Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sweet Escape adalah salah satu dari sekian banyak startup yang menjadi bagian portofolio dari GDP Venture. Ini adalah sebuah modal ventura dari Grup Djarum.
Meski sebagai modal ventura, GDP Venture berupaya tidak menyuntikkan dana ke startup saja. Lebih dari itu, mereka ingin membangun ekosistem bisnis yang saling terhubung di antara startup binaannya.
"Kami sebutannya bukan venture capital tapi venture builder, di mana kami sama-sama membangun," ungkap Corporate Affairs Director GDP Venture Ossy Indra Wardahani saat berkunjung di kantor Redaksi KONTAN, Kamis (30/1) lalu.
Baca Juga: Dekati BlackRock, Kementerian Investasi Upayakan Peningkatan Investasi Portofolio
Saat ini, GDP Venture memusatkan perhatian pada lima pilar bisnis utama. Pertama, di sektor e-commerce, yang bertujuan menciptakan model bisnis yang lebih efisien. Harapannya, pengalaman belanja offline dan online bisa berjalan beriringan.
Kedua, fokus pendanaan diarahkan pada pilar produk. Ossy bercerita, GDP Venture juga aktif dalam sektor produk konsumen. Salah satu investasinya adalah di Brodo, merek sepatu lokal yang awalnya berkembang melalui media sosial.
Ketiga, fokus pendanaan ke media. Di era digital saat ini, penyebaran informasi yang cepat juga membawa tantangan besar, salah satunya adalah maraknya berita hoaks.
GDP Venture melihat hal ini sebagai peluang untuk menghadirkan media yang kredibel dan berimbang.
"Banyak informasi hoaks di mana-mana, jadi kami ingin masyarakat Indonesia mendapat pemberitaan yang benar," kata Ossy.
Baca Juga: Tingkatkan Penjualan, Brodo Akan Menambah Outlet Baru pada Tahun 2024
Keempat, fokus di bisnis entertainment. Di industri hiburan, GDP Venture berinvestasi di berbagai perusahaan yang mengusung nilai budaya dan humanisme tinggi. Salah satunya, Visinema, yang dikenal lewat film Home Sweet Loan, yang membawa isu-isu sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat.
Dan terakhir atau kelima, sektor yang memberikan solusi. GDP Venture berinvestasi pada berbagai solusi yang membantu individu dan bisnis berkembang lebih efisien. Salah satunya, Kontrak Hukum. Ini adalah usaha rintisan layanan hukum atau legal-tech yang memungkinkan pendirian perusahaan dalam dua hari.
"Kalau di Kontrak Hukum bisa cepat, dengan harga yang affordable, semua dari satu pintu secara online dan selesai cepat," klaimnya.
Sejak awal berdiri, GDP Venture telah berinvestasi di lebih dari 60 perusahaan rintisan. Beberapa di antaranya sukses naik kelas, bahkan mereka akuisisi sepenuhnya, seperti Tiket.com dan Dekoruma.
Sedangkan di startup lainnya, GDP Ventures kerap membantu para pemilik untuk bisa membangun usahanya secara bersama-sama.
"Ambil contoh, di Sweet Escape yang terus kami dukung karena usaha ini memberi lapangan pekerjaannya cukup luas sekali, bukan cuma untuk konsumen yang merasa terbantu, tapi bisa membangun jaringan, di mana orang memberdayakan orang lain," beber Ossy.
Adapun dalam memilih mitra startup, Ossy mengungkapkan, GDP Venture melihat dari sosok para pendiri usaha rintisan tersebut. Jadi, bukan sekadar melihat angka-angka bisnis saja.
"Kalau kami berinvestasi, melihat profil dari pendirinya dan apakah bisa diajak kerjasama sebagai mitra atau tidak," sebutnya.
Untuk itulah, hingga saat ini, GDP Ventures masih tetap fokus di lima pilar bisnis yang sudah ada.
Selanjutnya: Promo JSM Alfamidi sampai 2 Februari 2025, Durian Monthong Harga Spesial Gajian
Menarik Dibaca: Promo JSM Alfamidi sampai 2 Februari 2025, Durian Monthong Harga Spesial Gajian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
