Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
Mengawali usaha dengan bermodalkan satu unit buldoser seharga Rp 500 juta, Heppy Trenggono sukses menjadi pengusaha muda di bidang perkebunan kelapa sawit.
Pria kelahiran Batang, 20 April 1967 ini, berhasil mendirikan, mengembangkan dan memiliki 12 perusahaan yang tergabung dalam United Balimuda Group. Ini adalah sebuah perusahaan yang 90% bergerak di bidang perkebunan sawit dan industri makanan, serta pendidikan.
Heppy memiliki kebun sawit di Kalimantan dan Sumatra dengan luas mencapai puluhan ribu hektare (ha) yang tersebar di berbagai daerah di dua pulau tersebut. Ia sempat memiliki landbank seluas 80.000 ha.
Tapi sekarang landbank sudah berkurang karena banyak lahan yang telah tertanam. Saat ini, Heppy memiliki sekitar 3.000 karyawan yang bekerja di perusahaannya.
Heppy mulai merintis usaha kontraktor ini sejak tahun 2002. Ketika itu, dia masih menjadi Direktur di A Latief Corporation yang saat ini telah bertransformasi menjadi TvOne. Kemudian sepak terjangnya mulai diakui dan Heppy sudah mulai dikenal luas masyarakat sejak tahun 2002.
Pengusaha muda asal Pekalongan, Jawa Tengah ini berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang Pengawai Negeri Sipil (PNS) dan ibunya seorang pedagang di toko dan di pasar. Dia sering membantu ibunda berjualan di toko sejak kecil. Namun, di usia masih belia yakni di usia sekitar tujuh tahun, Heppy kehilangan sosok ibunda setelah beliau meninggal dunia.
Namun pengalaman saat membantu berjualan di toko maupun di pasar membekas dalam dirinya dan membawanya menjadi seorang pengusaha sukses di usia dewasanya. Kendati kini telah menjadi pengusaha yang sukses, Heppy mengaku tidak mudah menjadi seperti saat ini. Ia telah menempuh perjalanan pahit dan berliku.
Kepada KONTAN beberapa waktu lalu, founder dan pemimpin United Balimuda Group ini menceritakan kisahnya. Sejak masih kuliah ia telah memiliki minat menjadi seorang pengusaha.
Namun setelah lulus dari jurusan Managemen Informatika Univesitas Gunadarma pada tahun 1997, Heppy memilih bekerja di United Tractor sebagai system analyst pada tahun 1990-1995. Kemudian ia pindah kerja di Indomobil Niaga International pada tahun 1995 sampai tahun 1999. Setelah itu, Heppy menjadi Direktur Alatief Group.
Selama bekerja sebagai direktur di perusahaan tersebut, Lulusan master Ilmu Komputer, Universitas Indonesia (UI) ini menabung sebagian gajinya kemudian dia membeli satu unit buldoser pada tahun 2002. Inilah tahap awal perubahan hidup suami dari Dewi Yuniati Asih ini. Dia berusaha untuk profesional dalam menjalankan usahanya ini. Ia mulai menggarap sejumlah proyek perkebunan kelapa sawit sebagai kontraktor. Proyek awalnya adalah menggarap perkebunan sawit milik PT Gudang Garam yang ingin membuka lahan di Kalimantan Timur (Kaltim) pada akhir 2002.
Proyek itu didapat dengan susah payah. Intuisi bisnis diawali dengan penciuman bisnis yang tepat. Heppy Trenggono melakukan jemput bola dengan mendatangi kantor Gudang Garam dari pagi hingga sore. Usahanya pun berbuah manis. "Dengan menjadi kontraktor Gudang Garam, praktis waktu itu bank tutup mata. Berapa pun uang yang kita pinjam akan dikasih. Jadi waktu itu, bisnis saya berkembang cukup pesat," ujar Heppy.
Setelah sukses melakukan pembukaan lahan (land clearing) kebun kelapa sawit Gudang Garam, Heppy berturut-turut menggarap proyek yang sama dari perusahaan-perusahaan sawit raksasa lainnya. Mulai dari perkebunan sawit milik Astra Agro Lestari, Sinar Mas, dan Salim Group.
Melihat usahanya yang mulai membesar, Heppy pun terus meningkatkan ekspansi usaha dengan meminjam uang dari Bank Niaga. Namun salah satu syarat yang diminta adalah ia harus serius dan fokus mengurus usahanya. "Pihak bank tidak mau saya masih menjalankan dua pekerjaan, tapi saya harus fokus baru mereka mau jamin akan dukung," imbuh Heppy.
Ayah dari empat anak ini pun memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai direktur di ALatief Group pada tahun 2004. Dari situ, dia memimpin langsung perusahannya yang telah ia rintis semenjak beberapa tahun terakhir.
Setelah cukup sukses menjadi kontraktor, Heppy mulai tertarik memiliki kebun sawit sendiri. Apalagi ia memiliki kakak perempuan yang telah lebih dulu terjun ke bisnis perkebunan sawit dengan kepemilikan 5.000 ha lahan sawit di Kalimantan Timur. Akhirnya, pada tahun 2007, Heppy bersama kakaknya menggarap perkebunan kelapa sawit, sambil terus menjalankan usaha kontraktornya.
Pria yang juga menjabat sebagai Dewan Pakar Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) ini kemudian menggarap lahan sawit di Kalimantan Timur seluas 12.000 ha pada tahun 2007. Ia menggandeng kakaknya dan pihak lain untuk membuka perkebunan tersebut. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News