kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Glenn lestarikan jajanan pasar lewat kartun (1)


Jumat, 16 November 2012 / 16:36 WIB
Glenn lestarikan jajanan pasar lewat kartun (1)
ILUSTRASI. Inilah harga sepeda gunung Polygon Xtrada 5 (Agustus 2021), termurah di serinya


Sumber: Kontan 16/11/2012 | Editor: Havid Vebri

Belakangan ini, aneka kue jajanan pasar khas Indonesia terus meredup lantaran kalah pamor dengan produk makanan impor. Prihatin melihat kondisi tersebut, Glenn Ardiansyah terdorong untuk mengembalikan kejayaan kue-kue tradisional tersebut.

Untuk melestarikan jajanan pasar ini, Glenn tidak terjun ke bisnis kuliner. Ia memilih melestarikan jajanan pasar sebagai salah satu warisan seni kuliner nusantara melalui gambar kartun.

Lantas, Glenn membuat aneka gambar kartun jajanan pasar, seperti kue lemper, apem, dan dadar gulung. Gambar ini ada yang dibuat menjadi boneka, ada juga yang diaplikasikan dengan media kaus.

Usaha ini sudah dirintis Glenn sejak 2011 di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Kendati masih baru, ia mengklaim hasil kreasinya itu sangat diminati di pasar. Terbukti, omzet usaha Glenn kini sudah lebih dari Rp 100 juta per bulan.

Di bawah bendera usaha Kartun Jajanan Pasar (Japarr), ia memproduksi 3.000 boneka jajanan pasar per bulan. Boneka tersebut dibanderol seharga Rp 36.000 - Rp 40.000 per unit.

Sementara, produksi kaus bisa mencapai 350 potong per bulan, dengan harga jual mulai Rp 65.000 - Rp 100.000 per pieces. Selain di wilayah Jabodetabek, Glenn mengaku, produk buatannya juga diminati hingga ke daerah-daerah.

"Jajanan pasar itu bisa menciptakan hubungan emosional dengan setiap orang," kata pria berusia 39 tahun ini. Uniknya, sebagai desainer kartun, Glenn tidak pernah mengenyam pendidikan di bidang desain grafis.

Pengetahuan seputar desain didapat dari pengalaman bekerja di beberapa perusahaan. Glenn pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia ( STSI) Bandung pada tahun 1993. Namun, saat memasuki semester empat, ia memilih memilih keluar.

Lalu, ia mengambil jenjang diploma I (D1) komputer di salah satu perguruan tinggi lainnya di Bandung. Kendati hanya setahun, ia juga tidak bisa menyelesaikan pendidikan. "Saya tidak tahan di bangku kuliah," ujarnya.

Glenn lantas bekerja serabutan bersama dengan teman-temannya. Di antaranya, pernah bekerja di komunitas air brush. Air brush adalah sebuah teknik seni rupa yang menggunakan tekanan udara untuk menyemprotkan cat atau pewarna pada bidang kerja.

Glenn juga pernah terjun ke bisnis event organizer (EO), dan mendekor ruangan untuk berbagai event di kampus. Pada 1997, ia mendapatkan tawaran bekerja di Bank Bali, Bandung, sebagai tenaga komunikasi pemasaran.  

Setahun di Bandung, Glenn ditarik ke kantor pusat di Bank Bali Tower, Jakarta sampai tahun 2001. Setelah itu, ia keluar dan memilih bekerja di perusahaan penyedia jasa desain grafis.

Di sinilah ia belajar membuat desain. Pada 2011, ia keluar dan mendirikan House Grafis yang menjadi cikal bakal berdirinya Japarr.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×