kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Ikhsan mematenkan merek usaha untuk hadapi MEA (3)


Selasa, 17 November 2015 / 14:18 WIB
Ikhsan mematenkan merek usaha untuk hadapi MEA (3)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Menjadi pengusaha di sektor kuliner dengan tingkat persaingan tinggi, membuat M. Ikhsan Ingratubun terpacu untuk terus berinovasi. Dia juga harus memperkuat usahanya dari permodalan dan merek usaha menghadapi MEA.  

Sadar akan persaingan yang sengit dalam industri kuliner membuat M. Ikhsan Ingratubun terus berinovasi pada menu makanan Makassar di resto Raja Konro Daeng Naba miliknya. Saat ini dia mengaku tengah mengembangkan menu baru yakni nasi ngebul. Ini merupakan nasi panggang berisi daging asap dan daun jeruk yang disajikan bersama iga bakar atau ayam bakar.

Dia juga berencana mengembangkan resto baru dengan menu tradisional khas Makassar lainnya yakni sop saudara dan sop Pallu Basa. Dirinya memang tidak akan pernah berhenti berinovasi karena menurutnya bisnis itu bukan hanya mengejar keuntungan, namun bisa juga bermanfaat bagi banyak orang dan diri sendiri.

Hanya di restoran Raja Konro Daeng Naba, berbagai varian konro tersedia mulai dari Konro pedas Thailand, konro lada hitam, konro saus padang, konro pedas Afrika, hingga konro pedas Korea.

Masalah keuntungan akan mengikuti jika dapat memberikan kualitas dan pelayanan yang baik. Oleh karenanya, Ikhsan punya parameter untuk mengukur suatu menu disukai atau tidak. Pegawai di tempatnya mempunyai tugas khusus yakni mengenali konsumen yang pertama kali makan di restoran Raja Konro Daeng Naba. "Jika konsumen tersebut datang untuk kedua kali dan memesan menu yang sama, berarti makanan yang disajikan cocok dengan lidah konsumen," kata dia.

Saat ini, Raja Konro Daeng Naba telah didukung oleh 200 karyawan. Ikhsan turun langsung melatih para karyawannya sehingga terjalin hubungan kerja yang baik. Ini membuat karyawan menjadi loyal.  

Kunci terakhir adalah keramahan. Ia bilang, konsumen datang tidak untuk makan saja tapi juga bisa mendapatkan pelayanan keramahan dari karyawan di restoran.

Selain itu, dia juga mengurus hak paten nama Raja Konro Daeng Naba. Ini dilakukan untuk mempersiapkan usahanya memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Lalu dari sisi permodalan pun, Ikhsan telah menjalin kerjasama dan terbuka bagi investor yang ingin bekerja sama dengan dirinya.

Menurutnya, ini penting untuk mengembangkan sektor kuliner lokal di negeri sendiri. Sebab, selama ini, sebagai Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan melihat perkembangan UMKM di Indonesia terkendala oleh salah satu yang paling penting adalah tentang permodalan. Oleh karena itu, Ikhsan mengharapkan, pemerintah bisa memberi bunga ringan bagi pelaku UKM untuk mengembangkan usaha. Dengan begitu, biaya produksi akan menjadi lebih rendah dan UMKM akan lebih siap berkompetisi memasuki pasar Indonesia yang besar.

Juga, akses pasar dan masalah perizinan masih akan menjadi persoalan utama yang akan dihadapi oleh para UMKM pada saat MEA tiba. Ikhsan belum berniat untuk mengembangkan usaha ke luar negeri.

Sebab Ikhsan optimistis Indonesia ke depan bakal memiliki kekuatan dengan besarnya populasi manusia yang bisa menjadi potensi pasar.  Itu sebabnya, dia bertekad untuk terus membesarkan restoran miliknya di dalam negeri agar dapat menarik masuk para wisatawan asing ke Indonesia.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×