kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

ImpacttoBuild Hadirkan Program Inkubasi bagi Pendiri Startup Tahap Awal


Rabu, 29 Juni 2022 / 22:23 WIB
ImpacttoBuild Hadirkan Program Inkubasi bagi Pendiri Startup Tahap Awal
ILUSTRASI. ImpacttoBuild Hadirkan Program Inkubasi bagi Pendiri Startup Tahap Awal.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Faktor utama yang dinilai menentukan sukses atau tidaknya sebuah startup adalah product-market fit (PMF). Sebuah startup dapat dikatakan memiliki PMF ketika produk mereka bisa menjadi solusi yang tepat terhadap target pasar yang dipilih. 

Pencapaian PMF merupakan proses yang berkelanjutan, dengan tujuan para pengguna bisa menggunakan produk startup sebagai sebuah kebutuhan dan keharusan. Tanpa mencapai tahap PMF, startup kemungkinan besar akan kesulitan melanjutkan operasinya.

Menurut data Startup Genome tahun 2019, 9 dari 10 startup di dunia gagal menghasilkan keuntungan dan akhirnya bangkrut. Mayoritas umur perusahaan rintisan (70%) mentok pada usia sepuluh tahun. Sebanyak 50% gagal di tahun kelima, 30% gagal di tahun kedua, dan 10% bubar pada tahun pertama. Alasan utama kegagalan ini (34%) adalah tidak tercapainya product-market fit. 

Untuk bisa bertahan lama, startup ditantang untuk tidak hanya memahami dan mengidentifikasi masalah yang ada, namun bisa merancang pemecahan masalah menjadi fitur atau produk/jasa yang efektif. PMF kerap menjadi tantangan pada startup tahap awal, karena banyak pendiri startup yang membutuhkan practical knowledge dalam memahami masalah nyata dan membangun fitur yang tepat sasaran. 

Baca Juga: Fresh Factory Dapat Pendanaan Awal US$ 4,5 Juta yang Dipimpin East Ventures

Hal inilah yang melatarbelakangi pendirian ImpacttoBuild, sebuah program inkubasi yang dibentuk oleh platform startup kolektif Impactto. Misi utamanya adalah membantu startup -startup tahap awal (early-stage) dalam proses mencapai PMF. 

Berbeda dari program inkubasi pada umumnya yang memberikan kurikulum seragam untuk semua peserta, ImpacttoBuild fokus menggali dan mendiagnosa pain points masing-masing startup untuk merancang kurikulum yang terpersonalisasi serta sesuai kebutuhan startup terpilih. 

Program ImpacttoBuild Batch pertama telah melakukan seleksi dan memilih 20 startup yang sedang dalam proses diagnosis data traction dan pain points. Sesi diagnosis ini bertujuan untuk mendalami tantangan yang dihadapi startup peserta dan bagaimana kemajuan tim dalam perancangan solusinya.  

Selanjutnya, 5 startup dari 20 startup akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif dan terarah melalui proses 1-on-1 coaching sessions dengan coach Impactto dan Impactto Partner and Team. Mereka juga akan mendapatkan tech support dari program ImpacttoBuild. Coach-coach yang dihadirkan berasal dari kalangan startup -startup  yang sudah terbukti menemukan masalah dan solusi yang tepat untuk pasar masing-masing, seperti Sociolla, Halodoc, Xendit, HappyFresh, Tiket.com, dan SIRCLO.

Setelah menuntaskan pelatihan tersebut, kelima startup akan membagikan profil, pengalaman, serta pertumbuhan yang dialami selama program di acara puncak ImpactDay, yang akan tayang secara live di akun youtube Impactto.

Baca Juga: Sinar Mas Land & Afiliasi Bentuk Investment Arm Living Lab Ventures untuk Akselerasi

“Impactto percaya masih ada banyak miskonsepsi di dunia startup, misalnya founders yang belum memiliki practical knowledge dalam membangun startup , belum memiliki product roadmap konkrit, hanya berfokus pada penggalangan dana tanpa proyeksi yang jelas, dan banyak lagi. Hal-hal ini merupakan musuh (foe) yang harus diatasi bersama," ungkap Ariance Valentina, Associate Impactto & Program Manager ImpacttoBuild dalam keterangannya, Rabu (29/6). 

"Itulah kenapa kami menyuarakan semangat #GoWithTheFoe, dimana kami ingin mendampingi setiap startup untuk ‘menyukai’ masalah, fokus pada pengguna, menciptakan solusi yang dibutuhkan khalayak luas, dan punya strategi solid dalam mencapai profitabilitas. Mindset yang tepat akan menjadi kunci dalam memicu inovasi dan mendukung para founders untuk meraih PMF dan menyukseskan bisnis mereka,” lanjut dia.

Untuk menyukseskan program ini, Impactto sendiri bekerja sama dengan beragam Innovation Partner. Mereka adalah mitra inovasi dengan visi yang sejalan dengan program ImpacttoBuild, yakni untuk membantu para startup tahap awal mendapatkan PMF agar dapat berkembang lebih pesat dan secara berkelanjutan (sustainable). Saat ini para Innovation Partner dari ImpacttoBuild adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, Midtrans, WGSHub, dan Panasonic.

Masing-masing Innovation Partner memiliki perannya sendiri dalam menyediakan dukungan bagi peserta.

“Misalnya, partner kami WGSHub berupaya membantu startup tahap awal dengan cara menyalurkan talenta ahli teknologi yang nantinya dapat membantu proses pembangunan produk/teknologi. Tidak hanya itu, Midtrans sebagai payment gateway, dapat membantu menyediakan solusi pembayaran digital yang bisa mengakselerasi sistem finansial mereka,” tambah Ariance.

Di batch pertama tahun 2022, ada 20 startup yang telah terpilih untuk dapat mengikuti Exclusive Group Coaching yaitu Krealogi, Mindtera, Depatu, Citcall, Shafiq, Paidbaq, Arsitag, Minapoli, Chatat.id, NOBI, Automa, AFIN by Amiga, Framework Hospitality Management (Alterstay), Alteacare, Kukerja, DotX, Sustaination, Paw.id, Sekitar, dan Midas.

Nantinya, semua startup yang mengikuti ImpacttoBuild juga akan tergabung di ImpacctoCollective, platform dan wadah berkumpul bagi praktisi startup se-Indonesia untuk saling berbagi ilmu dan best practices. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×