kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Harumnya laba dari bisnis bibit cengkeh (1)


Rabu, 07 Januari 2015 / 16:34 WIB
Harumnya laba dari bisnis bibit cengkeh (1)
ILUSTRASI. Shopee menghadirkan kampanye 8.8 Grand Beauty & Fashion Festival mulai 17 Juli-8 Agustus 2023. foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: Tri Sulistiowati, Yuthi Fatimah | Editor: Havid Vebri

Sejak dulu Indonesia terkenal sebagai negara penghasil rempah-rempah dunia. Salah satu jenis rempah Indonesia yang sudah sangat kesohor di dunia adalah cengkeh. Sampai saat ini, cengkeh masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia.

Tak heran, bila di negara beriklim tropis ini banyak ditemukan pembudidaya cengkeh. Alhasil, permintaan bibit cengkeh pun tinggi di pasaran. Ini juga yang mendorong banyak orang tertarik mengembangkan bibit cengkeh buat dijual.

Salah satunya adalah Lahar Mahdi, seorang pengembang bibit cengkeh asal Purworejo, Jawa Tengah. Mahdi telah mengembangkan bibit cengkeh sejak sembilan tahun lalu.
Selain fokus mengembangkan bibit, sebagian ada yang juga yang dikembangkannya hingga menghasilkan buah buat dijual ke pasar.

Saat ini, Mahdi memiliki 70.000–100.000 polibag bibit, dengan tinggi batang mulai 20 sentimeter (cm)–100 cm. Ada pun harga jualnya mulai Rp 2.500–Rp 15.000 per polibag.
Mayoritas konsumen Mahdi adalah para petani cengkeh. Satu petani biasanya membeli 50 polibag–100 polibag cengkeh. "Kalau lagi banyak bisa antara 2.000 batang–5.000 batang cengkeh," ujarnya pada KONTAN.

Dalam sebulan, Mahdi bisa menjual sebanyak 5.000 bibit–10.000 bibit cengkeh. Apalagi bila memasuki musim hujan seperti sekarang ini. "Cengkeh itu kalau musim hujan laku. Kami bisa jual sampai 20.000 polibag dalam sebulan," kata Mahdi.

Dari penjualan itu, Mahdi dapat meraup omzet Rp 100 juta per bulan. Laba bersihnya sekitar 40% dari omzet. Mahdi fokus memasarkan bibit cengkehnya lewat toko online dengan alamat website www.majuberkah.com. Lewat toko online itu, ia berhasil menjangkau konsumen dari berbagai daerah.

Menurut Mahdi, berkebun cengkeh tergolong investasi yang cukup menjanjikan. "Harga cengkeh kering masih mahal dan permintaan pasar juga masih tinggi," jelasnya.
Makanya, permintaan bibit cengkeh tak pernah sepi. Pengembang bibit cengkeh lainnya adalah Muridun Kurnianto asal Depok, Jawa Barat.

Dia mengaku sudah mengembangkan cengkeh sejak tiga tahun lalu. Ia melakukan proses pembibitan dari biji hingga tanaman cengkeh muda. Saat ini, dia mempunyai sekitar 500 polibag bibit cengkeh. “Saya memang tidak banyak kalau membibitkan, nanti kalau pesanan banyak, saya bisa pinjam milik teman,” jelasnya.

Kebanyakan pelanggan dari sekitar Depok, Jakarta, dan Bogor. Mudirun membanderol harga bibit cengkeh sekitar Rp 15.000 per polibag ukuran tinggi 40 cm. Dalam sebulan, ia bisa menjual 200 polibag– 500 polibag, dengan omzet Rp 3 juta.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×