kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gurihnya peluang bisnis mendoan Purwokerto


Rabu, 19 Februari 2014 / 17:04 WIB
Gurihnya peluang bisnis mendoan Purwokerto
ILUSTRASI. Ancaman resesi perekonomian global akan sangat berdampak buruk ke perekonomian Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Tempe mendoan sejatinya makanan khas daerah Banyumas, Jawa Tengah. Namun, tempe mendoan kini sudah menjadi kudapan yang akrab di lidah masyarakat Indonesia.

Tempe ini digemari karena rasanya yang gurih dan renyah. Lantaran banyak peminatnya, kini gampang sekali menemukan pedagang mendoan. Salah satunya adalah Supriyadi yang mengusung brand Mendoan Purwokerto Adam.

Berbekal pengalamannya mengolah mendoan, laki-laki 45 tahun ini memulai bisnisnya pada tahun 2002 di Semarang, Jawa Tengah. Untuk mengembangkan usahanya, tahun 2011 lalu ia resmi menawarkan kemitraan usaha.

Saat ini Supriyadi sudah memiliki dua mitra. Adapun total gerainya ada tiga dan semuanya berlokasi di Semarang. Dia mengaku sangat selektif memilih mitra karena tidak ingin bisnis mitranya berhenti di tengah jalan. Dia hanya menerima mitra yang ingin fokus bisnis kuliner dan hobi makan. “Karena hal yang penting di bisnis ini adalah bisa merasakan makanan yang benar-benar enak,” katanya.

Supriyadi menjual empat jenis tempe mendoan, yaitu mendoan original, kaku, sedang, dan kering. Di Semarang, mendoan bikinannya ini dihargai Rp 1250 per biji. Mendoan itu dijual lengkap dengan cabai rawit dan sambal kecap.

Ia mengklaim, brand yang diusung Supriyadi sudah sangat dikenal di wilayah Semarang. Dalam sehari ia mengaku bisa menjual minimal 300 lembar tempe mendoan.

Tertarik dengan kemitraan ini? Investasi untuk memulai bisnis ini terbilang cukup murah hanya Rp 8 juta. Mitra akan mendapatkan fasilitas booth, training memasak, bahan baku, perlengkapan memasak dan branding.

Supriyadi mengharuskan mitra mengambil bahan baku dari dia. Bahan baku itu antara lain tepung yang sudah diolah. "Dengan beli dari pusat, standar rasa juga bisa terjaga," ujarnya.

Untuk membuka usaha ini, calon mitra hanya perlu menyiapkan lokasi seluas 2 x 2 meter persegi. Ia menargetkan, mitra  bisa meraup omzet Rp 11 juta per bulan. Dengan laba 50%, bisa balik modal kurang dari setahun. "Kalau pengalaman saya sendiri balik modal setahun," ujarnya.

Asal tahu saja, saat mengawali bisnisnya Supriyadi hanya mampu menjual 30 lembar mendoan per hari. Tahun ini, Supriyadi menargetkan dapat menambah sekitar tiga mitra baru. Ia juga membuka peluang bagi mitra di luar Semarang yang ingin bergabung. Untuk mempromosikan usahanya, Supriyadi selalu membagikan brosur kepada para pelanggannya.                        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×