peternakan sapi perah dan industri susu di Indonesia.
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengatakan Program Young Progressive Farmer Academy ini adalah bagian dari komitmen FFI untuk mengembangkan peternakan sapi perah guna meningkatkan produktivitas dan kualitas susu.
“Melalui program ini kami ingin membina peternak muda skala kecil di Indonesia agar bisnis peternak sapi perah mereka semakin berkembang. ” ujarnya dalam keterangan, Kamis (1/6).
Baca Juga: Indonesia-Belanda Siap Kerja Sama Bidang Industri Susu Olahan
Program FFI Young Progressive Farmer Academy dilakukan secara tertutup dengan bekerjasama melalui belasan koperasi susu yang tersebar di Jawa untuk menjaring ratusan para peternak muda berusia 25-35 tahun yang memiliki 5-8 ekor sapi perah laktasi, dan bernaung di bawah mitra koperasi FFI dari seluruh Indonesia.
Pemenang dari program ini akan mengikuti studi banding dan pembelajaran terkait praktik manajemen peternakan sapi perah bersama peternak lokal Belanda, pada bulan September 2023.
Melalui program ini, diharapkan dalam tiga tahun ke depan, para peserta FFI Young Progressive Farmer Academy dapat mengembangkan bisnisnya hingga skala medium dengan 10-20 ekor sapi perah laktasi.
Direktur Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian, Tri Melasari, berharap program tersebut bisa membantu target Blue Print Persusuan Indonesia tahun 2013-2025. Diantaranya menargetkan produktivitas sapi perah menjadi 20 liter per ekor per hari, populasi sapi perah menjadi 1,8 juta ekor, dan produksi dalam negeri bisa memenuhi 60% kebutuhan susu nasional.
Senada dengan itu, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi juga berharap program FFI ini bisa meningkatkan skala bisnis dan kesejahteran ekonomi dari para peternak sapi perah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News