kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ide datang dari antrean potong rambut madura


Jumat, 09 Februari 2018 / 12:59 WIB
Ide datang dari antrean potong rambut madura
ILUSTRASI. Nugroho Wahyu Widarto


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Tampilan rambut yang rapi dan trendi tak hanya milik kaum hawa. Kini, kaum adam pun makin perhatian dengan penampilannya. Pergeseran gaya hidup dan kebutuhan para lelaki ini membuat bisnis pangkas rambut atau barbershop menggeliat.

Bisnis yang sempat berjaya era 80-an itu, kembali naik daun sejak delapan tahun belakangan. Nugroho Wahyu Widarto pun terjun ke bisnis ini setelah melihat luasnya pasar. "Saya terinspirasi dari gerai potong rambut Madura dekat rumah yang sering antri panjang," kenang Nugroho.   

Tanpa pikir panjang, Nugroho mendirikan gerai Grand Macho Barbershop tahun 2010 di Yogyakarta. Ia menggandeng temannya yang punya keahlian memangkas rambut. "Skill memotong rambut saya serahkan ke rekan saya, sementara saya yang mengatur bagian manajemennya," terang pria asli Yogyakarta ini.  

Sama seperti gerai barbershop yang saat itu tengah berkembang, Grand Macho juga menawarkan jasa pangkas rambut dengan model kekinian dan tempat yang nyaman. Selain itu, pelanggan bisa meminta tambahan pomade agar tatanan rambut makin apik. Tarif jasa potong rambut di Grand Macho Barbershop dibanderol berkisar antara Rp 15.000-Rp 25.000.

Dua tahun beroperasi, Nugroho pun mulai memikirkan pengembangan bisnis. Lantas, ia menawarkan  kemitraan Grand Macho Barbershop. "Selain itu, memang banyak permintaan dari teman dan kenalan untuk dibukakan barbershop juga. Jadi kenapa tidak saya garap serius juga kemitraannya," tuturnya. Paket kemitraan yang ditawarkan Grand Macho Barbershop ada dua, yakni paket Rp 50 juta dan paket Rp 70 juta.

Setelah lebih dari tujuh tahun, kini, Grand Macho Barbershop telah memiliki 70 gerai yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogya. Dari jumlah itu, Nugroho memiliki delapan gerai. Sisanya merupakan gerai mitra. Tak hanya mendirikan gerai barbershop, Grand Macho juga mengeluarkan produk pomade dengan merek sendiri. Dari bisnis barbershop ini, Nugroho dapat mengantongi omzet sampai ratusan juta rupiah tiap bulan.     

 Genjot promosi demi memoles pamor barbershop

Potensi bisnis barbershop memang luar biasa. Maklum, menjaga kerapian rambut kini menjadi salah satu kebutuhan kaum adam. Meski demikian, bukan berarti bisnis ini berjalan mulus tanpa tantangan.  

Menurut Nugroho Wahyu Widarto, setiap fase perjalanan bisnis punya tantangannya masing-masing. "Tantangan itu adalah hal yang mutlak dalam bisnis, tak bisa dihindari dan harus dihadapi serta dijalani," tuturnya bijak.

Awal merintis Grand Macho, pria 50 tahun ini dihadapkan pada persoalan pemasaran. Sebab, saat Grand Macho berdiri tahun 2010, banyak pemain baru bermunculan. Praktis, Nugroho langsung berhadapan dengan pesaing.

Segala upaya dan strategi promosi dia kemas. Mulai dari promosi lewat media cetak, website sampai promosi lewat event tertentu. Nugroho menjelaskan dalam berpromosi, pelaku usaha wajib mengetahui saluran mana yang efektif dan cocok menjadi medianya. "Dalam perjalanan, akhirnya saya tau kalau ternyata di era ini promosi bisnis barbershop lewat koran sudah tidak terlalu efektif. Tidak seperti dulu, ketika koran masih banyak dibaca. Maka dari itu, saya beralih untuk berpromosi lewat laman website dan Facebook," jelas Nugroho.

Ternyata, promosi lewat media internet dinilai Nugroho lebih efektif di zaman sekarang. Biaya promosi yang dikeluarkan lebih murah jika dibanding dengan berpromosi lewat media cetak, apalagi media elektronik.

Menurutnya, semua strategi promosi harus dicoba agar pelaku usaha bisa mengidentifikasi sendiri saluran mana yang efektif.

Tak hanya promosi lewat dunia maya yang menurut Nugroho bisa berjalan efektif. Promosi di sejumlah event tertentu juga dinilai efektif, meskipun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Maklum saja, biaya untuk menyewa stan di sebuah event memang cukup menguras kantong.

Apalagi jika menyelenggarakan event sendiri. "Kalau lewat event itu, kami tidak hanya berpromosi, melainkan  juga bisa menjaring pasar," jelas Nugroho.

Misalnya, Grand Macho pernah mengadakan promo potong rambut. Ternyata setelah itu, lanjut Nugroho, Grand Macho jadi dikenal dan beberapa ada yang datang lagi ke gerai.      

Siap jemput order potong rambut pribadi

 

Menjalankan bisnis barbershop berarti harus siap menyediakan tenaga ahli potong rambut. Sebab, menurut Nugroho Wahyu Widarto, pemilik Grand Macho, tenaga ahli potong atau stylish merupakan komponen terpenting dalam bisnis ini.  

Untuk memenuhi kebutuhan penting ini, ayah dua anak ini membuat pusat pelatihan potong rambut di Yogya. Nugroho bilang siapapun boleh mendaftar dan mengikuti pelatihan. Jika hasilnya bagus akan disalurkan ke gerai Grand Macho Barbershop dimanapun.

Setiap hari, dia melakukan rekrutmen. "Jadi siapapun, terutama yang laki-laki bisa mendaftar dan mengikuti pelatihan yang berlangsung selama dua minggu sebelum diterjunkan ke gerai Grand Macho," jelasnya.

Namun, tak seperti tahun-tahun sebelumnya, Nugroho justru merasakan adanya penurunan tren barbershop. Tahun lalu, calon mitra yang bergabung pun menyusut. Meski pelanggan tetap berdatangan, namun ia merasa perkembangan bisnis barbershop melambat. "Saya tidak tahu pasti apa penyebabnya. Kemungkinan karena trennya juga sudah menurun," jelasnya.

Kondisi ini tak melarutkan semangatnya. Dia tetap optimitis bertahan dan menciptakan inovasi untuk  pelanggan. Apalagi, persaingan bisnis juga masih berlangsung cukup ketat seiring banyaknya pemain baru. .

Menghadapi persaingan tersebut, Grand Macho akan tetap bertahan dengan orisinalitas bisnis barbershop. Maksudnya, daripada berinovasi dengan sesuatu yang belum pasti, Nugroho lebih memilih mempertahankan yang sudah ada. "Kebutuhan mendasar dari seorang lelaki datang ke barbershop kan hanya potong rambut. Beda dengan perempuan. Ya kami layani itu dengan sebaik mungkin," ungkapnya.

Oleh karena itu, ke depannya pria kelahiran Agustus 1967 ini berencana mengembangkan Grand Macho menjadi barbershop yang bisa mengirim tenaga potong rambut ke rumah. Jadi tenaga potong rambut bisa dipanggil secara pribadi ke rumah pelanggan. Waktu dan tempatnya menyesuaikan permintaan pelanggan.

Nugroho berusaha jemput bola juga biar tidak tenggelam dalam persaingan. "Grand Macho akan melayani potong rambut panggilan," pungkasnya.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×