kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -27,00   -0,16%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Gagal panen, Agus produksi olahan durian (2)


Selasa, 19 Juni 2012 / 13:58 WIB
Gagal panen, Agus produksi olahan durian (2)
ILUSTRASI. Surya Citra Televisi (SCTV0, yang berada di bawah PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)


Reporter: Revi Yohana | Editor: Tri Adi


Saat masih dikelola ayah mertuanya, kebun durian seluas tujuh hektare (ha) di Dusun Langensari, Kecamatan Mijen, Semarang, Jawa Tengah milik Agus Jatmiko belum menjadi kawasan agrowisata durian seperti sekarang ini.

Sama seperti petani durian pada umumnya, sang mertua menjual hasil panen ke pasar-pasar dan pusat-pusat keramaian lainnya, seperti di kawasan bandara dan pinggir jalan di Semarang. "Jadi waktu masih dikelola bapak saya, buah durian dipasarkan ke luar kebun," kenang Agus.

Dia melihat cara pemasaran semacam itu kurang efektif. Pasalnya, selain tenaga, pemasaran tersebut juga boros bahan bakar minyak (BBM). Apalagi, durian hasil panen yang diangkut cukup banyak.

Bila sedang panen raya, jumlah buah yang harus didistribusikan bisa mencapai ribuan. Selain kurang efisien, kualitas durian yang dipasarkan keluar kebun juga menurun. Sebab, buah sudah dipetik sebelum matang di pohon.

Beda jika langsung dipasarkan di kebun. Citarasa buah lebih enak karena dipetik dari pohon sudah matang. Makanya, ketika mewarisi perkebunan durian, ia langsung menyulapnya menjadi kawasan agrowisata.

Awalnya, ide ini mendapat tentangan dari keluarganya. Bahkan, sang istri juga turut meragukan gagasannya itu. Tapi, tekadnya sudah bulat. Berkat ketekunannya, sekarang Agus sukses mengembangkan kawasan agrowisata durian.

Terbukti, sejak dibuka pada 2006 lalu hingga kini, Kawasan Agrowisata Durian H. Djauhari ramai didatangi pengunjung.

Cuma, sukses yang Agus raih tidak datang begitu saja. Di masa awal merintis kawasan agrowisata itu, ia mesti kerja keras untuk mengenalkan kawasan agrowisatanya kepada khalayak ramai.

Untuk itu, Agus rajin menyebarkan brosur di pelbagai tempat strategis, semisal bandara dan pasar. Dia juga memasarkan kawasan agrowisatanya melalui jejaring sosial seperti Facebook.

Dari situ, lambat laun kawasan agrowisata milik Agus mulai menjaring pengunjung. Tetapi, usahanya ini tidak melulu berjalan mulus. Pernah di tahun 2010, ia mengalami gagal panen dunia.

Alhasil, Agus pun sempat tekor. Untuk menutup biaya operasional, dia sampai meminjam uang ke kakaknya. Namun, ia tidak lantas putus asa. Agus mengolah durian yang tidak layak jual menjadi aneka produk makanan olahan. "Saat itu saya meminta istri untuk membantu," tuturnya.

Sejak itu, istrinya kreatif membuat penganan dari durian, misalnya, es lilin, es krim, dan lempo durian.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×