kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara jatuh, petani beralih ke bawang


Kamis, 19 Februari 2015 / 18:24 WIB
Harga batubara jatuh, petani beralih ke bawang
ILUSTRASI. Pilih Lokasi Terdekat, Berikut Jadwal SIM Keliling Jakarta Hari Ini 6/9/2023


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Hasil tambang batubara selama ini telah menjadi salah satu produk komoditas unggulan di daerah Kalimantan, khususnya di Kalimantan Selatan. Namun, harga batubara yang sedang terpuruk dalam beberapa tahun belakangan membuat pemerintah daerah gencar menggenjot komoditas lainnya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Salah satu komoditas yang sedang digalakkan adalah komoditas perkebunan, yakni budidaya bawang merah. Salah satu daerah yang menjadi klaster pengembangan bawang merah di Kalimantan Selatan terletak di Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Daerah ini menjadi kabupaten yang memiliki produktivitas bawang merah tertinggi di Kalimantan Selatan sepanjang tahun 2013. Program pengembangan komoditas bawang merah ini diikuti dengan ujicoba 10 varietas bawang merah yang bisa tahan di musim hujan. Sehingga, petani bisa tetap menanam komoditas meski sedang musim hujan.

Sukarlis salah satu petani bawang di Kecamatan Bungur yang KONTAN temui mengatakan, selama ini ketika musim hujan para petani mengganti menanam komoditas lain seperti cabai merah, tomat jagung atau bayam. "Berbagai langkah untuk menghasilkan bawang berkualitas untuk menjaga harga jual tetap tinggi di pasaran," kata dia.

Selama ini harga jual bawang merah hasil produksi petani lokal stabil berada di kisaran harga Rp 30.000 per kilogram (kg).

Penggalakan penanaman bawang oleh pemerintah daerah membuat Sukarlis menjajal menanam bawang merah sejak tahun 2013 lalu. Sebelumnya dia adalah buruh tani dan peternak ikan.

Sukarlis yang juga menjadi ketua kelompok tani Karya Bersama di Kecamatan Bungur ini memiliki dua hektare (ha) lahan untuk menanam bawang. Sekali panen Sukarlis bisa menghasilkan sekitar 10 ton bawang merah. Seluruh hasil panen didistribusikan kepada kelompok pengepul.

Petani bawang lainnya adalah Bambang. Dia mengaku baru tahun ini mulai menanam bawang merah. Sebelumnya, dia menanam tanaman buah melon. Luas lahan milik Bambang sekitar satu ha. Bibit bawang merah dia datangkan dari Tegal, Jawa Barat.

Bambang baru akan melakukan panen perdana setelah tanaman bawang merah berusia sekitar dua bulan. "Saya berharap panen akan berhasil," ujar Bambang.  

Kelompok tani Karya Bersama ini menanam bawang merah di total lahan seluas 36 ha. Namun, Sukarlis mengaku, penggalakan komoditas bawang merah di desanya ini masih terkendala oleh SDM. Para pemuda di sana lebih memilih menjadi buruh di tambang batubara. Namun, seiring peningkatan pendapatan dari bertani bawang, diharapkan makin banyak pemuda yang tertarik membudidayakan tanaman bawang merah ini.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×