Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hobi jualan ternyata bisa berbuah manis jika dilakoni dengan tekun. Hal inilah yang menjadi awal kisah Mazayahalwa Erta Pranoto mengembangkan bisnis Nyemil Saji, label produk camilan racikannya sendiri.
Aya, sapaan akrab Mazayahalwa bercerita, Nyemil Saji lahir dari perjalanan dirinya berdagang.
Maklum sejak di bangku Sekolah Dasar (SD) Aya sudah terbiasa mencari cara untuk mendapatkan uang jajan tambahan, salah satunya melalui berdagang. Kegemarannya tersebut terus ia lakoni. Malah Aya sudah banyak gonta-ganti produk yang dijual., mulai dari aksesoris hingga produk kecantikan.
Pandemi pada akhir 2019 menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Usai gagal berbisnis thrift shop, Aya memutuskan untuk banting setir. Terinspirasi dari jajanan favoritnya di kantin sekolah yakni seblak, ia mencoba membuat versi seblak instan di tengah pembatasan sosial tengah berlangsung.
Akhirnya seblak instan racikannya tersaji di tahun 2021 dan ia beri label Nyemil Saji. Dirinya langsung menawarkannya ke beberapa teman dan memanfaatkan pemasaran di sosial media. Hasilnya positif. Namun, perjalanan usahanya tidak selalu mulus.
Salah satu tantangan besar di awal merintis usaha adalah, soal manajemen stok. Saat produk mendadak viral, Aya belum siap secara logistik dan terpaksa membatalkan banyak pesanan.
"Apalagi dulu di marketplace belum ada sistem PO (pre order)," ungkapnya kepada KONTAN (18/9).
Meski sempat menghadapi kendala, dari situ Aya banyak belajar dan terpacu untuk terus memaksimalkan penjualan. Setelah beberapa bulan fokus pada seblak instan,
Aya merasa butuh variasi agar pelanggan tidak bosan. Maka lahirlah berbagai varian camilan lain; basreng, pangsit goreng, makaroni spiral, kulit crispy, keripik kaca, dan lainnya.
Tidak hanya jenis produk yang berkembang, tapi juga variasi rasa. Dari yang awalnya hanya dua rasa, Nyemil Saji sudah menawarkan delapan rasa berbeda, seperti balado, rumput laut, keju, rendang, sate, hingga kecombrang. Alhasil di etalase produk Nyemil Saji sudah ada 76 katalog produk camilan racikannya.
Selain menjual langsung ke konsumen, Aya juga membuka opsi menjual dengan kemasan polos untuk reseller atau rebranding.
Sejauh ini, Aya bilang, pemasaran Nyemil Saji dilakukan sepenuhnya secara online. Strategi digital marketing melalui Instagram dan TikTok menjadi senjata utamanya. Dari situ Nyemil Saji makin dikenal setelah di-review oleh berbagai selebriti dan influencer.
Melihat hasil tersebut, Aya pun berencana memperluas pasar Nyemil Saji. Saat ini Aya melakukan penjajakan penjualan di ranah offline, terutama ke supermarket, toko oleh-oleh hingga kafe. Setelah rencana ini terealisasi barulah dirinya mencoba mulai mengoptimalkan pasar global Nyemil Saji.
Selanjutnya: Rasa Unik ala Vietnam di Warung Chef Kim
Menarik Dibaca: Rasa Unik ala Vietnam di Warung Chef Kim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News