Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Havid Vebri
Kota Makassar memiliki banyak tempat wisata pantai yang sudah populer menjadi destinasi turis jika bertandang ke tempat ini. Sebut saja salah satunya Pantai Losari yang berlokasi di sebelah barat Kota Makassar.
Jika sudah puas menikmati keindahan alam di pantai ini, Anda bisa menyambangi sentra penjualan perhiasan emas yang terletak tidak jauh dari situ. Tepatnya di Jalan Somba Opu, Kelurahan Maloku, Makassar.
Sekitar sepanjang 1 kilometer (km), berjajar sekitar lima puluh toko emas di situ. Kebanyakan pedagang emas di sentra ini merupakan keturunan etnis Tionghoa. Pada emperan toko, tampak juga puluhan etalase kecil milik para tukang timbang atau pembeli emas.
Biasanya, tukang timbang ini membeli emas dari orang-orang yang tidak mau menjual emasnya di toko, atau emas yang mereka miliki tidak diterima toko. Selain itu, para tukang timbang ini juga bisa memperbaiki perhiasan yang rusak.
Sepanjang Jalan Somba Opu ini juga diselingi dengan toko-toko kerajinan atau oleh-oleh yang menjajakan aneka kerajinan tangan maupun makanan khas Sulawesi Selatan.
Menurut para pedagang di sini, tempat ini sudah lebih dari 40 tahun menjadi sentra penjualan emas di kota Makassar dan sekaligus sebagai sentra oleh-oleh. Awalnya, kebanyakan toko masih berbentuk kios dan bangunan tua.
Saat KONTAN menyambangi tempat ini beberapa waktu yang lalu, suasana sentra ini cukup ramai. Para pengunjung tampak sedang melihat-lihat perhiasan, mencoba, menanyakan harga hingga menawar harga pada penjaga toko.
Karsono (56 tahun), salah satu pemilik toko mas di sentra ini mengaku telah berjualan emas sejak 10 tahun lalu. “Sebelumnya, saya bekerjasama dengan orang. Setelah punya modal dan mengerti bisnis, akhirnya buka toko sendiri,” kata dia.
Karsono hanya menjual emas 22 karat dan 23 karat dengan aneka ragam bentuk, mulai cincin, kalung, anting, dan gelang. “Kalau emas 24 karat tidak terlalu laku di sini. Tapi kalau ada yang pesan, baru saya buatkan,” kata dia.
Harga emas 22 karat dibanderol sekitar Rp 400.000-an per gram, sedangkan harga emas 23 karat dijual sekitar Rp 500.000-an per gram. Karsono bilang, tiap bulan bisa meraup omzet rata-rata Rp 40 juta hingga Rp 50 juta.
Adapun, Heri (60 tahun), penjual emas lainnya di sentra ini mengaku sudah berjualan emas sejak tahun 1970 di sentra tersebut. Dia lahir dan besar di wilayah ini. “Toko ini sekaligus rumah saya dan sebelumnya bapak saya yang merintis usaha ini,” kata Heri.
Heri bercerita, kebanyakan pembeli yang datang ke tokonya berasal dari luar kota yang sedang berkunjung untuk membeli oleh-oleh. Setiap bulan, ia bisa meraup omzet hingga lebih dari Rp 100 juta.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News