kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harmoni berwisata di Kampung Kepuh, Tanjung Lesung (bagian 1)


Sabtu, 19 Oktober 2019 / 09:10 WIB
Harmoni berwisata di Kampung Kepuh, Tanjung Lesung (bagian 1)


Reporter: Ratih Waseso, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat singgah berlibur ke Tanjung Lesung, Pandeglang, Anda bisa juga melipir di kawasan sekitar Tanjung Lesung yang punya keunikan sendiri sebagai tujuan wisata. Yakni adanya desa wisata bernama Kampung Kepuh.

Untuk menyusuri Kampung Kepuh ini tidak lah terlalu sulit. Sebelum menuju kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung, kita akan menemukan patung badak. Dari patung itu, tinggal belok kiri saja dan langsung menuju ke Kampung Kepuh yang lokasinya berdekatan dengan  Kampung Wisata Cikadu, salah satu tempat pembuatan sentra batik Tanjung Lesung.

Sebetulnya jarak antara Kampung Wisata Cikadu dengan Kampung Kepuh, yang masuk wilayah Tanjung Jaya, Tanjung Lesung, tidak lah terlalu jauh. Namun saat menuju wilayah tersebut, tim KONTAN harus butuh waktu hingga 40 menit lamanya. Penyebabnya adalah kondisi jalan yang menanjak yang tidak terlalu mulus.

Baca Juga: Banten West Java: Tanjung Lesung mulai pulih dan siap sambut wisatawan kembali

Untungnya, saat memasuki Kampung Kepuh, suasana asri kampung yang masih dipenuhi rerimbunan pohon langsung terasa. Warga sekitar kampung pun ramah menyapa kedatangan tamu termasuk dari KONTAN.

Maklum, sejak bulan Juni 2019 yang lalu, warga desa setempat sudah mendeklarasikan diri sebagai kampung wisata. Sobandi, Koordinator Kampung Wisata Kepuh menceritakan, asal mula kawasan ini berubah menjadi desa wisata berlangsung secara kebetulan. Awalnya, ia tertarik untuk memasarkan produk anyaman bambu dari sang isteri yang unik.

Saat bersamaan, di desa tersebut ada sejumlah mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN). "KKN dari UGM yang membantu kami merintis wisata Kampung Kepuh," katanya kepada KONTAN, Selasa (2/10).

Saat para mahasiswa menginap di desa tersebut pun langsung menjadi pembelajaran bagi Sobandi untuk terus menyempurnakan konsep dari desa wisata, khususnya yang khas dengan potensi dari Kampung Kepuh.

Baca Juga: Jurus Bupati Pandeglang Irna Narulita mendorong pariwisata selepas tsunami tahun lalu

Selain keberadaan kerajinan anyaman, ia melihat masih ada lagi potensi kerajinan lainnya yang bisa dijual sebagai wisata edukasi di Kampung Kepuh. Ia pun lantas mendata ada empat pilar kegiatan untuk menarik minat pelancong.

Yang pertama adalah kegiatan masyarakat membuat anyaman bambu. Kebetulan bahan baku bambu mudah di dapatkan di Tanjung Lesung dan Pandeglang. Ia pun membuat kelompok perajin anyaman bambu yang terdiri dari para ibu-ibu Kampung Kepuh yang berjumlah 11 orang di tempat yang ia namakan Sanggar Anyaman Bambu Gunung. Maklum, Kampung Kepuh ini berada di sekitar perbukitan Tanjung Lesung. Udaranya pun terasa sejuk.

Kedua adalah kelompok pembuatan kopi tumbuk khas Tanjung Lesung. Kelompok ini terdiri dari lima orang pria dewasa yang meracik kopi mulai dari ditumbuk hingga menyajikannya dengan gelas bambu.

Kelompok ketiga adalah pembuat kue tradisional khas Pandeglang. Di kelompok ini ia mengumpulkan 11 orang kaum ibu. Dan yang terakhir adalah para perajin gula aren.
Khusus untuk gula aren, Sobandi akan mengajak turis ke perajin yang sedang membuat gula aren. "Tidak semua perajin membuat gula aren, karena tergantung panen nira," jelasnya.

Sardana salah satu pengrajin gula aren di Kampung Kepuh membenarkan sulitnya mendapatkan bahan baku. Untungnya, saban hari, ia bisa mendapatkan air nira sebagai bahan baku gula aren dari warga sekitar.

Setiap hari ia bisa membuat satu tangkap gula aren. "Harga sekitar Rp 20.000 dan dibungkus dengan pohon nira," ucapnya.

Dengan ragam kegiatan tersebut, Sobandi berharap para pelancong bisa langsung merasakan kegiatan yang diadakan oleh warga sekitar. Dan yang lebih menarik adalah para pelancong bisa menginap di perumahan warga yang sudah disiapkan oleh pengelola Kampung Wisata Kepuh. Saat waktu makan tiba, bisa berbarengan bersantap bersama dengan pemilik penginapan.          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×