kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hobi antar kesuksesan Yussy berbisnis Pie Pisang


Minggu, 16 Desember 2018 / 06:15 WIB
Hobi antar kesuksesan Yussy berbisnis Pie Pisang


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Ingin membantu perekonomian keluarga dan terlepas dari lilitan utang yang ditinggal sang ayah, menjadi pemacu Yussy Asifaurini merintis bisnis kue. Beruntung, perempuan asal Bandar Lampung ini memang menggemari dunia kuliner dan suka membuat kue. 

Bersama dengan ibu dan adiknya, Yussy mencoba menawarkan pie pisang. Usaha ini dia lakoni sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Saat itu, dia mengingat, hanya bermodal satu kilogram tepung terigu. 

"Saya memang hobi dengan dunia kuliner. Jadi, saya coba kembangkan hobi menjadi bisnis untuk meringankan beban orangtua, sekaligus supaya saya tidak minta uang," kisah Yussy. 

Awalnya, Yussy hanya menawarkan pie pisang pada teman-teman di sekolah dan gurunya. Sambutan baik dari konsumennya menyalakan semangatnya untuk terus mengasah kemampuan berbisnis. 

Yussy pun pada akhirnya membuka gerai pertamanya, Toko Roti Yussy Akmal pada tahun 2011. Tak disangka, gerainya dengan cepat dikenal, baik oleh masyarakat Lampung maupun wisatawan. Yussy memang memposisikan produknya sebagai oleh-oleh khas Lampung. 

Kini, dalam sehari, Yussy bisa menjual 7.000-8.000 pie pisang. Yussy pun tak menyangka penjualannya bisa mencapai angka ini lantaran harganya juga tak terbilang murah. Satu pie pisang ini dihargai Rp 9.000.

Dari satu outlet, perempuan 47 tahun ini pun sudah mengoperasikan lima outlet Toko Roti Yussy Akmal. Ada 170 orang karyawan yang membantunya. 

Yussy menuturkan, saat-saat terberat dalam merintis bisnisnya ketika harus melatih sumber daya manusi. "Sebab, kami harus melatih orang-orang yang non-skill sama sekali jadi terampil. Di situ kesuliannya," jelas Yussy.

Sedangkan, soal outlet, dia belum punya rencana untuk membuka di luar Lampung. Pasalnya, Yussy ingin membangun branding Yussy Akmat sebagai toko oleh-oleh khas Lampung, sehingga dia tidak ingin ada brand Yussy Akmal di luar Lampung. Ia pun berencana untuk menambah dua hingga tiga gerai lagi tahun depan. 

Meski begitu, ia menyebutkan, bila ada rencana untuk membuka gerai di luar Lampung, dirinya akan memakai brand berbeda. Namun, ia masih merahasiakannya. 

Yussy pun sempat membandingkan kondisi berbisnis dulu dan sekarang. Dulu, dia harus berkeliling dan mengetuk tiap-tiap rumah orang menawarkan produknya. Sementara saat ini,  kemajuan teknologi memudahkan pebisnis untuk mengenalkan produknya. 

Tapi, sekaligus kemajuan teknologi juga menjadi tantangan lantaran produknya mulai marak diduplikasi pemain lainnya. Namun, sebagai pioner ia tak merisaukan pengusaha lain ikut menjual pie pisang. "Saya berpikir positif bahwa produk saya memang diterima," ujar Yussie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×