Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minuman jamu kini sedang naik daun. Penyebabnya tidak lain karena adanya penyebaran virus korona atau Covid-19 yang makin masif belakangan. Bahkan, virus tersebut sudah memakan korban jiwa di Tanah Air.
Maklum, minuman tradisional tersebut dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mencegah seseorang terjangkit virus saat rutin mengonsumsi jamu. Misalnya minuman empon-empon yang terdiri dari ramuan jahe, kunyit, temuwalak, sereh dan kayumanis.
Tak heran jika minuman ragam minuman jamu termasuk empon-empon kini mulai banyak orang yang mencarinya. Tidak cuma mencari bahan baku sampai ke pasar tradisional, tapi juga mengunjungi gerai atau kedai jamu tradisional untuk sekadar minum jamu.
Baca Juga: GP Jamu: Harga bahan baku jamu melonjak 50% daripada biasanya
Malah, Presiden Joko Widodo pun kini kerap meminum jamu ramuan empon-empon hingga tiga kali sehari dan menjadi minuman hidangan bagi para tamu negara.
Baca Juga: Tangkal virus corona, presiden Jokowi semakin rajin minum jamu
Para pemilik gerai jamu pun sudah merasakan lonjakan konsumsi jamu pada awal tahun ini saat informasi virus korona mulai merebak, lebih tepatnya pada bulan Februari 2020. Lantas, permintaan minuman jamu pun semakin menjadi-jadi setelah korban meninggal di Indonesia terkonfirmasi belum lama ini.
Baca Juga: Wabah virus corona merebak, produk Sido Muncul (SIDO) diserbu konsumen
Tengok saja hasil yang dialami oleh Sunita Bhagchandani pemilik gerai Jamu Mbak Suni. Penjualan jamunya langsung melesat tiga hingga lima kali lipat dari hari biasanya. "Rata-rata sehari untuk akhir pekan biasanya Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta dan mulai Februari ada kenaikan dan lonjakannya saat ada pengumuman dua pasien positif korona," tutur wanita yang belajar membuat jamu di Yogyakarta dan Solo kepada KONTAN, Senin (9/3).
Artinya, Jamu Mbak Suni saat ini bisa meraup omzet antara Rp 4,5 juta hingga Rp 10 juta lebih per harinya. Saat ini Jamu Mbak Suni mempunyai tiga gerai yang tersebar di Jabodetabek.
Di tiap gerai tersaji beragam menu jamu. Mulai dari kunyit asem, beras kencur, pahitan, tenggok, jamu godok, temulawak dan lainnya. Ia membanderol harga untuk ukuran 250 ml Rp 20.000 per botol dan 500 ml Rp 30.000 per botol.
Gerai jamu ini juga menyediakan jamu empon-empon yang terdiri dari beberapa bahan baku jamu. "Setelah viral menjadi minuman Presiden, semakin banyak yang cari," katanya.
Pelaku usaha lainnya juga merasakan hal yang sama. Menurut Nova Dewi pemilik Suwe Ora Jamu, setelah ada wabah korona, generasi milenial kini makin gandrung minum jamu. Label minuman jamu merupakan minuman kuno dan tidak enak mulai sirna. "Awareness meningkat terutama untuk jamu temulawak," katanya kepada KONTAN (11/3).
Saat ini penjualan jamu di Suwe Ora Jamu sudah tembus 1.000 botol per harinya di setiap outlet. Hasil tersebut melonjak hingga 50% dari penjualan hari biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News