kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harum peluang budidaya vanili kembali merebak (bagian 1)


Sabtu, 31 Agustus 2019 / 09:05 WIB
Harum peluang budidaya vanili kembali merebak (bagian 1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepulauan Nusantara yang kini bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari dulu dikenal sebagai penghasil rempah terbaik di dunia. Salah satu komoditas rempah yang punya nilai jual tinggi adalah vanili.

Produk vanili Indonesia diakui paling berkualitas dibandingkan dengan produk sejenis di belahan lain dunia. Bahkan, kualitasnya mengalahkan negara asal tanaman vanili yaitu Meksiko.

Baca Juga: Peluang terang dari budidaya bunga telang (bagian 1)

Dilintasi garis khatulistiwa dengan garis edar matahari yang begitu dekat membuat kualitas vanili Indonesia sangat tinggi. 'Emas hijau' begitulah julukan tanaman yang memiliki nama lain panili atau perneli. Masyarakat Eropa juga punya julukan khusus untuk vanili Indonesia, 'Java Vanilla Beans'.

Namun produksi vanili Indonesia sempat mandek sekitar tahun 2005 karena harganya jatuh. Banyak petani vanili meninggalkan komoditas ini. Padahal berdasarkan data ekspor, pada tahun 2001, Indonesia pernah menjadi eksportir vanili terbesar dunia.

Nah, lima tahun belakangan, budidaya vanili kembali menggeliat seiring dengan membaiknya harga vanili di pasar internasional. Sebagai gambaran, saat anjlok, harga vanili kering "cuma" dibanderol Rp 2 juta per kilogram.

Kini, Ketua Perkumpulan Petani Vanili Indonesia (PPVI), Rudi Ginting mengatakan, harga vanili kering mencapai Rp 5 juta per kilogram (kg). "Harga ini saat masa panen. Kalau di Meksiko, Ghana, dan Madagaskar belum panen puncak harganya bisa Rp 6,2 juta per kilo," kata Rudi.

Baca Juga: Memetik lembaran peluang dari daun ruskus

Sentra vanili di Indonesia tersebar di berbagai daerah seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Papua. Beberapa tahun terakhir berkembang di Magelang, Purwokerto, Banyuwangi, Temanggung, Malang, Jember, Bondowoso. Di Sumatra dan Bali juga banyak sentra vanili.

Dalam satu hektare lahan bisa ditanami 2.500-3.000 pohon vanili. Satu pohon bisa menghasilkan 0,3 kg-0,4 kg vanili kering. "Banyaknya produksi tergantung perawatan dan cara mengolah vanili pasca panen," tuturnya.

Budidaya vanili juga bergairah di Bali. "Sebagian besar warga menanam vanili awal 2014, sejak harga jualnya mulai bagus. Saya sendiri mulai budidaya 2016," ujar I Made Dwi Wijaya, petani vanili asal Badung, Bali.

Made mengelola lahan 15 are (hampir seperlima hektare). Ia menanami sebanyak 1.500 batang vanili. "Di sini harga basahnya antara Rp 300.000-Rp 500.000 per kilogram. Satu kilogram vanili kering itu membutuhkan sekitar 8 kg-10 kg vanili basah," jelas Made. Tak hanya menjual buah vanili, Made juga menjual bibit vanili setinggi 80 cm seharga Rp 10.000 per batang.         

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×