kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia lepas ekspor briket tempurung kelapa ke Arab Saudi dan Jordania


Selasa, 01 Juni 2021 / 16:39 WIB
Indonesia lepas ekspor briket tempurung kelapa ke Arab Saudi dan Jordania
Menkop UKM Teten Masduki melepas ekspor briket tempurung kelapa ke Arab Saudi dan Jordania.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melepas ekspor briket tempurung kelapa ke Arab Saudi dan Jordania dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Ekspor sebanyak tiga kontainer dari CV Coconut Internasional Indonesia tersebut bernilai US$ 35.000 per kontainer. Teten mengatakan, ekspor briket merupakan salah satu potensi ekspor UMKM karena pasarnya ada di seluruh dunia.

"Ekspor briket ini harus didukung dari sisi pembiayaan dan pendampingan agar volumenya terus meningkat," kata Teten dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (1/6).

Potensi ekspor UMKM dinilai sangat besar apabila tiap daerah bisa fokus pada produk-produk unggulan UMKM yang hendak dikembangkan. Seperti Sulawesi Selatan yang memiliki banyak produk unggulan mulai dari produk kelautan, pertanian, kopi, dan kakao.

"Jika tiap daerah bisa melakukan identifikasi produk unggulan dan secara serius melakukan pendampingan bagi tiap UMKM, ekspor akan meningkat," kata Teten.

Untuk mendorong ekspor UMKM, Teten menegaskan perlu sinergi semua pihak, mulai dari perbankan lewat Himbara, Pemda, BUMN, dan pemerintah pusat. Saat ini, ekspor UMKM masih 14% dari volume ekspor nasional dan ditargetkan mencapai 17 persen pada 2024.

Baca Juga: KemenkopUKM targetkan kontribusi koperasi produksi terhadap PDB jadi 5,5% di 2024

Kementerian Koperasi dan UKM akan terus mempersiapkan ekosistem yang mendukung UMKM go global. Langkah tersebut dilakukan mulai dengan pembinaan UMKM lewat pendampingan model inkubasi. Teten menyebut, pendampingan dilakukan secara profesional mulai dari peningkatan produksi, kurasi sampai dapat sertifikasi yang dibutuhkan di negara tujuan ekspor.

Selain itu, Tetem juga mendorong perbankan menyalurkan pembiayaan bagi UMKM dengan porsi yang lebih besar. Penyaluran kredit dari perbankan kepada UMKM baru mencapai 19,8%.

Jumlah ini masih sangat rendah dari porsi kredit ideal 30% kepada UMKM. Maka diharapkan perbankan dapat mengubah pendekatan penyaluran kredit dari pendekatan aset ke cashflow. Teten sangat mengharapkan tidak ada UMKM yang terganjal pembiayaan untuk meningkatkan produksi dan ekspor.

"Bank harus berubah, untuk menyalurkan kredit jangan lagi hanya mengutamakan pendekatan aset lihat juga track record cashflow. Buat apa aset banyak kalau cashflow rendah," ujarnya.

Pemilik CV Coconut Internasional Indonesia Asriani mengatakan, permintaan ekspor briket ke Timur Tengah mencapai 10 sampai 20 kontainer per bulan. Akan tetapi, perusahaan hanya bisa memenuhi 3 sampai 5 kontainer per bulan karena terkendala modal kerja.

"Kami sebenarnya bisa meningkatkan produksi 5 kali lipat, kapasitas mesin bisa memproduksi hingga 2 kontainer per hari. Akan tetapi, kami belum bisa mewujudkannya karena modal usaha terbatas," kata Asriani.

Asriani mengatakan perusahaan mendapatkan bahan baku briket tempurung kelapa dari 15 kelompok tani. Tiap kelompok tani beranggotakan 15 orang petani.

Selanjutnya: Gandeng MBN, KemenkopUKM genjot kontribusi UMKM di tingkat global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×