kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.552   -12,00   -0,07%
  • IDX 6.845   17,22   0,25%
  • KOMPAS100 989   0,80   0,08%
  • LQ45 766   2,60   0,34%
  • ISSI 219   0,42   0,19%
  • IDX30 397   1,64   0,41%
  • IDXHIDIV20 467   0,80   0,17%
  • IDX80 112   0,37   0,33%
  • IDXV30 115   0,32   0,28%
  • IDXQ30 129   0,41   0,31%

Ikrar berjaya di bisnis alat musik tradisional (1)


Jumat, 27 September 2013 / 13:43 WIB
Ikrar berjaya di bisnis alat musik tradisional (1)
ILUSTRASI. A 3D printed Facebook's new rebrand logo Meta and Facebook logo are placed on laptop keyboard in this illustration taken on November 2, 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

Kalau kebanyakan anak muda antipati dengan hal-hal yang berbau tradisional, tidak demikian dengan Ikrar Mallarangeng (27). Sejak usianya masih 20-an tahun, Ikrar sudah menyenangi kesenian tradisional. Kini, ia sukses memproduksi alat-alat musik tradisional, seperti kecapi, suling, dan gendang.

Perjalanan wirausaha Ikrar dimulai saat ia bergabung dengan sanggar kesenian Barugayya di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pada medio 2007, sanggar tersebut hendak tampil di Kabupaten Soppeng, Sulsel.

Namun, Ikrar dan teman-teman sanggarnya kesulitan membeli alat musik kecapi untuk mendukung pentas seninya. “Dari situ saya sadar bahwa saat ini sangat sulit menemui orang yang masih peduli melestarikan alat-alat musik tradisional,” tuturnya. Karena tidak menemukan penjual alat musik kecapi, Ikrar pun meminjam dari salah satu kenalannya.

Pengalaman susahnya mencari alat musik kecapi mendorongnya untuk memproduksi alat musik petik itu. Ia pun mulai belajar cara bagaimana membuat alat musik berbentuk kapal phinisi yang merupakan warisan budaya Makassar tersebut.

“Awalnya saya hanya memproduksi khusus untuk sanggar Baruggayya, tapi tidak berapa lama saya memutuskan untuk menjual kecapi yang saya buat,” ungkapnya.

Maka sejak 2008, Ikrar memulai bisnis alat-alat musik tradisional. Satu buah kecapi buatannya dihargai Rp 500.000 – Rp 1 juta. Sementara kecapi ukiran dijual mulai dari harga Rp 3 juta.
Selain alat musik, Ikrar juga memproduksi suvenir berbentuk alat musik, termasuk kecapi yang dijual mulai Rp 80.000 – Rp 150.000 per buah.

Adapun alat musik lainnya, seperti suling dijual Rp 8.000 per buah. Untuk gendang dibanderol mulai Rp 4 juta per buah. “Saya juga pernah dapat pesanan membuat kecapi dalam bentuk prasasti dan piala yang dijual Rp 7 juta per buah,” kata dia.

Konsumen alat musik tradisional produksi Ikrar beragam, mulai dari siswa sekolah hingga seniman. Selain Maros dan daerah lain di Sulawesi Selatan, Ikrar juga punya langganan di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Bahkan, Ikrar sering mengirimkan produksi alat musik tradisional ke beberapa negara, seperti Jepang, Australia, Shanghai, Ceko, hingga Amerika Serikat.

Dari puluhan alat musik dan suvenir yang ia produksi, Ikrar bisa mengantongi omzet Rp 60 juta – Rp 100 juta per bulan.

Berkat keberhasilannya mengembangkan bisnis kecapi, Ikrar diganjar penghargaan Wirausahawan Muda Mandiri pada 2009. Padahal, ia mengaku sering ditertawakan rekan sebaya karena bisnis ini. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×